Properti Pasti Naik, Mitos atau Fakta?
SB30 – Sahabat entrepreneur, salam hebat luar biasa! Selamat datang kembali di channel Success Before 30 yang membahas tentang pengembangan diri, motivasi, edukasi finansial, level up podcast, business inspiring, serta konten vlog balancing life.
Pada kesempatan kali ini, saya akan kembali ke topik 3 Cara Menabung yang kontennya pernah saya buat beberapa tahun yang lalu dan sudah mendapatkan jutaan views. Silahkan anda tonton video tersebut.
Salah satu cara menabung yang saya anjurkan adalah menabung properti. Saya memang jarang membahas tentang investment di properti. Namun kali ini, saya akan kembali membahas apakah bisnis ini time to buy, terutama di masa pandemi seperti ini.
Sekarang, kuncinya yang paling penting adalah properti ini pasti naik. Apakah ini mitos, atau fakta?
Ada beberapa faktor penyebab naik turunnya harga sebuah properti. Namun sebelumnya, silahkan anda baca buku Success Before 30 karangan saya sendiri, di mana saya juga membahas topik tersebut di bab 2 tentang alat. Khususnya di pembahasan “Bagaimana Cara Membeli Apapun yang Anda Inginkan” dan “Memilih Peluang Terbaik dari yang Terbaik” di halaman 101.
Hal ini tentunya juga mendasari pembahasan di topik saya kali ini, karena hal itu akan menentukan dasar berpikir anda untuk menentukan investment di properti.
1. Macro ekonomi
Jadi poin yang pertama, faktor penyebab naik turunnya harga adalah macro ekonomi. Maksudnya apa? Yakni kondisi ekonomi saat ini di saat pandemi. Harga hampir semua lini properti pasti diskon besar-besaran.
Apakah daya beli masyarakat meningkat atau menurun? Pasti menurun. Karena di saat pandemi seperti ini, banyak orang kesulitan dalam cashflow sehingga mereka terpaksa harus melego propertinya dengan harga yang miring supaya dapat terjual dengan cepat.
Pembangunan mengalami perkembangan atau tidak?
Kemudian, pembangunan mengalami perkembangan atau tidak? Macro ekonomi di era pak Jokowi ini jelas selalu melakukan pembangunan dan pembangunan, namun sedikit terhenti karena dana habis untuk menanggulangi covid.
Saya dengar dari Menteri Keuangan Sri Mulyani, Indonesia sudah menghabiskan dana ribuan triliun untuk dana Covid-19. Entah untuk vaksin, penanganan satgas, dan lain-lain. Tentunya hampir semua negara juga mengalami kesulitan yang sama.
Oleh sebab itu, makro ekonomi ini sangat berpengaruh pada properti. Menurut saya, justru saat ini properti lagi jatuh-jatuhnya. Jika diibaratkan jam 12 sampai jam 6, harga properti saat ini sedang berada di angka 6.
Setelah pandemi ini selesai, apakah harga properti pasti naik? Ya, harganya pasti akan merangkak naik.
2. Lokasi
Kemudian poin yang kedua adalah lokasi. Mengapa lokasi sangat menentukan harga properti? Karena lokasi yang menentukan area tersebut strategis atau tidak.
Tentu harganya akan berbeda jika anda membeli tanah yang tidak ada akses jalan ke sana. Namun apabila anda bisa meramalkan bahwa lokasi tersebut nantinya akan berkembang pesat, bakal ada akses jalan raya, maka hal itu juga akan menentukan harga properti tersebut.
3. Suku bunga bank
Kemudian yang ketiga adalah suku bunga bank. Apakah anda membeli properti itu di saat harga tinggi atau tidak? Kita tahu bahwa suku bunga bank itu semakin lama akan semakin kecil. Oleh sebab itu, saya akan jelaskan satu per satu.
Macro ekonomi itu artinya ketika ekonomi mengalami pertumbuhan dengan sangat cepat seperti pembangunan masif, maka angka pengangguran turun dan pendapatan masyarakat meningkat, maka otomatis yang akan terjadi adalah daya beli masyarakat juga meningkat.
Permintaan properti yang juga ikut meningkat akan membuat harga properti tersebut juga nai. Jadi apabila ada permintaan properti di sebuah lokasi di suatu daerah, kemudian harga properti tersebut meningkat tajam, dan daya beli masyarakat juga meningkat, maka itu artinya kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut sedang meningkat.
