Era Disrupsi IOT Mengancam Profesi Anda ?
Sahabat entrepreneur, salam hebat luar biasa..!! Jumpa lagi di edisi kali ini. Kita akan mendiskusikan sesuatu tentang buku yang kemarin saya bahas. Yaitu tentang ‘DISRUPTION’ atau disrupsi. Saya punya disini. Buku ini ditulis oleh Profesor Rhenald Kasali. Kemarin saya sudah membuat sedikit rangkumannya melalui kata pengantarnya. Dan anda juga bisa menonton video tersebut. Dan untuk edisi kali ini, saya akan ditemani oleh dr. Sung.
C : “Apa kabar dr. Sung?”
S : “Halo pak Chandra.. Luar biasa, pak Chandra.”
C : “Hebat luar biasa. Beliau adalah narasumber dari SB30 Health. Beliau nanti akan menanyakan beberapa hal kapasitas beliau sebagai seorang profesional, sebagai seorang dokter. Nanti beliau akan berbicara tentang topik disrupsi ini. Bagaimana selanjutnya? Kita saksikan dulu yang satu ini.”
S : “Begini pak Chandra. Kemarin saya sempat menonton video tentang disrupsi di SB30. Dari situ, saya tertarik untuk membaca bukunya. Ini bukunya, berjudul ‘Disruption’. Jadi saya baca kata pengantarnya dulu. Disini dikatakan bahwa banyak terjadi peralihan. Contohnya pada abad ke 20, kereta kuda digantikan oleh mobil bertenaga mesin. Di zaman itu karena mobil bertenaga mesin banyak, akhirnya muncullah bengkel otomotif, kemudian perusahaan asuransi, pompa bensin dan sebagainya.
Di dunia zaman sekarang, tidak bisa dipungkiri lagi bahwa ada banyak peralihan-peralihan di bidang tertentu. Maksud saya di banyak bidang. Tidak menutup kemungkinan juga di bidang kesehatan atau kedokteran yang saya alami.
Disini dikatakan bahwa zaman sekarang, petugas bengkel itu bukan lagi montir, pak Chandra. Jadi, sudah digantikan oleh mereka-mereka di bidang IT. Jadi untuk mengganti ban, meluruskan ban, kalau zaman dahulu harus diketok dahulu. Kalau zaman sekarang, mereka tinggal menggerakkan melalui komputer. Dan yang mengerjakan bukan lagi montir. Tetapi mereka-mereka yang jago IT.
Lalu, bagaimana dengan dunia kedokteran?
Dan di buku ini dikatakan bahwa Internet of Thing di dalam pelayanan kesehatan, terjadi disrupsi layanan cuci darah di Indonesia. Hal ini cukup menarik, pak Chandra. Karena saya membaca disini bahwa biaya cuci darah di Rumah Sakit dikatakan sangat mahal. Yaitu 800 ribu sampai 1,2 juta.”
C : “Biaya sekali cuci darah, ya?”
S : “Ya, satu kali. Akhirnya, sekarang muncul klinik-klinik. Jadi, klinik-klinik ini dibuat untuk cuci darah, untuk kalangan low. Biayanya bisa dipangkas hingga 50%. Bahkan, sampai 70%. Dan saat ini sudah berada di 40 titik.”
C : “Di kota besar atau di kota kecil?”
S : “Disini dikatakan di kota besar, tepatnya di Jakarta.”
C : “Dan ini tidak lama lagi akan menyebar ke seluruh Indonesia.”
S : “Ya, seperti itu. Menurut pak Chandra bagaimana? Di bidang kedokteran atau di bidang pelayanan kesehatan, apakah disrupsi ini bisa dibendung atau bagaimana?”
C : “Jadi begini. Saya me’review buku itu tidak sembarangan.
Karena buku itu ditulis oleh senior kita, profesor Rhenald Kasali.
Saya juga acungi jempol untuk beliau karena beliau adalah seorang senior juga di dunia pemasaran. Dan beliau juga termasuk boleh dikatakan seorang guru. Beliau juga seorang rektor yang sangat diakui di Indonesia. Jadi, beliau jika menulis sesuatu itu pasti karena ada sebuah research atau sebuah penelitian. Research atau penelitian tersebut pasti tidak sembarangan beliau tulis disini.
Prof. Rhenald disini juga menuliskan tentang fenomena apa yang sedang terjadi di seluruh dunia tidak lama lagi akan terjadi di Indonesia. Saya ambil satu contoh. Saya ini punya mobil Mercedes, dr. Sung. Kalau zaman dulu, rusak kita ke bengkel mobil. Montir atau ahli itu ‘kan adalah mereka yang berpengalaman. Kalau misalkan mereka mendengar suara yang tidak beres, ‘Ini karboratornya yang bermasalah, atau mungkin komponen apa yang bermasalah si mobil tersebut’. Tetapi mobil saya ini ‘kan Mercedes Benz, buatan Eropa.
