SELURUH ALUR CERITA Perusahaan APPLE dan STEVE JOBS Sang PENEMU iPhone
SB30 – Sahabat entrepreneur, salam hebat luar biasa! Selamat datang di channel Success Before 30. Pada kesempatan kali ini, kita kembali lagi ke segmen “Secangkir Kopi Bagi Jiwamu”.
Di topik kali ini, saya akan menceritakan tentang sebuah kisah inspiratif yang tentu anda nantikan. Segmen ini dibuat dengan tujuan apabila anda tidak sempat membaca buku, maka tidak ada salahnya jika anda menonton video ini. karena topik yang saya bahas adalah rangkuman dari buku tentang orang-orang sukses yang pasti akan menginspirasi anda.
Bicara tentang penyegaran jiwa, tentu bagi anda yang merasa hidup anda melelahkan, mental anda sedang lemah, anda merasa hidup anda tidak ada arah dan tujuan, saya rasa video kali ini bisa menjadi sebuah solusi bagi anda.
Sahabat entrepreneur, kali ini saya akan menceritakan sebuah kisah tentang penemu produk Apple seperti Iphone dan Ipad. Tentunya anda juga sudah tidak asing dengan Pixar, yakni perusahaan yang berhasil menciptakan animasi terbaik di dunia seperti Toy Story, Cars, dan lain-lain.
Semua itu merupakan hasil jerih payah dari seseorang yang bernama Steve Jobs. Beliau merupakan founder Apple, Executive officer di Pixar animation studio, dan juga direktur Walt Disney company.
Namun siapa sangka, beliau memiliki masa muda yang sangat kelam. Steve Jobs lahir di San Fransisco pada tanggal 24 Februari 1955 dari seorang ayah bernama Abdulfattah Jhon Jandali dan ibu kandungnya yang bernama Joanne Simpson Schieble.
Akan tetapi Steve Jobs pada akhirnya diadopsi oleh pasangan suami istri Paul & Clara Jobs. Bayangkan saja, seorang Steve Jobs yang diadopsi sejak kecil dan tidak pernah tahu wajah ayah dan ibu kandungnya ketika masih kecil rupanya bisa menjadi seseorang yang bisa membawa pengaruh besar kepada dunia.
Di masa kecilnya, Jobs bersekolah di Cupertino Junior High School dan Homestead High School di Cupertino, California. Setiap pulang sekolah, ia sering bermain ke perusahaan Hewlett Packard company. Yakni sebuah perusahaan teknologi besar. Ia kemudian bekerja di sana bersama dengan sahabat karibnya, yaitu Steve Wozniak sebagai karyawan musim panas di masa SMA’nya.
Pada tahun 1972, Jobs lulus dari SMA dan mendaftar ke Reed College di Portland, Oregon. Meskipun ia keluar setelah satu semester, ia tetap melanjutkan audit kelasnya di Reed, seperti kelas kaligrafi.
Jobs setiap harinya tidur di lantai kamar temannya, mengembalikan botol-botol Coca Cola demi mendapatkan uang dan mendapatkan makanan gratis mingguan di wihara Hare Krishna setempat.
Jobs kemudian berkata, “Jika aku tidak menghadiri kuliah tunggal di perguruan tinggi itu, maka Mac tidak akan memiliki beragam huruf cetak ataupun huruf dengan spasi yang sejajar”.
Pada musim gugur 1974, Jobs kembali ke California dan mulai menghadiri petemuan Homebrew Computer Club bersama Wozniak. Ia mengambil pekerjaan sebagai teknisi di Atari, sebuah perusahaan pembuat berbagai permainan video populer, dengan tujuan utama menabung uang untuk melakukan perjalanan spiritual ke India.
Jobs kemudian berangkat ke India untuk mengunjungi Neem Karoli Baba di Kainchi Ashram-nya bersama seorang teman dari Reed College yang kelak menjadi karyawan Apple pertama, Daniel Kottke untuk mencari pencerahan spiritual. Ia pulang dalam keadaan menganut agama Buddha dengan kepala tercukur dan mengenakan pakaian tradisional India.
Setelah itu, ia kembali ke pekerjaan sebelumnya di Atari dan diberikan tugas menciptakan papan sirkuit untuk permainan Breakout. Menurut pendiri Atari Nolan Bushnell, Atari menawarkan $100 untuk setiap chip yang dihapuskan di mesin ini.
