5 SIKAP YANG HARUS ANDA MILIKI Ketika Menghadapi Musibah

<iframe width=”560″ height=”315″ src=”https://www.youtube.com/embed/ENgO7S_dB_s” frameborder=”0″ allow=”accelerometer; autoplay; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture” allowfullscreen></iframe>

Klik disini untuk melihat videonya

Sahabat entrepreneur, salam hebat luar biasa..!! Jumpa lagi di edisi kali ini, saya akan memberikan sesi motivasi. Di setiap Selasa dan Jum’at, saya akan memberikan topik motivasi dengan tema ‘It’s all about mindset!’. Dan kali ini, saya akan berbicara tentang : “5 SIKAP YANG HARUS ANDA MILIKI Ketika Menghadapi Musibah”.

Baik, sahabat entrepreneur.It’s all about mindset!’. Dan mari sama-sama kita ucapkan salam hebat luar biasa..!!

  • Siapa sih yang suka mendapatkan musibah?
  • Siapa sih yang suka terpuruk?
  • Siapa sih yang suka ketika hidup kita lagi di bawah/down?

Tidak ada yang suka.

Tetapi, seringkali anda lupa. Bahwa ketika kita mendapatkan musibah, ketika kondisi kita lagi di bawah/down, atau kita lagi terpuruk, justru dari situlah banyak pelajaran yang bisa kita petik.

Banyak orang-orang besar dan orang-orang sukses yang justru mendapatkan pelajaran paling berharga ketika dia berada dalam kondisi terpuruk atau dalam kondisi terkena musibah. Karena ketika kondisi kita sedang mulus atau kondisi kita baik-baik saja, maka kita tidak akan belajar apapun. Hidup anda nyaman dan santai. You can’t learn something. Anda tidak belajar apapun.

Seseorang justru bisa belajar sesuatu ketika dia mengalami musibah, ketika dia lagi di bawah, ketika dia lagi terpuruk, atau hutangnya menumpuk. Justru di saat seperti itu, dia belajar banyak.

Ibaratkan seperti 5 jenis gelas. 5 jenis gelas ini mencerminkan sikap ketika anda menghadapi musibah.

Gelas yang pertama adalah gelas yang tertutup. Anda lihat disini, gelas yang tertutup. Apabila tertutup, maka gelas ini sudah tidak bisa diisi apapun. Banyak orang yang ketika menerima musibah, dia tidak mau menerima masukan orang lain. Dia menganggap semua orang lain salah. Dan dia sendiri tidak tahu mana yang benar. Dia tidak mau menimbang dan merenungkan kata-kata orang lain.

Termasuk anda yang menonton channel ini. Anda menganggap bahwa kata-kata saya adalah kata-kata yang tidak pernah mau anda dengar. Anda mungkin berpendapat saya hanya berteori, saya tidak mau mendengarkan nasehat, saya cuma membual, saya cuma berkata bullshit atau omong kosong. That’s it.

Itu artinya anda menonton channel saya dengan gelas tertutup. Itulah sikap anda ketika anda menghadapi musibah. Dan anda selalu mencari pembenaran untuk diri sendiri. Anda selalu menganggap diri anda yang paling benar, anda selalu menganggap diri anda yang paling mengerti segalanya. That’s it. Dan orang-orang seperti ini, menurut saya sikapnya seperti gelas tertutup.

Gelas yang kedua adalah gelas yang sudah penuh berisi air. Kalau gelas yang ini tidak dapat diisi apapun lagi. Gelas ini menggambarkan seseorang yang mau mendengar. Tetapi karena di dalam dirinya dia sudah punya suatu kepercayaan, sudah punya suatu believe system, sudah punya suatu prinsip dan pedoman, maka ajaran yang lain tidak bisa diterima olehnya.

Dia sudah memiliki dan menghalangi dirinya untuk merenungkan kata-kata orang lain.

Dia memang terbuka. Akan tetapi, ‘airnya sudah penuh’. Sehingga anda merasa pendapat orang lain itu tidak benar. Dia sebenarnya mendengarkan, tetapi dalam hatinya seperti ini : “Lu ngomong apa sih?”. Matanya sambil merem-merem sedikit. Bukannya terbelalak. Gayanya seperti sinis, tetapi dia dengar. Dia tidak counter, ‘Ah, gue udah tahu segalanya!’, nggak begitu. Dia menerima saja, tetapi ‘sikapnya penuh air’.

Anda memiliki sikap seperti apa? Gelas tertutup, atau gelas yang penuh dengan air? Silahkan anda comment di bawah.

