Inilah 3 ALASAN Mengapa TEGAS Itu "HARUS"
Sahabat entrepreneur, salam hebat luar biasa!! Selamat datang di channel Success Before 30, channel yang konsisten selama 7 tahun memberikan edukasi, tips serta motivasi untuk dunia bisnis dan kehidupan agar anda bisa sukses di usia muda. Dan tentunya agar kelak ketika anda sudah berusia di atas 30 tahun, anda bisa menikmati hidup anda dengan nyaman.
Sahabat entrepreneur, apakah harga diri anda sering diinjak-injak oleh orang lain?
Apakah anda sering membantu orang lain, namun orang tersebut tidak pernah berterima kasih?
Inilah saatnya bagi anda untuk menjadi orang yang benar, karena tidak cukup jika anda hanya menjadi orang yang baik.
Di video kali ini saya akan membahas sebuah topik tentang : “Inilah 3 ALASAN Mengapa TEGAS Itu “HARUS””. Apa sajakah itu?
Anda pasti sering mengalami yang namanya uang dipinjam teman, tapi gak dibalikin.
Anda pasti sering membantu orang lain, namun orang tersebut tidak pernah berterima kasih.
Anda memang orang yang sangat baik, itulah sebabnya anda sering diperalat. Dan ini termasuk anda semua yang golongan bucin, alias budak cinta. Anda diperalat terus, akan tetapi kalian tak kunjung menikah. Dia justru dinikahi sama orang lain, selesai sudah..
Konten kali ini saya buat memang untuk anda yang sering diinjak-injak oleh orang lain. Yaitu untuk anda, kaum yang suka ragu-ragu, kaum bucin, dan juga kaum yang terlalu baik. Yang perlu anda catat adalah baik itu belum tentu benar, akan tetapi yang benar itu pasti baik untuk anda.
Saya tahu menjadi orang yang benar itu tidak mudah. Jadi, Inilah 3 ALASAN Mengapa TEGAS Itu “HARUS”. Apa sajakah itu?
Jadi, alasan yang pertama adalah berhenti menolong orang lain yang tidak tahu diri setelah dibantu.
Mungkin anda setiap hari mengantar jemput dia. Setiap hari menafkahi dia. Kemudian uang anda juga sering dipinjam. Atau mungkin ketika makan bareng, anda terus yang bayarin. Itu artinya dia termasuk orang yang tidak tahu diri.
“Loh pak, ini kan namanya kita juga belajar ikhlas? Karena saya mencintai dia apa adanya”.
Saya setuju. Akan tetapi, tahukah anda? Ada sebuah cerita yang mungkin bisa menjadi analogi untuk anda. Ada seorang nelayan yang setiap hari memancing ikan. Tetapi, anda tahu apa yang terjadi?
Suatu hari, ia mendapatkan ikan yang banyak. Akan tetapi, pada akhirnya orang di seluruh desa hanya mengandalkan dirinya untuk mendapatkan santunan makan ikan. Setiap harinya mulai dari pagi, siang dan malam mereka bisa makan ikan. Lalu, apa yang terjadi selanjutnya?
Setiap dirinya pulang dari memancing, orang di seluruh desa hanya mengandalkan dirinya untuk mendapatkan santunan makan ikan. Akhirnya, semua orang di desa tersebut menjadi pemalas. Mereka tidak mau bekerja dan hanya menunggu sang nelayan yang akan pulang dengan membawa banyak ikan untuk mereka. Celakanya, seluruh orang di desa tersebut tentunya sudah berkeluarga. Akan tetapi, semuanya hanya bergantung pada hasil tangkapan nelayan tersebut.
Nelayan tersebut memang bisa dikatakan saudara mereka yang sangat baik hati. Yang awalnya tujuan dia memancing adalah untuk memberi makan istri dan anaknya, sekarang justru para tetangganya ikut meminta hasil tangkapan ikan pada nelayan tersebut. Lalu, mengapa mereka tidak mau memancing sendiri saja? Mereka beralasan bahwa setiap kali memancing, mereka tidak pernah mendapatkan ikan.
Pertanyaan saya : Apakah nelayan ini baik?
Ya, dia memang sangat baik.
Apakah ada banyak orang yang bersikap seperti nelayan tersebut.
Ada, bahkan sangat banyak.
Benarkah tindakan nelayan tersebut?
Tindakannya itu tidak benar.
Mengapa tidak benar?
