Bongkar Kisah TDW Usia 32 Tahun GAK PUNYA KERJAAN !! (Part 2 of 3)
C :“Baik, tadi kita sudah mendengarkan kisah dari Pak Tung, bagaimana beliau itu mengalami masa pahit di masa kelamnya. Akhirnya ketika di BCA, setelah bapak mendapatkan gaji pertama, akhirnya apa yang bapak lakukan? Berapa lama bekerja di BCA, dimutasi kemana-mana sampai akhirnya bapak memutuskan untuk menjadi seorang trainer atau motivator?”
T : “Jadi ini adalah sebuah sharing ya. Jadi sejak gaji pertama, yang separuh saya kirimkan ke orang tua saya.”
C : “Oke.. Itu hal penting ya..”
T : “Separuh gaji. Dan ternyata berbakti pada orang tua itu membuat rezeki kita menjadi berlipat, dan juga lebih termotivasi. Kemudian setelah lulus dari BCA dengan nilai terbaik, jadi di kader pemimpin itu saya nomor satu.
Jadi setelah lulus dengan nilai terbaik, ketika yang lain harus ditempatkan sebagai Supervisor dulu, kemudian baru Kepala Bagian, kemudian Kepala Bidang, kemudian Pimpinan Cabang Pembantu, kemudian Wakil di Cabang Kecil, kemudian Pimpinan Cabang Pembantu Besar, Wakil di Cabang Besar, tetapi saya gak melewati itu semua.
Beruntung karena dekat dengan HRD’nya, dengan pimpinannya, dan mereka respect juga. Jadi langsung tawaran pertama setelah lulus diminta untuk ditempatkan di Surabaya. Sebagai apa? Wakil Pemimpin Kelas Wilayah.”
C : “Langsung naik jabatannya seperti itu ya, pak?”
T : “Gak tanggung-tanggung. Setelah pendidikan, langsung Wakil Pemimpin Kelas Wilayah.”
C : “Lompatannya tinggi banget ya..”
T : “Hanya saja, ternyata tidak disetujui. Kenapa kok tidak disetujui? Karena dianggap masih muda. Saya angkatan 14. Masih ada angkatan 1 sampai 13. Masih banyak yang lebih senior. Kemudian ketika tidak disetujui, saya berpikir, ‘Kok lama ya.. Katanya mau diangkat, kok gak diangkat-angkat?’. Saya menghadap. Ini yang namanya inisiatif. Dan hasil inisiatif itu banyak suksesnya. Daripada menunggu nasib begitu ya..
Saya datang ke HRD, Kepala Bironya. Kemudian saya bilang ke ibu HRD tadi,
‘Bu, saya kok gak dipanggil-panggil? Kapan? Katanya saya mau ditempatkan disana?’
‘Sorry ya, ada berita tidak enak. Jadi harus angkatan senior dulu. Angkatan 1 dulu yang dikirim kesana.’
‘Tidak apa-apa, bu. Tapi, masalahnya disana kenapa? Apa hasil audit jelek? Boleh saya bantu bu?’
‘Tapi gak pakai jabatan, loh.’
‘Gak apa-apa walaupun gak pakai jabatan.’
Lalu saya dikirim.
Tung Rambo Waringin ke Surabaya untuk beresin masalah BCA di Surabaya yang memiliki hasil audit terjelek nomor 20.
Kemudian diberi kurun waktu memperbaiki 2 tahun disana, namun dalam waktu 4 bulan menjadi nomor satu. Saya langsung diminta oleh pimpinan BCA Darmo, ‘kamu ikut saya saja!’. Karena saya bersosialisasi. Sosialisasi ini penting.
Ini zaman saya masih menjadi the one and only tim pembenaran, bahkan seorang diri pembenaran, membenahi 22 Cabang Pembantu seorang diri. Tetapi karir saya ganti-ganti di 3 Cabang Utama di Surabaya. Di Darmo, Diponegoro dan Veteran. Saya di Veteran, setiap Selasa main tenis dengan BCA Veteran. Bersosialisasi. Hari Rabu, badminton dengan BCA Diponegoro. Sabtu main basket, ikut grupnya BCA Darmo. Dengan bersosialisasi, maka mereka akan kenal.
Pimpinan Darmo nonton, ‘Wah, ini boleh juga! Kamu ikut saya aja!’. Ditelponkan ke bosnya Pak Andree Halim, anaknya Om Liem pada waktu itu. Ketika ditelepon, katanya tidak boleh.
‘Oh, jangan. Dia sudah mau dikirim’
‘Dikirim kemana?’
‘Ke Semarang’
‘Kenapa ke Semarang?’
