Eps "BONGKAR" : Kunci Menjadi Pengusaha DIGITAL MARKETING yang SUKSES! Ft Denny Santoso ( Part 1 of 2 )
<iframe width=”560″ height=”315″ src=”https://www.youtube.com/embed/Af_QiYRmBzI” frameborder=”0″ allow=”accelerometer; autoplay; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture” allowfullscreen></iframe>
Klik disini untuk melihat videonya
Sahabat entrepreneur, salam hebat luar biasa..!! Sebelum anda menikmati video berikut terlebih dahulu saya ingin memberikan anda sebuah informasi penting, yaitu ada 2 hal. Yang pertama adalah digital asset. Yaitu aset masa depan yang sangat luar biasa.
Dan yang kedua adalah teknologi-teknologi 10-20 tahun ke depan yang akan mengguncang semua bisnis di seluruh dunia. Dan bagaimana caranya untuk anda mendapatkan kedua informasi tersebut? Silahkan anda tonton link di bawah ini. Yaitu saya memberikan web seminar online gratis selama 1 jam bersama 2 orang pakar yang sangat luar biasa. Untuk menikmatinya, silahkan klik link tersebut, dan selalu salam hebat luar biasa..!!
Sahabat entrepreneur, salam hebat luar biasa..!! Jumpa lagi di edisi ‘BONGKAR!!’ kali ini. Dan saya kedatangan tamu yang istimewa, yaitu bapak Denny Santoso..!
C : “Welcome to our channel, Success Before 30! Jadi, siapakah beliau? Kita bahas setelah yang satu ini..!”
C : “Baik. tentunya bagi anda yang sudah biasa berkecimpung di dunia online, kemudian anda yang sudah berkecimpung di dunia bisnis online dan sebagainya, anda pasti sudah tidak asing dengan nama beliau, bapak Denny Santoso. Dan ini merupakan suatu kehormatan karena pak Denny bisa mampir ke channel kita. Dan hari ini kita akan berbincang-bincang sesuatu yang mungkin belum pernah anda dengar di channel manapun, di televisi manapun, dan di majalah manapun.
Seperti biasa, edisi ‘BONGKAR!!’ ini bisa mengulik sesuatu yang kita tidak pernah tahu sebelumnya dari pak Denny.”
D : “Thank you so much..!”
C : “Dan pada hari ini, pak Denny boleh bercerita sedikit? Asalnya darimana, background’nya apa dan dulu sekolah dimana? Singkat saja. Sampai mengapa anda terjun ke dunia online? Pertama kalinya itu bagaimana?”
D : “Oke, thank you so much sudah diundang ke channel ini. Well, kalau untuk bisnis, saya mulainya dulu sejak masih SMA. Saya sudah mulai berjualan.”
C : “SMA sudah mulai berjualan..?”
D : “Iya. Waktu itu saya mulai dengan berjualan CD game. Jadi, naluri untuk ‘jualan’ itu sudah ada sejak dulu.”
C : “Jadi memang ‘bakat’ dagangnya sudah ada ya.. Waktu itu tahun berapa?”
D : “Wah, jadi ngerasa tua nih..”
C : “Gak papa.., ini ‘kan inspirasi untuk anak muda yang saat ini adalah generasi millenial dan generasi Z.”
D : “Jadi, waktu itu tahun ’94-’95. Kurang lebih di tahun tersebut, ketika saya masih SMA dan mulai berjualan begitu. Bisnis pertama saya waktu itu ketika saya masih kuliah. Jadi, saya ini dulunya adalah freelance programmer sambil saya berjualan supplement. Saya waktu itu nge’gym, lalu cari suplemen ‘kan dimana-mana gak ada. Saya ‘kan dari Malang, jadi di Malang itu gak ada.”
C : “AREMA nih..! yang AREMA silahkan comment di bawah ya..”
D : “Jadi saya harus nitip temen yang di Surabaya. Jadi tiap 3 bulan sekali, dia pulang kuliah bawain saya suplemen itu. Lama-lama, akhirnya saya berpikir, ‘kenapa saya gak cari di internet aja ya? Di internet kan harusnya ada’. Saat itu saya masih kuliah. Saya kuliah pada tahun ’99. Saya mulai cari di internet. Akhirnya saya beli di internet. Waktu itu saya gak punya kartu kredit. Sampai sekarang ‘kan masih banyak yang bilang, ‘saya gak punya kartu kredit’.
Saya lihat di koran, waktu itu BCA harus nge’lock dana 2,5 juta untuk bisa apply credit card. Tabungan saya cuma itu, dan akhirnya ya udah, saya lock aja semuanya. Yang penting ‘kan dapat credit card.”
C : “Pada zaman tersebut, internet belum populer ‘kan? Waktu itu masih seperti apa?”
D : “Internet di kota Malang ada pada tahun ’95-‘96.”