Jobs yang punya sedikit pengetahuan dalam desain papan sirkuit lantas membuat persetujuan dengan Wozniak untuk membagi bonusnya sama rata jika Wozniak mampu meminimalkan jumlah chip di dalam papan sirkuit tersebut.
Atari sangat terkejut karena Wozniak mengurangi jumlah chip sebanyak 50 buah, sebuah desain yang sangat ketat sampai-sampai mustahil untuk menciptakannya kembali di jalur perakitan. Pada waktu itu, Atari memberikan uang $5000 untuk mereka. Akan tetapi, Jobs muda membohongi Wozniak bahwa Atari hanya memberi mereka $700 (bukannya $5000) dan Wozniak pun mendapat bagian $350.
Seiring berjalannya waktu, saat itu Wozniak tengah mengerjakan sebuah desain komputer rumahan. Jobs terkejut ketika mengetahui Wozniak bisa merakit komputer, dimana kala itu komputer merupakan sebuah barang yang mahal dan hanya dipakai di perusahaan-perusahaan besar saja dan masih belum ada komputer umum.
Akhirnya, Steve Jobs mengajak Wozniak untuk berkolaborasi merakit dan menjual komputer sendiri. Sampai suatu ketika, mereka berdua menghadiri sebuah pameran komputer. Di sana, Wozniak ingin mempresentasikan produk pertamanya yang diberi nama Apple one.
Seperti diketahui, Apple merupakan sebuah lambang kreativitas dari awal kehidupan.
Di saat Wozniak sedang presentasi, banyak orang yang pergi dari ruangan tersebut. Jobs dan Wozniak akhirnya pergi dari pameran tersebut dan merasa kesal karena tidak ada satupun orang yang menghargai karya mereka.
Hingga pada suatu ketika, ada seseorang yang memanggi Steve Jobs dan mengatakan bahwa ia ingin membeli komputer tersebut. Akhirnya, ia dan pembeli komputer tersebut deal dengan harga 500 Dollar per komputer.
Jobs dan Wozniak lantas kembali ke tempat usaha mereka, yakni di garasi rumah Jobs menggarap Appel One untuk dijual. Jobs kemudian merekrut tiga karyawan pertama mereka, yaitu Bill Fernandez dan rekan yang menemaninya ketika pergi ke India, yakni Daniel Kottke.
Hingga suatu ketika, Jobs dan timnya berhasil membuat komputer sebanyak 100 unit dan menjualnya ke toko komputer seharga 500 Dollar per komputer.
Setelah keberhasilan tersebut, Jobs dan timnya lanjut membuat produk kedua, yaitu Apple Two. Ketika produk tersebut sudah jadi, Jobs lantas mencari investor untuk mendanai perusahaan kecilnya, yaitu Apple. Akan tetapi, 95% orang yang ditelepon Steve menolak karena bisnis komputer rumahan saat itu belum populer.
Namun tiba-tiba ada satu investor bernama Mike Markkula datang ke garasi Steve Jobs. Mike mendengar kabar bahwa ada sebuah perusahaan komputer kecil yang nantinya akan menjadi computer revolutioner.
Ketika Mike datang, ia terkejut karena perusahaan yang ia kira perusahaan bagus, ternyata hanyalah segelintir anak muda dan sebuah garasi kecil.
Awalnya, Mike pesimis untuk berinvestasi di perusahaan Aplle. Namun, Steve yang cerdik dan selalu memiliki akal membujuk Mike untuk mau membantu dengan mendanai perusahaan kecilnya itu.
Akhirnya, Mike pun setuju untuk berinvestasi di Apple sebanyak 300 ribu Dollar.
Singkat cerita Jobs, Wozniak, Mike dan timnya pergi ke pameran teknologi dan memperlihatkan kecanggihan Apple two. Produk itu lantas menjadi primadona di pameran tersebut. Hingga pad akhirnya, banyak orang tertarik untuk membeli Apple two yang membuat Apple sebuah perusahaan terbuka dan memiliki sistem yang lebih profesional.
Di momen tersebut, Steve yang masih seperti kebanyakan anak muda lainnya berubah menjadi pribadi yang bijaksana dan lebih serius dalam menjalankan perusahaannya.
Hingga pada akhirnya, Apple terus mengalami kenaikan omzet tajam dan Steve menggarap sebuah project yang diberi nama Macintosh. Steve kembali menggaet seluruh karyawan pertamanya di Apple seperti Chris, Bill, Wozniak dan lainnya hingga Macintosh mendekati sempurna dan siap untuk dipasarkan.
