5 Cara Berhemat yang Benar
SB30 – Sahabat entrepreneur, salam hebat luar biasa! Selamat datang di channel Success Before 30. Pada kesempatan kali ini, saya kembali membahas tentang topik finansial, khususnya cara berhemat. Tentunya, pelit dan hemat itu perupakan dua hal yang berbeda.
Silahkan anda lihat di video saya sebelumnya yang berjudul “Apa Bedanya Hemat dan Pelit?” agar anda bisa membedakan antara hemat dan pelit. Namun kali ini, saya berbicara tentang ‘hemat’.
Jadi pada video kali ini, saya akan membahas tentang “5 Cara Berhemat yang Benar”.
Bicara soal hemat, tentu sangat berbda dengan pelit. Definisi pelit itu adalah ketika uang yang seharusnya anda keluarkan, akan tetapi anda tidak mau melakukannya.
Contohnya ketika sudah waktunya anda mengganti sarana dan prasarana kantor, akan tetapi anda masih saja tetap memakai yang lama. Itulah yang disebut pelit.
Sedangkan hemat itu ketik ada uang yang memang harus ia keluarkan, maka ia tidak akan ragu. Kalau memang sudah saatnya ganti, ia akan menggantinya.
Namun bedanya, orang hemat itu apabila anda sesuatu yang tidak perlu, maka ia juga tidak akan mengeluarkan uang untuk itu. Sedangkan orang pelit, perlu ataupun tidak dia tidak akan mau mengeluarkan uangnya.
Jadi, anda harus tahu bedanya definisi hemat dan pelit.
1. Ketika gajian, pisahkan pengeluaran dan pendapatan
Yang pertama, definisi hemat yang benar ini saya sadur dari buku Success Before 30. Saya sarankan anda untuk membaca halaman ke 51 tentang mindset : apa bedanya pedagang dengan pengusaha?
Pembahasannya disini sangat detail dan ada hubungannya dengan topik kali ini.
Jadi cara berhemat yang pertama adalah ketika gajian, pisahkan pengeluaran dan pendapatan.
Saya selalu mengajarkan anda untuk membuat 3 jenis rekening yang berbeda. Rekening untuk bisnis atau pekerjaan sendiri, rekening tabungan sendiri, dan rekening pengeluaran rumah tangga sendiri.
Apabila anda memiliki tiga ‘pos’ yang berbeda, niscaya keuangan rumah tangga anda tidak akan amburadul. Berapapun gaji anda, pasti bisa saving dan aman. Jadi, anda harus bisa pisahkan dan sisihkan.
Dengan demikian, uang yang sudah masuk ke dalam rekening tabungan tidak boleh anda pakai. Cukup tidak cukup, anda harus mengelolanya dengan baik.
Yang selalu menjadi masalah kita adalah uang untuk kerja/bisnis, uang sekolah, pengeluaran dan jajan juga jadi satu. Bahkan, uang yang seharusnya digunakan untuk perputaran usaha juga anda jadikan satu. Itulah yang justru menjadi masalah.
2. Prioritaskan kebutuhan daripada keinginan
Kemudian cara yang kedua adalah prioritaskan kebutuhan daripada keinginan. Semua manusia pasti punya keinginan.
Saya pengen ganti Iphone!
Saya pengen ganti mobil!
Saya pengen punya rumah!
Tapi, anda butuh gak?
Jika anda butuh dalam waktu dekat, maka kebutuhan itulah yang harus anda atasi lebih dulu. Saya juga sudah pernah mengajarkan di buku saya di halaman 51. Yaitu tentang apa bedanya pedagang dengan pengusaha, serta apa bedanya orang kaya dengan orang sukses?
Perbedaannya sangat jelas sekali. Salah satunya adalah anda tahu mana yang kebutuhan dan mana yang termasuk keinginan, sehingga anda prioritaskan kebutuhan lebih dulu. Begitulah cara berhemat yang benar.
Boleh beli Iphone gak sih pak? Boleh saja. Tetapi, apakah anda membutuhkannya? Jika anda membelinya hanya untuk bergaya, untuk konten, sedangkan anda tidak mendapatkan pemasukan apa-apa dari handphone tersebut, itu namanya anda hanya mengutamakan gengsi.
