Inilah Alasan Kamu Sulit Move On dari Rasa Cemas dan Khawatir
Sahabat entrepreneur, salam hebat luar biasa!! Selamat datang di channel Success Before 30, channel yang konsisten memberikan edukasi serta motivasi untuk dunia bisnis dan kehidupan.
Apakah anda sering merasa depresi? Apakah anda sering merasa stress dan khawatir? Sebenarnya, kedua istilah ini merupakan hal yang berbeda. Atau mungkin saja, sebenarnya anda itu hanya sekedar gagal move on.
Disini saya akan menjawab masalah tersebut dengan cara yang sederhana. Yaitu obat anti depresi dan obat agar anda bisa segera move on dari masalah tersebut.
Itulah sebabnya pada topik yang akan saya bahas kali ini adalah tentang beberapa sederhana yang bisa anda bangun sejak anda masih muda. Jadi, kali ini saya akan membahas : “Inilah Alasan Kamu Sulit Move On dari Rasa Cemas dan Khawatir”.
Sebelum saya membahas hal ini lebih lanjut, saya ingin bercerita sedikit tentang nasehat dari seorang filsuf kuno bernama Lao Tzu. Beliau adalah salah satu filsuf yang sangat terkenal di daratan Tiongkok pada zaman dahulu.
Beliau pernah berkata seperti ini :
“Depresi itu sama dengan hidup di masa lalu. Sedangkan khawatir itu artinya anda hidup di masa depan. Dan damai adalah hidup di masa sekarang”.
Saya ingin bercerita sedikit tentang masalah ini. Banyak orang di zaman sekarang ini yang sering depresi, namun mereka tidak tahu apa penyebab mereka depresi. Saat berkonsultasi ke psikolog, mereka hanya dianjurkan untuk diajak berkomunikasi. Dan apabila susah diajak berkomunikasi, paling hanya diberi resep obat tidur.
Misalkan ada seseorang yang suka khawatir atau cemas berlebihan, itu artinya mereka sedang ‘hidup di masa depan’. Itulah sebabnya saya memberikan kutipan kata-kata dari Lao Tzu seperti yang sudah saya sebutkan tadi.
Jika saat ini anda depresi, susah move on dari masa lalu, maka bisa jadi anda adalah orang yang tidak bisa lepas dari masa lalu.
Masa lalu telah membelenggu dan menjerat kalian. Masa lalu tersebut selalu mengganggu pikiran kalian. Orang yang tidak bisa lepas dari masa lalunya itu pasti hidupnya akan terasa seperti di penjara. Ketika bangun pagi, tidak ada gairah. Ketika malam, rasanya susah tidur. Seperti inilah orang yang depresi.
Ia tidak merasa bahagia. Orang yang tidak bahagia itu adalah orang yang sangat menderita. Dan orang yang sangat menderita pasti tidak bisa melalui hidupnya dengan baik. Celakanya pada zaman dulu, orang-orang yang depresi itu biasanya adalah orang-orang yang sudah berada di usia kerja atau usia menuju manula.
Tetapi anehnya di zaman sekarang, saya melihat sembuah data yang cukup untuk membuat anda shock. Yaitu generasi millenial zaman sekarang ini terutama di kota besar, sekitar 60-70% itu rentan mengalami depresi. Dan saya juga shock ketika melihat sebuah data yang mengatakan bahwa di Jepng ada banyak generasi muda zaman sekarang yang tidak mau menikah dengan alasan mereka tidak akan merasa bahagia.
Bagi mereka yang hidup di kota besar, alasannya ketika mereka menikah, gaya hidup di kota besar itu sangat mahal. Mereka tidak mampu membeli apartemen ataupun tempat tinggal. Akhirnya, mereka hanya mampu menyewa. Dan apabila gaji mereka digunakan untuk menyewa rumah atau apartemen, mereka tidak akan bisa menabung.
Ketika mereka terus bekerja dan punya satu anak, seumur hidup mereka tidak akan punya tabungan. Itulah sebabnya mereka enggan untuk menikah. Kondisi seperti ini semakin lama akan semakin pesat. Ketika kondisi seperti ini semakin sering terjadi, bagaimana generasi muda tidak depresi?
Itulah sebabnya sekarang ada istilah ‘kaum rebahan’. Saya bukannya menyindir bahwa ‘kaum rebahan’ itu adalah pemalas. Akan tetapi, ‘kaum rebahan’ itu tergolong orang yang depresi, karena anda tidak bisa melakukan apa-apa. Pikiran anda stuck down, mindset anda tidak kreatif. Itulah sebabnya anda menjadi ‘kaum rebahan’. Mengapa? Karena depresi itu tadi.
Mengapa anda bisa depresi? Ada banyak alasannya.
Mungkin karena gagal move on dari masa lalu, atau karena masalah keluarga. Dan lucunya, generasi zaman sekarang itu lebih sensitif daripada generasi di era saya atau orang tua kita. Di zaman sekarang ini, chat tidak dibalas padahal sudah centang biru di WA’nya, pasti sudah bete seharian.
Kalau di zaman dahulu, telepon tidak diangkat ya sudah. Kalau zaman sekarang, chat tidak dibalas sudah bete seharian. Betapa sensinya generasi zaman sekarang. Mengapa bisa seperti itu? Itu karena anda selalu hidup di masa lalu.
