ATTA HALILINTAR Dikeluarkan dari Sekolah (Part 2 of 2)
A : “Aku sekolah disana dari kelas 5, kelas 6, sampai menuju SMP itu aku selama 2 tahun gak bisa bayar SPP.”
C : “Tuh, denger. Pernah gak denger kisah Atta Halilintar gak bisa bayar SPP selama 2 tahun?”
A : “Sampai diumukan di sekolah. ‘Yang belum bayar SPP bulan ini adalah ini..’. Waktu itu masih kelas 5 SD. Dan aku menggandeng 4 adik aku yang masih kecil.”
A : “Akhirnya, waktu aku sudah mulai berkembang, keluarga kita bisa DP mobil pertama. Dan tinggalnya juga sudah bisa kembali lagi ngontrak yang lebih bagus.”
C : “Masih ngontrak, ya?”
A : “Masih ngontrak. Akhirnya, semua berjalan dengan lancar selama bertahun-tahun. Jadi, aku berpikir. ‘Mengapa usaha aku itu selalu ada ganjalan?’. Jadi, usaha burger selama 3 bulan rame. Orang sampe ngantri. Tiba-tiba salah satu mall membangun mall lagi dan jalannya ditutup. Aku bisnis handphone, penjualannya 1 milliar sebulan. Kadang dapat 1,5 M per bulan. Tetapi habis itu ditutup sama ibaratnya market yang punya disitu karena mereka mau berjualan di dalam. Apa aja yang aku jual terkendala.”
C : “Jadi usaha yang kecil kalah sama yang gede yaa..”
A : “Usaha yang kecil kalah sama yang gede.”
C : “Selalu seperti itu kalau bisnis konvensional.”
A : “Jadi waktu itu aku berpikir, ‘gimana agar bisnis itu bisa cepet gede, dan bisa lebih terkenal dari mereka?’. Barulah aku menemukan, ‘Kamu harus mempunyai media yang besar’.”
C : “Dengar itu ya.., media.”
A : “Media itu mempunyai andil yang sangat penting dalam usaha kami.”
C : “Di dalam bisnis ya..”
A : “Di dalam bisnis. Mengapa usaha-usaha yang namanya sudah terkenal itu lebih bertahan lama daripada usaha yang baru?
Itulah sebabnya kita butuh media untuk memperkenalkan usaha kita.
Disitulah aku melihat YouTube sebagai kanal. Satu-satunya media yang menurut aku mempunyai engagement yang sangat kuat dan bisa ditonton orang banyak dengan gratis. Dimana saja, di tempat mana saja, di jam berapa saja tanpa kamu harus mengingat, ‘ jam segini baru muncul’. Enggak. Dan kapan saja. Jadi, ini adalah media masa depan.”
C : “Media masa depan.”
A : “Jadi disitulah aku dagang selain membuat content.”
C : “Umur berapa waktu itu?”
A : “Aku mulai ngerti buat iklan di social media itu umur 14-15 tahun.”
C : “Umur14-15 tahun sudah main socmed. Waktu itu masih zamannya Twitter ya?”
A : “Ya, Twitter. YouTube itu belum zamannya. Kalo kita main YouTube, gak ada yang nonton.”
C : “Gak ada yang nonton ya..”
A : “Jadi di tahun 2014 tahun itu kuota masih mahal. Di tahun 2014 itu aku bikin YouTube, tetapi belum pernah upload. Masih zaman BlackBerry. Aku bikin YouTube, tapi belum pernah upload. Jadi, dulu aku lebih suka ngedit tentang bola. Dulu aku pengen juga jadi atlet. Jadi sekalian bingungnya.”
C : “Pernah dengar Atta Halilintar pengen jadi atlet?
Sama dong.. Saya juga atlet dulunya. Berarti kita ada banyak kemiripan.”
A : “Kamu pengen jadi atlet juga ya? Aku itu dulu pengen jadi atlet bola atau atlet futsal. Lalu aku bilang, ‘apa dengan aku menjadi atlet, kita terkenal, maka kita bisa bikin dagangan? Atau aku bikin sekolah bola, bikin lapangan futsal, kayak gitu’. Karena itu dulu memang hobi aku. Dan disitu aku lihat, ternyata main futsal itu seru. Aku sampai ikut turnamen-turnamen Tarkam.”
C : “Sempat ikut ya..?”
A : “Sempat. Aku bangun jam 5 pagi itu lari, demi fisik. Habis itu push up. Bener-bener gimana nge’trill biar aku bisa jadi kuat.”
C : “Sampai mau jadi atlet ya..”
A : “Sampai mau jadi atlet.”
C : “Lihat. Passion’nya dan semangatnya.”
A : “Sampai orang tua aku bilang, ‘kamu ini ngapain sih main bola? Indonesia itu gak akan kemana-mana!’. Itu ada benernya juga ya. Karena kalo di luar negeri kita jadi atlet, itu ada asuransi sampai mati.”