Karena dirinya tidak pernah mendidik tetangganya dan sanak saudaranya untuk berdikari sendiri. Ia selalu memanjakan mereka. Bahasa ‘memanjakan’ ini sering terjadi di Indonesia. Jika anda sering diinjak-injak oleh orang lain, penyebabnya adalah karena anda terlalu memanjakan orang yang anda anggap sebagai saudara anda. Hati-hati, karena di Indonesia ini ada banyak sekali kaum-kaum yang seenaknya sendiri.
Saya ingin berpesan melalui video ini. Jadilah orang yang benar, meskipun anda nantinya mungkin akan dicap sombong, sadis atau pelit. Anda tidak perlu mempedulikan omongan tersebut. Karena anda juga harus mendidik orang lain ke jalan yang benar.
Lalu alasan yang kedua adalah berhenti mendahulukan kepentingan orang lain. Pikirkan dirimu dan keluargamu terlebih dahulu, baru yang lain.
Jika keluarga anda sendiri saja masih kekurangan, untuk apa anda menafkahi keluarga orang lain? Anda itu mau menjadi santa claus atau apa? Itulah sebabnya anda harus berani tegas agar mereka bisa berdikari dan mandiri.
Kemudian alasan yang ketiga adalah jangan merasa jahat, karena pada dasarnya anda itu hanya bisa membantu orang lain sesuai kapasitas anda.
Hal itu bukan berarti anda sama sekali tidak mau membantu orang lain. Sebelumnya saya juga pernah membaut konten tentang bagaimana menghadapi orang yang tidak mau membayar hutang dari uang yang sudah anda pinjamkan. Ketika anda meminjamkan uang, seringkali orang lain itu justru tidak mau mengembalikan. Hal seperti ini seringkali terjadi.
Jadi, maksudnya apa? Jangan merasa jahat jika pada dasarnya anda hanya bisa membantu orang lain sesuai kapasitasmu. Jika anda memiliki uang sebesar 500 ribu dan tetangga anda membutuhkan pinjaman uang sebesar 500 ribu juga, jangan pinjamkan semuanya.
Karena pada akhirnya, anda sendiri yang akan kebingungan. Bagaimana anda nanti akan membayar uang sekolah anak anda? Apalagi saat ini proses belajar mengajar menggunakan metode online. Bagaimana ketika mereka butuh paketan internet untuk belajar, namun anda tidak punya uang karena uang anda belum dikembalikan?
Kemudian, uang anda dipinjam lagi sama saudara anda. Saat itu, saudara anda mengadu sedang kesusahan karena anaknya masih kecil. Kemudian anda punya uang 1 juta, lalu anda berikan semuanya. Menurut saya, kesalahan fatal tersebut terjadi karena diri anda sendiri. Itulah sebabnya diri anda sering diinjak-injak oleh orang lain. Sedangkan anda tidak pernah memikirkan diri anda sendiri.
“Tapi saya kasihan padanya pak..”
Saya tahu. Akan tetapi, sampai kapan anda mau menyantuni keluarga orang lain? Tips dari saya adalah ketika anda memiliki uang 1 juta, maka anda cukup mengaku bahwa anda hanya memiliki uang 200 ribu saja, lalu anda berikan saja uang 200 ribu tersebut kepadanya. Seandainya dia bisa mengembalikan, ya artinya anda beruntung. Dan jika dia tidak bisa mengembalikan, ikhlaskan saja.
Kemudian, cara yang kedua adalah titipkan semua uang anda kepada istri anda.
Jadi apabila dia butuh uluran tangan, suruh dia bertanya pada istri anda. Percaya pada saya, istri anda pasti lebih bisa menyimpan uang daripada anda.
Hal ini sangat penting, terutama untuk pasangan-pasangan muda. Memang lebih baik uang suami itu dipegang oleh istri. Karena password milik istri itu lebih rumit jika dibandingkan diri anda. Jika anda yang memegang kendali, pasti uang anda akan cepat habis. Para istri pasti sangat setuju ketika melihat video saya kali ini.
Demikian sahabat entrepreneur sharing saya kali ini. Video kali ini saya tujukan untuk kaum orang-orang baik. Saya percaya anda sudah belajar banyak dari pembahasan saya kali ini. Semoga apa yang saya jelaskan kali ini dapat anda pahami.
Sukses selalu untuk anda semua para sahabat SB30. Jangan lupa klik subscribe, dan jangan lupa loncengnya diaktifkan. Salam hebat luar biasa..!!