Namun untuk menyempurnakan pemasaran ini, Steve merekrut seorang CEO Pepsi Corporation bernama John Sculley. Sepak terjang John Sculley di Pepsi yang sukses membuat Steve ingin merekrutnya sebagai CEO Apple company.
Steve akhirnya menemui John Sculley dan berkata, “Apakah kamu mau menjual air gula sepanjang hidupmu, atau kamu mau bekerja bersamaku dan mengubah dunia?
John lantas menerima tawaran tersebut dan singkat cerita, produk Macintosh berhasil dipasarkan. Namun naas, produk Macintosh ternyata tidak memenuhi target dan tidak begitu laku karena John Sculley diam-diam menaikkan harga Macintosh tanpa sepengetahuan Steve.
Saat itu, Steve Jobs marah besar karena harganya terlalu tinggi hingga orang-orang banyak yang merasa tidak mampu untuk membelinya.
Pada akhirnya, seluruh dewan direksi berkumpul dan mengkritik Steve Jobs pada projectnya, Macintosh karena telah menjadi project yang gagal.
Setelah mengalami kegagalan dan kerugian besar sepanjang sejarah Apple, seluruh dewan direksi dan John Sculley setuju untuk menendang Steve dari Apple.
Saat itu, Steve merasa sangat kecewa dan hancur karena ia tak pernah menyangka bahwa John Sculley, orang yang telah ia rekrut ternyata menusuknya dari belakang.
Sampai suatu hari pada saat pertemuan dewan direksi, mereka melakukan vote siapa yang akan menjalankan Apple. Rupanya, seluruh dewan direksi memilih John Sculley. Tidak ada satupun orang yang memilih Steve Jobs, termasuk Mike.
Setelah Steve Jobs resmi ditendang dari perusahaan yang telah ia rintis, kekecewaan tersebut tak membuatnya menyerah dan justru membuat perusahaan barunya yang diberi nama NeXT Computer.
Di kala Steve tidak memimpin Apple, Apple mengalami penurunan tajam hingga akhirnya saham ikut rontok. Pada akhirnya, John Sculley dipecat dari Apple. Ketika Apple sudah di ambang kebangkrutan, dewan direksi yang baru disana ingin Steve Jobs kembali ke Apple untuk menyelamatkan perusahaan tersebut.
Akhirnya, Steve berhasil kembali ke Apple sebagai CEO lagi. Kembali ke perusahaan yang ia rintis dari nol, membuat Steve kembali bersemangat mengembangkan Apple. Steve mengembalikan visi dan misi Apple yang telah menghilang.
Hingga suatu ketika, Steve merombak habis Apple dan menendang keluar Mike Markkula, sama seperti apa yang dilakukan Mike padanya dulu. Steve juga mengganti nama Apple computer menjadi Apple Inc Corporation. Dari yang tadinya hanya fokus di bidang komputer, sekarang fokus ke berbagai jenis teknologi. Ia pernah mengatakan :
“Apple adalah sekumpulan orang-orang yang awalnya dianggap gila oleh masyarakat. Namun, orang itulah yang ternyata mengubah dunia”.
Steve Jobs meninggal dunia di rumahnya pada tanggal 5 Oktober 2011 di umurnya yang ke 56 tahun akibat komplikasi kanker pankreas. Saat ini, Apple menjadi perusahaan dengan kapitalisasi pasar nomor satu terbesar di dunia sebesar 2,25 triliun US Dollar.
Steve Jobs yang terlahir sebagai anak adopsi, ditendang dari perusahaan yang telah ia rintis dari nol hingga menjadikan Apple sebesar hari ini.
Tentu ini bukanlah perjalanan yang mudah. Namun sifat cerdik dan pantang menyerah Steve Jobs yang mengantarkannya sampai sebesar sekarang.
Jadi bagi anda para sahabat entrepreneur yang sedang down, cobalah lihat apa yang dirasakan Steve Jobs dulu. Tirulah sifat dan pantang menyerah yang ia miliki.
Sahabat entrepreneur, demikian kisah inspiratif dari Steve Jobs. Semoga topik kali ini bisa menginspirasi anda dan bermanfaat untuk anda.
Silahkan anda share pada teman-teman anda. Mungkin mereka tidak mendapatkan pelajaran ini dari orang tuanya, namun mereka justru mendapatkannya dari channel ini. Untuk lebih lengkapnya, anda bisa baca di buku saya ‘Success Before 30’.
Semoga video kali bermanfaat. Sukses selalu, dan salam hebat luar biasa!!