C : “Kalau di Indonesia gimana? Kita tahu sendiri ya..”
A : “Makanya gue berdoa, semoga atlet-atlet yang juara di Asean Games kemaren itu dihargai. Bener-bener dirawat, dan bener-bener dijadikan aset bangsa. Karena mereka berjuang demi negara kita.”
C : “Kita tahu susahnya gimana.”
A : “Mereka itu bertahun-tahun belajar untuk bisa juara kayak gitu.”
C : “Hidupnya cuma disitu doang.”
A : “Hidupnya cuma disitu. Bukannya dia sekarang jadi juara, kemaren di Sea Games silat itu karena suatu event doang. Bukan. Tetapi mereka bisa jadi kayak gitu dengan latihan 6 tahun-7 tahun. Mereka setiap hari lari. Mereka tiap hari mencari cara gimana agar menang.”
C : “Hanya yang menjadi atlet yang mengerti perasaan ini.”
A : “Hanya mereka yang menjadi atlet. Gimana caranya 5 tahun lagi kamu mencapai Asean Games, tetapi dalam waktu 5 tahun itu kamu setiap hari train. Drill, gak pernah absen. Bener-bener menjaga makanan, latihan fisik.”
C : “Very professional.”
A : “Itu bukan sesuatu yang gampang. Begitu juga dengan cara bikin YouTube, begitu juga dengan masalah dagang.”
C : “Mindset yang sama.”
A : “Mindset yang sama, betul. Tanamkan mindset pada apa yang kamu lakukan setiap hari. Konsisten, konsisten, begitu terus. Jadi gak ada yang gak mungkin.
Ibaratnya batu keras aja kalau ditetesin embun, itu bisa bolong kalau berkali-kali.”
C : “Padahal itu embun doang loh.”
A : “Embun itu jatuh ke batu, tapi berkali-kali.”
C : “Tetapi setiap hari.”
A : “Setiap hari, berkali-kali. Maka batu itu bisa melengkung ke bawah.”
C : “Berarti dari sini anda bisa melihat. Kenapa channel Atta Halilintar bertumbuh besar. Anda jangan iri, jangan nyinyir. Beliau itu bekerja keras sejak usia 11 tahun. Dengar itu. Ini kisah yang sangat luar biasa. Jadi jika anda ingin sukses cepat begini, tetapi anda tidak melakukan apa yang dia lakukan, maka itu omong kosong.”
A : “Itu bullshit. Makanya, gue juga bikin lagu. Judulnya’Draw My Life’, judulnya. ‘Mereka bilang, gue terlalu cepat. Mereka bilang, gue Instant. Enggak ada waktu untuk berdebat. Berperanlah di setiap adegan’. Maksud gue itu kalian jangan cuma ngomong, tetapi berperanlah di bidang kamu masing-masing. Kalau kamu lakuin itu sungguh-sungguh, Insha Allah kamu berhasil. Gue yakin.
Karena gak ada suatu kerja keras yang mengkhianati hasilnya.
Even Tuhan pun melihat. Tuhan gak menuntut kamu berhasil. Tetapi Tuhan menuntut kamu berusaha. Berusaha lebih keras dari orang lain. Dari situlah kamu akan berhasil.”
C : “Luar biasa.. Itu message yang penting. Catat itu! Masukkan ke otak, sampai masuk ke pikiran bawah sadar.”
A : “Kalo bisa ditulis di papan tulis kamar dan di kantor kamu.”
C : “Di handphone kamu, semuanya. Diingat itu kata-kata beliau.”
A : “Pasang target kamu. Disitulah aku memulai YouTube. Akhirnya aku seriusin bikin konten YouTube.”
C : “Di usia berapa waktu itu?”
A : “Mungkin sekitar 3 tahun lalu aku bikin channel Gen Halilintar. Dari nge-cover lagu. Channel-channel yang lain menembus 1 juta subscribers, dan aku bilang, ‘Wah, luar biasa!’. Aku melihat kesempatan.”
C : “Di usia berapa waktu itu?”
A : “Kalau channel Gen Halilintar itu aku sekitar 19 tahun. Di channel Gen Halilintar itu upload pertama adalah lagu berjudul ‘one big family’. Lalu setelah berjalan setahun pertama, channel itu berkembang pesat. 1 juta subscribers.
Salah satu channel keluarga pertama terbesar di dunia dengan tema keluarga.
Dan sekarang sudah 3,7 juta subscribers. Dan akhirnya, disitu aku melihat ‘Oh, ternyata orang lain juga butuh figur anak muda. Akhirnya aku juga bikin channel’ku sendiri. Dan adik-adik aku juga udah lebih pinter, sih sekarang. 10 adik udah bisa naik ke channel itu. Akhirnya, aku bikin channel ‘Atta Halilintar’. Dalam satu tahu setengah, sekarang sudah hampir 5 juta subscribers.”
C : “Boleh tepuk tangan.. Keren banget! Dan itu bukan kebetulan.”