Entah itu karena ada industri baru, entah karena ada wahana wisata baru atau mall baru yang menyerap tenaga kerja banyak, maka daya beli di daerah tersebut juga pasti akan meningkat. Secara otomatis, harga properti di daerah tersebut juga pasti akan ikut meningkat. Itulah sebabnya faktor macro ekonomi sangat menentukan.
Contoh, saya juga pernah memiliki properti berupa lahan sekian hektar di pinggir jalan, di Sulawesi Utara. Saya sudah berinvestasi ke properti tersebut sekitar 14 tahun yang lalu. Waktu itu saya membelinya karena saya melihat bahwa prospek ke depannya harganya pasti akan meningkat.
Siapa sangka 14 tahun kemudian, harga properti tersebut naik sekitar 10 sampai 15 kali lipat. Dan itu baru secara capital gain saja.
Mengapa bisa demikian? Karena daerah tersebut saat ini dekat dengan area ekonomi khusus.
Di pemerintahan Pak Jokowi itu ada 5 destinasi super prioritas. Yakni ada di Mandalika, Likupang, Labuan Bajo, Borobudur serta Danau Toba. 5 destinasi super prioritas tersebut dekarang berada di bawah pengelolaan Kemenparekraf, Bapak Sandiaga Uno.
Fokus Indonesia memang ke arah sana, bukan hanya fokus di Bali saja karena saat ini Indonesia memiliki 5 destinasi super prioritas. Lokasi yang sangat strategis ini menjadikan macro ekonomi sangat berpengaruh terhadap harga properti.
Kemudian yang kedua adalah lokasi. Jika lokasinya strategis, maka properti milik anda akan dilirik oleh pembeli. Contohnya dekat dengan bandara, dekat dengan pusat perbelanjaan, transportasi mudah dikases, banyak tempat umum seperti sekolah dan kampus, maka sudah pasti akan diburu orang. otomatis, traffic dan perekonomian di sana juga akan meningkatkan daya tarik properti yang ada di lokasi tersebut.
Lalu yang ketiga adalah suku bunga. Jika suku bunga yang anda ambil adalah KPR, maka ketika suku bunga meningkat, harga properti tetap stabil.
Sebaliknya jika yang membeli rumah sedikit, maka suku bunga akan menurun agar permintaan tidak anjlok alias sebagai stimulus. Intinya, sama seperti gelembung. Jika ditiup dengan keras, maka dapat meletus dengan mudah.
Properti ini juga rawan dengan skema bubble. Misalkan anda membeli banyak properti untuk invest dan bukan untuk ditempati, itu juga tidak sehat. Solusinya bagaimana?
Di sini ada 4 tips berinvestasi di properti :
Yang pertama, belilah properti yang berpotensi penduduknya bertumbuh meskipun masih terlihat sepi. Jika kawasan ekonomi khusus, pasti penyerapan tenaga kerja di daerah tersebut akan semakin banyak.
Yang kedua, ada rencana pembangunan akses seperti jalan tol dan kereta. Contoh, saat ini sudah banyak orang yang invest di Penajam Paser Utara yang merupakan calon ibukota baru kita yang diberi nama Nusantara.
Sangking hebohnya, kemarin juga ada beberapa berita viral yang menghina suku di Kalimantan karena lokasi itu disebut tempat jin buang anak. Namun intinya, harga properti di sana cepat atau lambat pasti akan naik karena bakal dekat dengan ibukota.
Yang ketiga, belilah ketika suku bunga acuan rendah dan harga properti turun seperti saat pandemi, krisis dan down trend.
Lalu yang keempat, carilah penjual yang sedang butuh uang.
Sahabat entrepreneur, demikian pembahasan saya terkait 4 tips berinvestasi di properti, dan nantikan konten saya berikutnya. Silahkan anda sebutkan topik pembahasan tentang poroperti seperti apa yang anda inginkan? Nanti saya akan buatkan kontennya beserta pakarnya. Kalau perlu, saya akan buat konten langsung dengan developernya.
Semoga topik kali ini bisa menginspirasi anda dan bermanfaat untuk anda. Silahkan anda share pada teman-teman anda. Tentunya, ada banyak orang yang dapat terbantu melalui edukasi sedehana seperti ini. Mungkin mereka tidak mendapatkan pelajaran ini dari orang tuanya, namun mereka justru mendapatkannya dari channel ini. Untuk lebih lengkapnya, anda bisa baca di buku saya ‘Success Before 30’.
Semoga video kali bermanfaat. Sukses selalu, dan salam hebat luar biasa!!