Ketika Anda Merasa Tidak Berguna
Sahabat entrepreneur, salam hebat luar biasa!! Selamat datang di channel Success Before 30, channel yang konsisten memberikan edukasi serta motivasi untuk dunia bisnis dan kehidupan.
Topik yang akan saya bahas kali ini adalah tentang : “Ketika Anda Merasa Tidak Berguna”.
Memang di zaman sekarang ini kita harus tahu bahwa seringkali generasi millenial atau generasi muda itu selalu melihat-lihat postingan di Instagram. Anda melihat begitu enaknya kehidupan orang-orang di social media. Begitu mewahnya hidup mereka. Begitu kayanya hidup mereka.
Mengapa di usia muda, mereka sudah mencapai kesuksesan dan kaya raya? Ketika anda melihat postingan mereka, anda merasa bahwa diri anda semakin kecil. Anda merasa diri anda semakin tidak berguna dan tidak berdaya.
Sahabat SB30 yang saya cintai. ketika anda merasa tidak berguna, saya ingin berpesan satu hal kepada anda. Tahukah anda, bahwa ada sebuah penelitian yang mengatakan bahwa 90% orang yang muncul di social media itu hidupnya fake? Anda jangan serta merta menelan informasi mentah-mentah sesuai yang terlihat di mata anda, bahwa orang yang hidup di social media itu hidupnya sehari-hari memang nyata seperti itu.
Sekali lagi saya katakan, 90% orang yang muncul di social media itu hidupnya fake. Sedangkan hanya 10% yang memang hidupnya real seperti itu.
Ketika anda merasa bahwa diri anda ‘kalah jauh’ jika dibandingkan dengan orang yang anda follow, yaitu influencer, artist, atau public figure di social media. Anda menganggap hidup mereka itu enak, nyaman dan perfect. Setiap harinya dia bisa memakai pakaian mewah, pakai jam tangan mewah, atau bahkan bergonta-ganti mobil. Lalu, mengapa diri anda jadi merasa kalah?
Mungkin anda hidup di sebuah kos-kosan yang kecil. Kemudian, uang saku anda dari orang tua pas-pasan. Atau mungkin, penghasilan anda tidak menetap, sehingga membuat diri anda semakin lama semakin minder, tidak berguna, tidak berdaya, bahkan tidak berharga.
Hari ini saya ingin anda mendengarkan cerita saya tentang salah satu tokoh yang menginspirasi saya, yang pernah saya tulis juga di buku saya ‘Badai Pasti Berlalu’ halaman 111, yaitu Soichiro Honda.
Soichiro Honda adalah seorang pendiri kerajaan otomotif Honda di jepang. Produk-produk Honda telah tersebar di seluruh dunia. Bisa dikatakan produk otomotif merek Honda saat ini merajai jalanan di seluruh dunia.
Honda lahir pada tanggal 7 November 1906 di distrik shizuoka, Jepang Tengah. Ia dibesarkan di tengah keluarga sederhana dan terbiasa melihat mesin-mesin reparasi karena ayahnya adalah seorang pemilik bengkel mesin-mesin pertanian. Ia juga kerap bermain dengan mesin giling padi di desanya. Hal itulah yang menumbuhkan ketertarikan Honda yang sangat tinggi terhadap mesin.
Di usia 8 tahun, ia rela mengayuh sepeda sejauh 10 mil hanya untuk melihat pesawat terbang. Bahkan di usia 12 tahun, dia sudah mampu menciptakan sepeda dengan model rem kaki.
Bakat dan ketertarikan yang sangat besar terhadap mesin membuat dirinya tidak fokus mengikuti pelajaran di sekolah. Itulah sebabnya dia selalu berusaha duduk dideretan bangku belakang dan menjauh dari pandangan guru.
“Nilaiku di sekolah jelek. Tetapi saya tidak bersedih, karena dunia saya berputar di permesinan”. Begitulah ungkapnya. Bahkan, Honda juga pernah merasa bahwa dirinya tidak berguna. Namun berbekal semangat kerja, bakat dan minat yang tinggi di bidang permesinan, Honda melamar pekerjaan di Hard Shokai Company dan diterima.
sSelama bekerja, Honda menunjukkan kemampuan dan ketelitian yang luar biasa. pengalaman kerjanya selama 6 tahun menjadikan Soichiro Honda piawai di bidang yang dia tekuni. Cara Honda bekerja membuat bosnya Shaka Kibara sangat senang. Shaka Kibara melihat Soichiro Honda cukup kompeten untuk menangani cabang perusahaan baru yang akan dibangun di kota Hamamatsu.
Ketika Shaka Kibara menawarkan tanggung jawab baru tersebut, Soichiro Honda dengan senang hati menerimanya. Di bengkel baru tersebut, Honda bersedia mereparasi mesin-mesin yang rusak parah atau sudah ditolak oleh bengkel-bengkel lainnya. Ia tidak segan menghabiskan waktu bekerja lebih lama di bengkel.
Selama mengembangkan bengkel tersebut, Honda benar-benar menunjukkan dedikasi, kemampuan, dan keseriusan yang luar biasa.
Walaupun sibuk bekerja pada orang lain, Soichiro Honda masih meluangkan waktu untuk mengasah kreativitas. Saat itu dia merasa bahwa jari-jari mobil yang terbuat dari kayu sudah tidak sesuai lagi digunakan karena tidak kuat untuk menahan goncangan.
Terbesit ide di dalam otaknya untuk mengganti ruji-ruji itu dengan logam. Ternyata, ruji-ruji ciptaannya laku keras, bahkan diekspor ke seluruh dunia. Atas kreasi tersebut, Honda mendapatkan hak paten pertamanya tepat di usia 30 tahun. Wow.., inilah yang namanya success before 30..!