A : “Bukan kebetulan. Kalau misalkan dalam setahun ada 360 hari, maka minimal buat 300 video per tahun. Kamu bisa?”
C : “Bisa gak? Hayoo.. Coba dengerein tuh..!”
A : “360 hari dalam setahun, 300 video per tahun. Kamu bisa?”
C : “It’s not easy. Tapi dia bisa lakukan. Dia pantas meraih kesuksesan ini di usia muda.
Sukses sebelum usia 30. Dia ini belum usia 30. Masih 23 tahun. Apa saya perlu bikin channel ‘Sukses sebelum 23 tahun’?”
A : “Tadinya waktu aku ketemu kemarin pengen bilang, apa aku bikin aja buku ‘Sukses Sebelum 23 Tahun’?”
C : “Layak juga nih.. Saya pasti akan menjadi yang nomor satu memberikan endorsement. Luar biasa! Jika anak-anak Indonesia seperti ini, Indonesia pasti maju! Saya yakin. Mindset’nya luar biasa. ”
A : “Pokoknya aku doakan, semoga lebih banyak channel-channel yang menginspirasi, memotivasi anak muda untuk lebih berhasil. Dan memberikan tips atau memberikan inspirasi untuk mereka semua untuk menjadi pemuda-pemuda yang kreatif, inovatif, produktif dan positif, pastinya.”
C : “Ini adalah sesuatu yang sangat penting, yang hari ini bisa kita pelajari dari seorang Atta Halilintar. Bagaimana beliau di usia 11 tahun sudah terkena badai. Seperti buku saya ‘Badai Pasti Berlalu’. Ini adalah sebuah kisah saya. Dan ternyata bukan saya saja yang mengalami.
Tetapi ternyata seorang Atta Halilintar, dia mengalami badai itu di usia 11 tahun.
Kalau saya ketika usia 17 tahun. Sedangkan beliau lebih muda dari saya, 11 tahun. Dan akhirnya, semua badai itu pasti berlalu. Begitu juga dengan kisah Atta halilintar yang anda tidak pernah dengar di kisah manapun, media manapun, tetapi hari ini kita ulas.
Dan suksesnya seorang Atta hari ini menjadi seorang pengusaha, seorang pebisnis sukses menggunakan platform YouTube, itu bukan kebetulan.Ternyata mindset beliau itu sudah dimiliki sejak usia 19 tahun. Dan juga karena keadaan. Jadi bagi anda yang hari ini sedang tertekan, karena sedang punya masalah, sedang punya problem, namun masalah kamu jika dibandingkan dengan masalahnya Atta, seberapa sih? Mungkin gak ada apa-apanya. Jadi, jangan mengeluh terus. Jangan sebaliknya, anda itu nyinyir, iri hati dengan kesuksesan orang lain.
Change your mindset, please.
Ubahlah pola pikir anda. Belajarlah dari inspirasi seorang Atta Halilintar ini. Saya yakin, jika bangsa Indonesia mempunyai seseorang seperti Atta Halilintar, 10 orang saja, maka bangsa ini akan ditakuti oleh bangsa Asia, bahkan di dunia. Saya yakin banget. Karena dia ini adalah influencer yang sangat powerful. Dan usianya masinh sangat muda, 23 tahun.
Apa jadinya kalau masa depan bangsa Indonesia mempunyai generasi muda seperti ini? Luar biasa, pastinya! Thank you banget ya.., Atta Halilintar yang sudah datang di channel saya, men’support supaya bangsa yang kita cintai ini, Indonesia bisa lebih baik lagi, lebih luar biasa. Ada pesan terakhir sebelum kita akhiri channel ini?”
A : “Mungkin posisi kamu tadi, kalau abang bilang tentang ‘Badai’, mungkin kamu sekarang sedang dalam ‘badai’. Tetapi aku pernah ngerasain itu, sampai aku bisa ceritain ini aja aku merinding. Merinding terus, mungkin mataku bisa merah karena memang itu adalah masa dimana aku mengalami perih-perihnya hidup. Gimana malunya di depan orang lain, gimana rasanya untuk makan buat sore aja gak tau mau makan apa. Kalau diceritain, aku sampai sempet minta-minta. Susah. Aku sampe mikir, ‘gini amat masa kecil gue. Apakah ini ujian?’.
Tetapi dengan kamu berusaha, dengan kamu yakin sama diri kamu sendiri,
dengan kamu bener-bener serius dengan apa yang kamu lakukan, dan istiqomah atau konsisten dalam melakukan itu, dan jangan lupa berdoa selalu kepada Yang Di Atas, mengharapkan yang terbaik. Aku yakin, kalau aku bisa, kamu semua juga pasti bisa!”
C : “Terima kasih banyak, saya doakan sukses selalu untuk Atta Halilintar. Luar biasa.. Kita bangun Indonesia yang lebih baik dengan mindset yang lebih baik. Sukses selalu, dan selalu salam hebat luar biasa..!!”