Anda hanya membeli gengsi, bukan fungsi.
Saya selalu katakan, belilah fungsi. Jika fungsi handphone tersebut hanya untuk telepon dan anda tidak main social media, maka untuk apa anda membeli Iphone?
Namun apabila memang anda memiliki kebutuhan handphone canggih untuk membuat konten yang menarik dan anda mendapatkan penghasilan dari konten tersebut, maka tidak ada salahnya berinvestasi di handphone. Jika perlu, belilah Iphone yang terbaik karena hasil kameranya juga sangat berkualitas. Tak ada masalah.
Namun jika anda invest ke handphone sedangkan social media anda tidak menghasilkan uang alias hanya untuk pamer ke teman-teman anda, itu namanya BODOH.
3. Mencatat keluar masuknya uang sedetail mungkin
Kemudian cara yang ketiga adalah mencatat keluar masuknya uang sedetail mungkin. Ini sangat penting sekali. Anda juga bisa memakai aplikasi. Intinya, anda harus tahu cashflow atau keluar masuknya uang anda itu larinya kemana saja.
Apakah ini uang untuk bisnis, untuk keperluan rumah tangga, semuanya harus jelas. Begitulah cara berhemat yang benar. Jika perlu, anda bisa mencatatnya.
4. Buat rekening tabungan terpisah
Kemudian cara yang keempat adalah buat rekening tabungan terpisah. Sebelumya saya sudah membahas tentang 3 rekening tabungan berbeda.
Uang untuk kerja sendiri, uang untuk keperluan rumah tangga sendiri, serta untuk tabungan sendiri.
5. Buat gaya hidup seminimalis mungkin
Kemudian cara yang kelima adalah buat gaya hidup seminimalis mungkin.
“Pak Chandra, di media sosial itu ada banyak konten pamer kemewahan”.
Terkadang, menurut saya itu merupakan strategi. Mereka sengaja pamer kemewahan supaya dihujat netizen, terlihat sebagai orang yang kaya raya dan membuat netizen emosi ketika melihat kontennya.
Mereka sengaja membuat konten yang membuat netizen kesal, sehingga traffic dan engagementnya menjadi tinggi. Itu hanyalah strategi konten dengan cara memancing kemarahan orang.
Namun, apakah daily life mereka benar-benar seperti itu? Bisa jadi tidak. Mungkin saja gaya hidupnya justru seminimalis mungkin. Jadi, konten dan real life mereka itu bisa saja berbeda.
Kalau saya pribadi, saya lebih suka hidup sederhana. Teman-teman terdekat saya tahu bahwa saya suka makan di pinggir jalan. Karena menurut saya, the best food is kaki lima’s food. Makanan yang dijual oleh pedagang kaki lima itu menurut saya yang terbaik dari segi rasa dan segi harga. Karena yang terpenting kita itu nutrisinya tercukupi, selesai.
Apakah pak Chandra tidak pernah makan di hotel bintang lima? Sering.
Apakah pak Chandra tidak pernah makan dari room service hotel? Pernah juga, namun jika waktunya mendesak saja.
Lalu, mengapa saya lebih memilih hidup sederhana? Sedangkan menjadi orang kaya dan orang sederhana itu adalah dua hal yang berbeda.
Disini saya akan menjelaskan bahwa menjadi kaya itu harus, menjadi miliarder itu harus, menjadi orang sukses itu harus. Yang tidak harus itu adalah gaya hidupnya. Yang harus adalah sikap sederhana. Jadi high profit, tapi low profile. Anda harus selalu memiliki prinsip seperti itu. Bukan pamer lain ke orang yang nomor satu. Kalau prinsip saya seperti itu, namun setiap orang punya pilihannya masing-masing.
Sahabat entrepreneur, demikian pembahasan kali ini. Semoga topik kali ini bisa menginspirasi anda dan bermanfaat untuk anda.
Silahkan anda share pada teman-teman anda. Mungkin mereka tidak mendapatkan pelajaran ini dari orang tuanya, namun mereka justru mendapatkannya dari channel ini. Untuk lebih lengkapnya, anda bisa baca di buku saya ‘Success Before 30’.
Semoga video kali bermanfaat. Sukses selalu, dan salam hebat luar biasa!!