Setelah berhasil menciptakan ruji, Honda ingin mendirikan bengkel sendiri. Untuk itu, ia memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya pada tahun 1938. Lalu, ia mulai memproduksi ring piston. Tetapi sayang, produk buatannya ditolak oleh Toyota karena dianggap tidak memenuhi standard mutex. Keterpurukan tersebut membuat banyak rekannya menyesalkan keputusan Honda keluar dari pekerjaannya di bengkel reparasi mesin. Kegagalan tersebut cukup mengguncang mental Honda, bahkan dia sampai jatuh sakit selama 2 bulan.
Setelah sembuh, ia ingin menambah pengetahuannya tentang mesin dengan melanjutkan kuliah. Ia berusaha untuk mempraktekkan semua ilmu yang ia dapatkan di perkuliahan. Meskipun rajin mempraktekkan ilmu yang ia peroleh, namun kehadiran Honda di kampusnya sangat sedikit, sehingga ia dikeluarkan dari universitas. Honda membantah jika dikatakan bahwa dirinya tidak serius menuntut ilmu di universitas tersebut.
Kepada sang rektor, ia menjelaskan bahwa ia hanya menginginkan ilmu, bukan ijazah. Akan tetapi, penjelasan tersebut justru dianggap sebuah penghinaan bagi rektor tersebut. Kenyataan tersebut tidak menyebabkan Honda patah arang. Ia tetap tekun mengembangkan desain ring piston yang ideal. Dan ternyata, ia mampu menghasilkan ring piston yang diinginkan oleh Toyota. Akhirnya perusahaan otomotif tersebut bersedia menerima produknya, diikuti dengan penandatanganan kontrak.
Keberhasilan tersebut membuat Honda tergiur untuk mendirikan pabrik.
Namun, ia merasa kesulitan untuk mendapatkan dana karena saat itu dana pemerintahan Jepang dikonsentrasikan untuk menghadapi perang dunia kedua. Akhirnya, ia mencoba mengumpulkan dana dari rekan-rekan dan kerabatnya.
Setelah dana terkumpul, ia mendirikan pabrik impiannya. Namun sayangnya akibat perang dunia kedua, pabriknya mengalami kebakaran sampai dua kali. Kenyataan tersebut kembali mengguncang mentalnya.
Namun, Honda tidak kehilangan semangat untuk membangun pabrik. Ia segera memerintahkan karyawannya mengambil sisa kaleng bensol yang dibuang oleh kapal Amerika Serikat sebagai bahan untuk mendirikan pabrik. Namun gempa dahsyat yang datang secara tidak terduga kembali menghancurkan pabriknya, sehingga ia memutuskan untuk menjual sisa-sisa pabrik ring pistonnya ke Toyota. Setelah itu, keadaan ekonomi Honda semakin memprihatinkan.
Setelah perang usai pada tahun 1947, hidupnya benar-benar sulit karena membeli makanan untuk keluarganya saja dia tidak mampu. Dalam keadaan terdesak, ide kreatifnya mendorong ia memasang sebuah motor kecil pada sepedanya. Itulah awal mula terciptanya sepeda motor pada saat itu. Dan ternyata, inovasi buatan Honda diminati oleh tetangganya.
Tak lama kemudian, ia dibanjiri pesanan dari masyarakat setempat. Kemajuan tersebut mendorong Honda untuk mendirikan pabrik motor. Berkat inovasi yang terus menerus ia lakukan terhadap produk motornya, tidak mengherankan jika produk motor dan mobil yang dulunya dianggap tidak berguna saat ini justru menjadi raja jalanan di seluruh dunia.
Honda berkata, “Orang-orang melihat 1% kesuksesan saya, tetapi mereka tidak melihat 99% kegagalan saya”. Kemudian, Honda meninggal pada usia 84 tahun setelah dirawat di Rumah Sakit Juntendo di Tokyo, Jepang.
Hampir tidak ada orang sukses di dunia ini yang tidak mengalami badai dalam proses membangun kesuksesan yang mereka peroleh. Honda mampu menjadi sosok yang betul-betul melegenda di bidang otomotif karena ia pantang menyerah di saat menghadapi kegagalan. Soichiro Honda telah membuktikan bahwa kegagalan-kegagalan yang ia alami hanyalah bagian dari proses yang membawanya untuk meraih kesuksesan yang luar biasa.
Berdasarkan biografi singkat Honda, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa keberhasilan itu sebenarnya ada pada diri kita sendiri. Modal utama kesuksesan terletak pada tekad, kemauan dan kesungguhan kerja. Tentunya juga harus ada konsisten, ketekunan, dan semangat untuk maju.
Badai kehidupan bisa datang kepada siapa saja tanpa pandang bulu. Namun jika anda tidak mudah berputus asa, segeralah bangkit dan bergegas membangun kembali apa yang sedang anda usahakan. Maka bisa dipastikan anda itu mampu melewati badai sebesar apapun dan meraih kesuksesan yang selalu anda dambakan.
Demikian sahabat entrepreneur sharing saya kali ini. Semoga setelah menonton video saya, kondisi finansial anda bisa lebih baik dan lebih sehat. Semoga edukasi ini bermanfaat untuk anda.
Semoga apa yang saya jelaskan dapat anda pahami, dan sukses selalu untuk anda semua para sahabat SB30. Jangan lupa klik subscribe, dan jangan lupa loncengnya diaktifkan. Salam hebat luar biasa..!!