‘Karena Semarang hasil auditnya nomor 19’
Kalau tadinya Surabaya nomor 20 dan mendadak jadi nomor satu, berarti nomor 19 sekarang menjadi nomor 20. Jadi dalam pengalaman saya di BCA, saya dapat 3 cabang terjelek di Indonesia. Semarang itu nomor 20, setelah saya datang jadi terbaik nomor 2. Lalu dikirim ke Kupang, cabang kecil. Kantornya rugi selama 4 tahun, disitu saya hanya sebagai pimpinan sementara. Tetapi, dalam 3 hari saya sudah tahu mengapa bisa rugi. Mengapa bisa tahu? Karena saya mau bertanya. Berani bertanya. Saya mudah bergaul. Mungkin klien saya memperhatikan.
Saya satu-satunya orang di BCA yang pernah belajar di seluruh divisi BCA.
Kalau ada orang BCA yang mau meralat saya, silahkan. Saya pernah di consumer banking, saya pernah di retail banking. Belajar. Jadi, saya terus belajar. Meluangkan waktu 2 minggu untuk bertemu disana, pernah belajar di keuangan, pernah di treasury, saya pernah di logistik, saya pernah di perpustakaan, ngatur buku itu caranya bagaimana.”
C : “Berarti, kata kuncinya itu adalah bersosialisasi.”
T : “Ya. Dan tidak perlu anda sebagai yang paling tahu. Tetapi, anda tahu orang yang lebih tahu. Dari berkeliling itu tadi, saya tahu orang yang lebih tahu. Corporate planning di HRD, kemudian di audit, kemudian begitu banyaknya divisi di BCA itu saya masuki semuanya untuk belajar.”
C : “Berarti selama ini, bagi kalian yang berkarir di bidang manapun, kalian selalu berpikir, ‘saya ini pemalu’.”
T : “Saya ini juga pemalu. Saya coba tes DNA, saya ini pemalu. Anak-anak saya juga ada keturunan pemalu, tetapi sekarang berani semua. Karena saya tahu caranya mendidik. Dulu, nyapa orang saja gak berani. Teman saya di SMP dan SMA itu tahu. Saya kalau ngomong, apalagi dengan lawan jenis, saya itu gak berani melihat mata. Bener, lihat mata itu gak berani. Beraninya melihat dada. Bukan dadanya orang, tetapi dadanya sendiri. Orang pemalu kok..!”
C : “Jadi sebetulnya, itu hanyalah masalah mindset.
It’s all about mindset.
Jadi, memang hal inilah yang harus anda benahi. Jadi, ceritanya Pak Tung ini, ketika tadi beliau bercerita bagaimana beliau bersosialisasi. Sampai beliau akhirnya bisa merambah jabatannya dari yang paling jelek, kondisinya yang paling jelek itu tadi sampai akhirnya menjadi peringkat nomor satu ya, pak?”
T : “Ya. Jadi pada waktu di BCA pun, karena saya belajar dari banyak orang, kalau gak tahu ‘kan tinggal bertanya pada orangnya. Di Kupang rugi selama 4 tahun, kok bisa rugi? Saya tanya ke keuangan. Saya ‘kan sudah kenal karena sudah pernah masuk di keuangan. Lalu saya telepon kepala bironya,
‘Bu, kalau ini begini blablabla bagaimana?’.
‘Kamu cek dulu kesini’
Saya cek, uang di lemari besinya kebanyakan. Nganggur. Jadi uang dari Bank Indonesia itu nganggur. Kebanyakan. Harusnya standarnya segini. Saya kirim, dapat bunga, 3 hari-sebulan sudah profit.”
C : “Jadi sebetulnya, itulah sekelumit kisah perjalanan Pak Tung.
Bagaimana beliau struggle ketika mengalami masa-masa sulit. Dan akhirnya, mengapa Pak Tung memutuskan untuk banting setir? Apa sih yang memotivasi Pak Tung? Dan itu di usia berapa?”
T : “Jadi, pada waktu itu saya sudah menjadi pemimpin. Termasuk yang paling muda juga dari angkatan 14. Karena dari angkatan 2, angkatan 3, angkatan 4 belum ada yang menjadi pemimpin, namun saya sudah menjadi pemimpin. Pemimpin di BCA Borobudur di Malang. Dan pada waktu itu, papa saya sakit keras. Dan BCA tidak seperti hari ini. Hari ini di BCA gajinya gede, semuanya bagus, dapat option saham, dapat lain sebagainya.
Dulu pada tahun krisis ekonomi ’97-’98, sampai tahun 2000 itu kenaikan gaji tidak ada. Jadi, biaya hidup ‘kan meledak. Dan papa saya sakit keras. Ketika papa saya sakit keras, gaji saya selama satu bulan tidak cukup untuk membayar satu malam. Hal itu membuat shock. Daridulu saya mau dibajak, sampai 12 perusahaan yang mau membajak saya. 4 headhunter yang nyari. Kemudian, sampai saya tanya pada headhunter’nya, ‘Loh, kok anda tahu saya?’. Saya dihubungi headhunter.