C : “Tetapi masih pakai colokan modem ya.. Kamu ngerti modem, gak? Hanya orang-orang seusia kita yang ngerti modem. Lanjut, lanjut..”
D : “Habis itu, ya udah. Belanja di internet pakai credit card itu nekat. Gak ada tracking. Habis digesek, gak tahu kapan barangnya datang. Ya udahlah. Tahu-tahu, setelah 2 minggu barangnya datang. Setelah itu , saya mulai berjualan. ‘Kayaknya dipakai sendiri kok banyak banget ya? Kenapa gak dijual ke temen-temen aja?’.
C : “Oh, awalnya begitu..”
D : “Ya. Dan gak ada saingan, gak ada pegawai. Jadi profitnya enak banget. Setelah itu saya scale. Kemudian di tahun 2004, saya membuat website e-commerce yang pertama. Dan saya masih gak ngerti gimana caranya mendatangkan orang ke website itu. Pokoknya harus bikin website. Intinya begitu.”
C : “Jadi, pada tahun 2004 sudah bikin website?”
D : “Ya. Waktu itu e-commerce.”
C : “Waktu itu ‘kan Facebook belum ada. Adanya Friendster ya?”
D : “Tidak ada. Friendster muncul di tahun 2006-2007.”
C : “Jadi, pada tahun 2004 itu adanya social media apa?”
D : “Tidak ada apa-apa.”
C : “Jadi, cuman bikin website? Yang lahir tahun 2004, comment di bawah ya..”
D : “Ada ya..?”
C : “Ada dong.. Penonton saya umur 7 tahun saja ada kok!”
D : “Busyeet..!”
C : “Lanjut, lanjut..”
D : “Tetapi waktu itu growth dari company saya cukup bagus karena lagi trend. Di tahun 2003, 2004, 2005, fitness-fitnes gede itu mulai bermunculan di kota-kota besar. Masuk ke sinetron, artis-artisnya udah mulai keren. Jadi bener-bener lagi naik banget. So basicly, karena industri ini lagi naik, artinya saya masuk ke industri yang tepat. Timing’nya pas banget.
Jadi pada tahun 2007, practicly saya sudah di rumah, operational sudah run by it self.
Kemudian, saya ‘kan boring di rumah mau ngapain. Akhirnya seperti biasa saya cari, ‘bagaimana cara mencari uang di internet’. Waktu itu saya ketemu 2 hal. Trading saham online dan digital marketing. Saya masuki keduanya. Masalahnya di, tahun 2008 crash. Saya gak ngerti karena baeu belajar, sehingga crash dan hilang. Akhirnya, oke. Saya balik ke digital store marketing. Since 2008, saya mendalami landing page, e-mail marketing, dan membuat database.”
C : “Sebentar.. Bagi yang gak ngerti online, bahasa-bahasa ini adalah bahasa technical semua. Landing page itu makhluk alien darimana? Ngerti gak sih sebetulnya? Gak papa, silahkan dilanjutkan.. Tetapi kali ini kita belajar, ya. Kita mendapatkan learning dari pakarnya.”
D : “So, landing page itu adalah website satu halaman saja.
Dimana kita membawa orang dari manapun, dari Google atau dari Facebook untuk datang kesitu. Kita bicara di dalam landing page, seperti itu. Di tahun 2008-2009, saya belajar disitu. Dan pada tahun 2010, itu pertama kali saya membuat landing page. Di landing page pertama, saya menjual alat pembakar lemak.”
C : “Anda dengar suara itu? Hari ini kita syuting di hari HARBOLNAS. Bukan hari sepak bola nasional, tetapi hari belanja online nasional. Tepuk tangan..! Luar biasa.. Dan pak Denny ini keren banget. Hari ini timnya sedang bekerja keras sekali di Harbolnas ini. Banyak closing yang luar biasa. Pengen gak, dagangan anda laris? Inilah gurunya..!”
D : “Bahkan tadi ada dalam 1 menit 3 kali closing.”
C : “Dalam 1 menit 3 kali closing! Keren.. Lanjutkan pak!”
D : “Oke.. Jadi dalam membuat landing page itu, pick yang paling banyak itu di tahun 2011. Pada saat itu bener-bener Google sudah oke, semuanya sudah oke. Sedangkan di dalam satu landing page, ketika orang masuk saya hanya menawarkan, ‘mau gak belajar diet?’. Saya kasih e-mail. E-mail seri. E-mail hari pertama, welcome. Hari kedua, ngajarin makan pagi begini, makan siang begini. Hari ketiga ngajarin olahraga. Hari keempat-kelima jualan. Cuma begitu saja.”
C : “Jadi content, content, content, lalu akhirnya jualan ya?”
D : “Iya, jualannya seperti itu.”