Kemudian yang ketiga adalah gelas yang pecah. Diibaratkan dari 5 gelas, gelas yang pecah itu seperti apa? Karena sekalipun dapat diisi, namun gelas ini tidak dapat menampung air yang masuk ke dalam gelas tersebut. Karena gelas ini menggambarkan seseorang yang tidak mampu mencerna nasehat orang lain.

Karena itu meskipun dia mau mendengarkan nasehat, tetapi dia tidak mampu memahami nasehat tersebut. Subscriber saya juga cukup banyak yang seperti ini. “Ajaran Pak Chandra itu bagus, tetapi saya bingung. Saya justru semakin pusing mendengar Pak Chandra ngomong”. Inilah yang dimaksud ‘gelas pecah’.

Entah itu halangan fisik, halangan mental, atau halangan apapun. Atau mungkin keterbatasan indra. Karena beberapa penonton channel saya juga ada yang tuna rungu. Ada juga yang mungkin tuna netra. Kalau tuna netra, anda masih bisa mendengarkan. Saya juga punya subscriber yang seorang autis. Dia bilang, “Kalau saya mendengarkan Pak Chandra, saya harus pakai earphone yang besar supaya saya bisa menangkap maksudnya”.

Anda memang mempunyai keterbatasan fisik. Tetapi, hal itu sebetulnya tidak menghalangi anda untuk terus maju.

Jadi artinya, ‘gelas yang pecah’ ini memang suatu keterbatasan. Atau mungkin juga keterbatasan wawasan, sehingga mungkin pemahaman saya ini sulit dipahami oleh sebagian orang tertentu.

Apakah mungkin bahasa Indonesia saya sulit dimengerti? Saya juga gak ngerti. Tetapi yang pasti, apa yang saya sampaikan disini menggunakan bahasa yang sederhana. Saya sudah berusaha menyederhanakan. Artinya, semua kalangan bisa paham. Dan artinya jika anda pernah sekolah minimal SD, anda pernah belajar Bahasa Indonesia, seharusnya anda bisa paham bahasa saya yang menurut saya cukup baku dan cukup sederhana untuk dipahami. Dan maksud saya adalah maksud yang ‘seharusnya’ anda pahami.

Bahkan banyak subscriber saya yang yang SD saja tidak tamat, namun mereka bisa paham. Bahkan saya punya subscriber dari luar negeri. Mereka bahkan tidak bisa berbahasa Indonesia. Mungkin saja kakek moyangnya dari Indonesia. Tetapi artinya, mereka itu mau belajar. Dan mereka menggunakan Google Translate. Setiap kata-kata saya itu di’translate. Dan itu kemauan yang sangat besar sekali.

Oleh karena itu saya katakan, meskipun gelasnya pecah, akan tetapi semangat belajar anda tidak menghalangi anda untuk maju. Itu adalah sikap yang ketiga, yaitu gelas yang pecah.

Lalu sikap yang keempat, yaitu gelas yang berisi kotoran. Karena apapun yang dituangkan ke gelas tersebut, pasti akan menjadi kotoran. Gelas ini menggambarkan seseorang yang punya niat jahat atau sikap jahat.

Jika orang ini bertemu dengan orang yang lebih pandai, maka ia akan menjadi iri.

“Kok bisa sih, subscriber’nya banyak? Omongannya cuma segitu doang kok. Kalau gini doang, saya juga bisa!”. Please, buktikan dong.. Seperti teman saya, Atta Halilintar yang baru saja mencapai 10 juta subscribers. Banyak banget yang nyinyirin dia. Ini bukan berarti saya membela Atta di channel ini. Namun, banyak orang yang content’nya cuma gitu-gitu doang. Tetapi mengapa dia bisa mencapai 10 juta subscribers? Mikir dong..

Jadi artinya, orang bisa berprasangka negatif, iri, dikira beli subscriber. Coba kasih tahu saya, please. Cara beli subscriber itu gimana? Sampai hari ini saya gak tahu. Saya punya 1.250 ribu subscribers sampai video ini dibuat, tetapi saya juga gak tahu cara beli subscriber itu gimana. Saya gak bisa. Jadi, anda harus punya suatu content yang menarik, yang membuat orang mau subscribe.