‘Kok anda tahu saya disini?’. Jawabannya seru. Dia bilang begini, ‘Di setiap laut itu ‘kan ada naganya. Di setiap gunung ‘kan ada dewanya. Dan di setiap daerah ‘kan ada orang saktinya. Ya, kita tahu lah’.
Akhirnya dalam situasi seperti itu, sudah ditawari berkali-kali, digaji berkali-kali lipat saya gak berani keluar. Akhirnya karena kepepet tadi.
Orang kalau keluar dari pekerjaan itu cuma karena 2 sebab.
Di tempat kerja lama anda merasa tidak nikmat, atau di tempat kerja baru anda merasa lebih nikmat. Hanya 2 itu saja. Kalau anda ‘ngomel’ terus di tempat yang lama, tidak nikmat tapi tidak keluar-keluar, berarti anda cukup sakit untuk ngomel, tetapi tidak cukup sakit untuk keluar.”
C : “Betul itu ya.. Jadi ada kata nikmat dan sakit. Jadi anda ada yang suka ngomel-ngomel gak kalau nonton channel ini? ‘Oh iya, benar juga ya..’. Sambil nonton, sambil mukul meja. Bagus. Saya sangat mengerti perasaan kalian. Itu yang dirasakan oleh Pak Tung ya.. Jadi waktu itu usia berapa, pak?”
T : “Jadi pada waktu itu sekitar tahun 2000, berarti usia saya sekitar 32 tahun. Makanya saya suksesnya itu after 30.”
C : “Success After 30. Luar biasa. Jadi ketika di usia 32 itu, akhirnya keluar karena kondisi papa sakit. Setelah papa sakit, akhirnya Pak Tung melakukan sesuatu yang tidak lazim.”
T : “Sementara pada waktu itu saya masuk ke perusahaan dulu. Gajinya langsung 3 kali lipat dari BCA.”
C: “Jadi sempat pindah ke perusahaan yang lain?”
T : “Di Lippo group pada waktu itu.”
C: “Tapi di perbankan juga ya..”
T : “Bukan, bukan di perbankan. Sudah ditawarin di perbankan, saya gak mau. 5 kali ketemu gak mau. Akhirnya waktu itu di DOT COM. LIPPOSHOP DOT COM. Disitu saya veteran. Makanya di DOT COM tahun 2000 sampai hari ini DOT COM jadi kecintaan juga. Saya disana selama 7 bulan.”
C: “7 bulan disitu ya..”
T : “Blessing in disguise.”
C: “Ngerti gak sih kamu, blessing in disguise? Tolong diterjemahkan pak. Soalnya mungkin yang di rumah bertanya-tanya, bingung mikir. Coba dijelaskan, pak.”
T : “Jadi, di dalam hidup ini ada banyak hal yang tidak sesuai dengan yang kita impikan. Tetapi kalau kita tahu caranya memberi arti, kita beri arti bahwa itu blessing. Misalkan ketika anda ditolak oleh cewek. Itu blessing. Karena Tuhan menakdirkan kita untuk meningkatkan diri. Yang namanya sakit, painful, sedih, kecewa, perasaan-perasaan yang negatif. Mohon maaf. Kalaupun anda tidak suka, tetap ada manfaatnya.”
C: “Berarti musibah itu berkah ya, pak..?”
T : “Kalau anda menganggap itu sebagai berkah. Jika anda bilang begini, ‘Ini ada musibah. Maksud Tuhan ini apa? Maksud baik Tuhan, saya harus memperbaiki diri atau supaya saya menjadi lebih hebat? Supaya besok tidak terjadi musibah seperti ini lagi.’ Akhirnya anda maju.”
C: “It’s all about mindset. Hal ini penting banget.
Jadi message seperti ini bagi anda yang masih muda-muda, yang masih gampang galau, gampang stress, gampang kecewa, ini adalah message yang sangat penting. Anda camkan baik-baik. Di menit ini, detik ini, anda pause terus, dan anda ulang-ulang terus kata-kata ini. “Blessing in disguise. Begitu ya, Pak Tung..”
T : “Ketika anda mengalami masalah, tanyakan pada Tuhan. Maksud baik Tuhan itu kira-kira apa? Apa yang harus saya pelajari dari atau karena kejadian ini, yang akan membuat saya di kemudian hari menjadi lebih baik, lebih kuat, lebih hebat, lebih kaya, lebih sukses, lebih banyak orang yang mau dengan anda menjadikan calon pacarnya, untuk jomblowan-jomblowati.”
C: “Keren banget ya.. Dan akan kita lanjutkan setelah yang satu ini..!”