C : “Makanya, kamu jangan jualan, jualan, jualan terus tapi gak ada content’nya. Makanya gak laku-laku. Anda bertanya pada saya, ‘Pak Chandra, gimana caranya supaya dagangan saya laku?’. Makanya jangan jualan melulu. Semuanya juga jualan, tapi content’nya gak ada. Gaka da unsur mendidiknya, gak ada value’nya. Dengerin tuh kata-katanya pak Denny.. Silahkan dilanjut.”
D : “Setelah itu, hanya dari satu landing page itu, kita sudah dapat revenue sebesar 350 juta pada tahun tersebut. Keren sih.. Tapi kalau tahu jumlah omzet sebenarnya yang masuk, kayaknya bakal nyesel banget.”
C : “Why?”
D : “Karena omzet yang masuk itu 2M. 2M itu yang bayar langsung, saya gak ngerti maksudnya. Saya gak ngerti cara bikin tim, gak ngerti cara follow up, gak ngerti gimana-gimananya. Gak ngerti WA, karena zaman dulu WA gak ada.”
C : “Waktu itu masih pakai Blackberry ya..”
D : “Blackberry itu aja baru mulai tahun 2009-2010. Jadi gak ngerti.”
C : “Karena masih bingung, mending pakai Nokia aja ya. Jadi SMS aja ke Blackberry ya..”
D : “Jadi, waktu itu udah terlalu puas. Dapat 350 juta itu sudah happy banget. Satu landing page dapat segitu, ditawari uang segitu pula. So, itu yang membawa saya kemudian sering sekali diundang untuk mengisi acara tentang digital marketing, social media dan sebagainya.
Akhirnya di tahun 2015, barulah saya membangun company ini.
Karena banyak yang nanya, ‘Den, ngisi 1 jam gitu kayaknya kita kurang. 1 jam baru perkenalan sudah selesai’. Akhirnya di tahun 2015, barulah saya bikin company ini.”
C : “Luar biasa, tepuk tangan..”
D : “Thank you.”
C : “Rupanya setelah kita mendengar sharing dari pak Denny, suksesnya itu dibangun bukan hanya dalam sehari. Jadi, bener-bener beliau sejak SMA sudah belajar berjualan. Kemudian harus jatuh bangun, review. Bahkan jika anda menonton channel YouTube’nya yang pertama ‘kan yang terkenal itu sebagai guru fitness.”
D : “Sebelum itu justru lebih seru lagi.”
C : “Apa itu?”
D : “Hipnotis. Sempet juga dulu.”
C : “Jadi waktu itu semua dirangkap ya.. Penyebab saya seneng banget dengan Pak Denny ini karena beliau itu orangnya sangat inovatif. Jadi, sesuatu yang belum trend itu apa, beliau sudah tahu duluan. Bayangkan, e-commerce yang sekarang sudah mulai populer, dan di Harbolnas ini ‘kan salah satunya juga marketplace dan e-commerce itu hari ini memanfaatkan Harbolnas.
Di tahun 2004, 14 tahun yang lalu, bukan cuma pak Denny. Saya juga very old. Dan hari ini 2018 loh. Bahkan sebentar lagi 2019. Sudah hampir 25 tahun sudah memiliki e-commerce. Dan coba anda bayangkan itu. Makanya begini, saya ‘kan sering sharing. Jika anda ingin sukses, maka berkumpullah dengan orang sukses. Berkomunitaslah dengan orang-orang sukses. Maka anda akan belajar dari mereka, bagaimana mindset mereka. Bagaimana cara berpikirnya. Dan itu luar biasa.”
D : “Kemarin saya berkata begini. Ada orang yang berkata, ‘Den, saya ingin mendapatkan 1 milliar’. Lalu saya tanya, ‘temenmu ada gak yang dapat 1 milliar?’.
Katanya, ‘gak ada’.
‘Lalu, gimana caranya kamu tahu cara mendapatkan 1 milliar kalau teman anda saja gak ada yang seperti itu?’
Tahu darimana, coba? Gak bakal bisa. Perkumpulan itu penting banget.”
C : “Ya, itulah tipsnya. Jadi jika perkumpulan anda pemabuk semua, maka anda akan menjadi pemabuk. Karena itu normal bagi dia. Teman anda perokok semua, lalu anda mau berhenti merokok. Itu gak mungkin. Teman anda gendut semua, dan mereka bilang gendut is sexy. Kayak gitu mau langsing? Ya gak mungkin.
Sama saja dengan jika anda ingin success before 30. Jika anda ingin sukses sebelum 30, maka anda harus cari figur-figur yang salah satunya seperti pak Denny. Menurut saya beliau adalah salah satu tokoh yang sukses sebelum usia 30 tahun. Dan kita bisa belajar bagaimana beliau bekerja keras, inovatif, dan memanfaatkan masa mudanya untuk berdagang. Bukan menghabiskan waktu untuk hura-hara. Hal itulah yang akhirnya membuat banyak orang tidak bisa mendapatkan suatu inside atau pandangan seperti itu. Dan kita akan lanjutkan di sesi yang kedua..!”