Jadi apabila anda cuman bisa iri, ini adalah sikap gelas yang kotor. Jadi apabila anda melihat apapun, anda psati melihatnya dengan kacamata penuh kotoran. Jadi, kacamata anda itu penuh kotoran. Anda menilai bahwa dunia itu kotor. Karena apa? Sebetulnya bukan dunia yang kotor, tetapi KACA LO yang kotor. Kacamu itu yang penuh dengan kotoran, sehingga anda melihat apapun sebagai kotoran.

Ketika anda sudah benci, anda sudah tidak suka, maka ketika anda melihat apapun, kacamata anda akan penuh dengan kotoran. Sikap anda ketika menerima musibah pun juga akan seperti itu.

Ketika anda bertemu dengan orang yang lebih bodoh, levelnya di bawah anda, maka anda akan cenderung menghina atau merendahkan. Bahkan ketika bertemu dengan orang yang setara, anda menganggap dia sebagai pesaing.

Sikap-sikap seperti ini menurut saya merupakan sikap seorang haters.

Atau sikap orang-orang yang bukannya menunjukkan kemampuan, tetapi dia tidak mau disaingi. Dia merasa yang paling pintar, dan dia merasa yang paling hebat. Dan yang terakhir, jika ada orang yang lebih hebat dari dia, dia merasa tidak percaya diri. Tetapi dia menonjolkan rasa percaya dirinya dengan cara iri dan menjelek-jelekkan. Dia adalah orang yang seperti itu.

Orang-orang seperti ini ibaratkan kanker. Penuh kotoran di dalam tubuhnya.

Kanker itu akan menggerogoti nutrisi dan zat-zat baik, sehingga tubuhnya atau unsur haranya akan semakin sakit. Dan akhirnya tidak akan ada faedahnya bagi anda jika anda membenci seseorang. Bahkan, anda justru menanam kotoran-kotoran. Dan hal itu akan menghancurkan diri anda. Jadi, itulah sikap yang keempat.

Sikap yang kelima, yaitu ketika gelas itu kosong. Ini yang paling penting. Yaitu jika gelas tersebut kosong, meskipun anda itu punya title, maupun anda seorang sarjana. Saya punya bayak murid yang sarjana, bahkan S2, Master sampai doktor. Murid saya juga ada yang pejabat, ada juga yang guru, ada yang dosen, dan juga banyak sekali orang dari berbagai kalangan.

Sekali lagi, murid saya bukan hanya orang-orang yang tidak lulus sekolah. Murid saya banyak yang intelektual. Tetapi, sikap mereka jauh lebih humble, jauh lebih rendah hati daripada orang yang tidak tamat sekolah sekalipun. Aneh ‘kan? Justru gelas mereka itu lebih kosong.

Saya punya beberapa murid yang bahkan seorang profesor. Dia dengan senang hati mengikuti seminar saya dengan humble. Beberapa murid saya bahkan pengusaha besar. Omzet mereka dalam satu bulan bahkan mencapai puluhan miliar. Tetapi mereka itu humble dan datang dengan sikap yang mau belajar.

Justru terkadang orang yang suka nyinyir dan suka omdo itu prestasinya gak ada, kemudian sekolah juga gak tamat, bisnis gak ada, pekerjaan tidak tetap, kemudian kuota juga pinjem punya temen tapi gak dibalikin. Kemudian WiFi juga maunya cari yang gratisan. Orang-orang seperti ini adalah cerminan dari 4 sikap di atas.

Saya khawatir nasib anda memang selamanya tidak berubah. Sekali lagi, belajarlah dari orang-orang yang punya sikap gelas kosong ini. Gelas ini menggambarkan orang yang ideal, mau belajar, selalu mau menampung apapun dan akan dipraktekkan.

Demikian sahabat entrepreneur. Jika anda menghadapi musibah, 5 sikap itulah yang harus anda pelajari. Dan semoga anda jangan memiliki gelas yang penuh, jangan punya gelas yang pecah, jangan punya gelas yang terbalik atau tertutup. Namun, anda harus mempunyai gelas yang kosong.

Sekali lagi, apapun title anda, apapun latar belakang anda, apapun background anda, seberapapun hebatnya anda, seberapa tinggi IP anda, atau seberapa hebatnya anda dalam hal apapun, masih ada orang yang lebih hebat. So please, jangan sombong. Mari kita tetap keep humble, keep learning seperti ajaran di channel Success Before 30 ini.

Demikian video saya kali ini. Jika anda menyukai video kali ini, silahkan klik like, berikan komentar di bawah, jangan lupa subscribe, dan jangan lupa loncengnya diaktifkan. Serta ada 2 video disini, silahkan ditonton. Dan always salam hebat luar biasa..!!

 

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url