Ketika anda hidup di masa lalu, jelas saja anda merasa depresi. Lalu, bagaimana cara untuk lepas dari depresi? Anda harus move on. Anda harus lebih banyak melakukan aktivitas. Contohnya work from home. Jika anda seharian di rumah hanya nonton YouTube, pasti lama-lama anda akan merasa bosan. Kalau saya saat ini ketika di rumah itu ikut latihan Body Combat, kadang ikut olahraga lainnya juga. Karena saya work from home, tubuh saya justru semakin sehat. Keringat saya bisa bercucuran. Terkadang, saya juga melakukan overtrain. Rasanya, saya lebih efektif olahraga di rumah daripada di luar rumah.
Dan salah satunya adalah karena kita harus beradaptasi dengan kondisi new normal. Artinya adalah ini memang situasi yang tidak normal, namun kita harus menganggap situasi ini sebagai suatu kenormalan yang baru.
Lalu yang kedua adalah bagaimana cara anda untuk hidup di masa depan?
Anda mengkhawatirkan sesuatu yang belum terjadi.
“Bagaimana kalau besok terjadi gempa bumi ya?”
“Kalau setelah menikah lalu saya tidak bisa cari uang, gimana ya?”
“Kalau setelah menikah lalu saya disuruh tinggal di rumah mertua, gimana ya?”
“Kalau besok saya keluar rumah lalu tiba-tiba kecelakaan ditabrak, gimana ya?”
Intinya, pikiran anda itu selalu dipenuhi dengan kekhawatiran. Apalagi di masa pandemi seperti ini. Ada banyak sekali berita-berita negatif yang tersebar di media sosial, sehingga menambah kecemasan dan kekhawatiran. Dan akhirnya, kita menjadi parno berlebihan. Siapa disini yang suaminya, istrinya atau orang tuanya menjadi parnoan selama pandemi?
Sebenarnya, anda itu sedang mengkhawatirkan sesuatu yang tidak perlu dikhawatirkan. Padahal, hidup di zaman sekarang itu yang paling enak. Hidup di zaman sekarang itu damai, jadi dinikmati saja. Anggaplah ini merupakan pelajaran baru. Kalau biasanya yang mengerti tentang pandemi ini hanyalah ahli kimia, anggap saja anda sedang belajar Biologi.
Memang membingungkan. Akan tetapi, manusia itu merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling cepat beradaptasi. Kalau kucing dilempar ke sungai, pasti mati. Meskipun kucing itu sudah anda latih cara berenang, pasti akan tetap mati. Karena apa? Karena kucing tidak bisa beradaptasi dengan air.
Beda dengan manusia. Meskipun manusia itu tidak bisa berenang, diajari berenang sebentar lama-lama dia pasti bisa mengambang. Itulah yang dimaksud dengan manusia bisa cepat beradaptasi. Ketika anda bisa beradaptasi, anda pasti akan merasa bahagia.
“Yes..! Ini adalah pekerjaan baru! I still can make money!”
Anda masih mampu menghasilkan uang. Jadi, hidup di zaman sekarang itu enak.
“Apa yang harus saya lakukan di masa pandemi ini?”
Anda harus menerima kenyataan bahwa semua orang harus di rumah. Jangan mengomel :
“Saya pekerja harian. Saya tidak bisa apa-apa!”
Itu omong kosong. Jika anda memang memiliki niat, anda juga masih bisa bekerja dari rumah. Anda bisa bikin kue, bikin masker, bisa jualan online dan lain-lain. Otak anda itu diciptakan untuk berpikir.
Oleh sebab itu, anda harus hidup damai di kondisi seperti ini.
Ada banyak nilai positif yang bisa anda ambil dari peristiwa ini. Kita jadi lebih dekat dengan keluarga. Dekat dengan orang tua, istri dan anak. Dan anda itu sebenarnya beruntung karena hidup di zaman sekarang ini sudah ada social media.
Andaikan pandemi ini terjadi pada tahun 1920, bagaimana orang-orang zaman dulu melakukan work from home? Mereka tidak bisa ngapa-ngapain. Situasinya sama seperti ketika hari raya Nyepi di Bali. Bedanya, hal itu dilakukan setiap hari.
Jadi, kita harus tetap bersyukur. Kita masih bisa berinteraksi dengan orang lain lewat social media, meskipun kita merasa bosan di rumah terus. Memang seperti inilah new normal. Jika di zaman sekarang ini kita melihat jalanan sepi, itu bagus. Kondisi inilah surganya para binatang. Para burung bisa menghirup udara segar. Di bumi ini juga terjadi penghijauan kembali karena berkurangnya polusi udara.
Demikian sahabat entrepreneur sharing saya kali ini. Semoga dengan keadaan new normal seperti saat ini, kita bisa belajar dan bersyukur lebih banyak lagi. Ingatlah pesan dari Lao Tzu :
Jika anda ingin bahagia, hiduplah di zaman sekarang. Jangan hidup di masa lalu.
Saya harap edukasi ini bermanfaat untuk anda. Semoga apa yang saya jelaskan dapat anda pahami, dan sukses selalu untuk anda semua para sahabat SB30. Jangan lupa klik subscribe, dan jangan lupa loncengnya diaktifkan. Salam hebat luar biasa..!!