Saya pernah ke sebuah bengkel, yang mana ternyata bukan montirnya lagi yang menangani. Karena dia hanya ahli pada mobil Jepang. Tetapi dia punya suatu alat/mesin, yang mana alat/mesin ini hanya dicolokkan saja, dan alat ini langsung memberi tahu komponen apa yang bermasalah.”
S : “Istilahnya seperti dokter mendiagnosa. Berarti penyakitnya mobil itu dulunya didiagnosa dari suara atau apanya. Tetapi sekarang, berganti mesin yang mendiagnosa.”
C : “Diganti sebuah mesin yang mana bisa langsung mendiagnosa lebih tepat daripada hanya manusia yang mendiagnosa. Diagnosa mesin ini tidak bisa dipungkiri. Jadi, manusia itu hanya operator untuk mengoperasikan mesin tersebut. Dan operatornya itu tidak perlu seorang montir. Tetapi cukup ahli IT yang mendiagnosa mesin tersebut.
Dan dia langsung memberitahu, ‘organ ini yang perlu diganti’. Waduh, kalau organ jadinya masalah kedokteran. Spare part ya.. ‘Komponen ini yang perlu diganti. Spare part ini yang perlu diganti.’ Sudah. Selesai masalahnya. Maklumlah, mobil Jerman. Mungkin mereka secara teknologi sudah lebih canggih. Begitu juga dengan mobil buatan Indonesia.
Ke depannya, kalau tadi dr. Sung berbicara soal kedokteran, bukan mustahil hal itu bisa terjadi.
Sangat-sangat memungkinkan. Dan sekarang di Jakarta sudah dimulai, bahwa yang mendiagnosa itu bukan dokter. Tetapi seorang ahli IT atau pakai mesin.”
S : “Mungkin sampai sekarang, di Indonesia ini yang boleh mendiagnosa adalah seorang dokter, pak Chandra.”
C : “Yang diberikan izin ya.. Yang berhak memberikan diagnosa.”
S : “Tetapi dengan adanya teknologi ini, kemungkinan mesin ini bisa membantu dokter untuk mendiagnosa pasiennya. Misalkan sekarang seperti laboratorium. Itu ‘kan sebagai pembantu untuk para dokter. Dan kalau saya baca buku ini, tidak menutup kemungkinan dunia kesehatan atau kedokteran kayaknya akan digantikan oleh mesin juga.”
C : “Bukan ‘kayaknya’, itu sudah pasti. Jadi begini.. Saya ini ‘kan seorang pengusaha, dr. Sung. Pengusaha itu prinsipnya kalau usahanya mau bertahan lama, prinsipnya sederhana. Nomor satu, usahanya harus profit, menghasilkan, menguntungkan. Yang kedua, mengurangi biaya. Mengurangi cost. Titik. Itu saja.
Jadi kalau profit besar, ini adalah prinsip ekonomi : Pemasukan sebesar-besarnya, pengeluaran sekecil-kecilnya. Sama. Jadi cost harus ditekan seminim mungkin. Cost seorang dokter itu tidak murah. Mempekerjakan seorang dokter di Rumah Sakit itu tidak murah. Kalau zaman dulu, tidak ada pilihan. Mau tak mau kita harus mengeluarkan cost tersebut supaya Rumah Sakit itu hidup. Karena harus ada dokter.
Tetapi zaman sekarang, ternyata cost ini bisa dikurangi dan digantikan dengan ahli IT.
Yang mana diagnosanya tidak kalah dengan seorang dokter. Dan tidak harus seorang dokter. Masa’ pekerjaan seorang dokter cuma mengoperasikan mesin? ‘Kan aneh, menurut saya. Tetapi bisa digantikan oleh sebuah alat diagnosa seperti ini. Seperti yang tadi saya bilang, montir itu. Maka ke depannya menurut saya, profesi dokter ini mendapatkan sebuah ancaman yang serius. Terutama bagi anda yang bekerja di Rumah Sakit, tetapi tidak punya keahlian lebih.”
S : “Disini juga dikatakan Google sedang mengembangkan Google DeepMind, untuk memprediksi dan mengoreksi gejala gagal ginjal pasien sebelum kejadian fatal.”
C : “Kalau zaman dulu, mungkin kalau hasil lab’nya bagus, ginjalnya aman. Ternyata sekarang sudah ada alat untuk mendeteksi?”
S : “Sedang dikembangkan. Dari cerita tadi, bagaimana solusinya untuk kita, para tenaga kesehatan, termasuk di dalamnya dokter, perawat, ahli gizi dan sebagainya?”
C : “Jadi begini.. Saya ingin memberikan satu saran untuk para profesional di bidang kesehatan. Kalau dari sudut pandang saya sebagai pengusaha, saya membuat video ini bukan untuk menakut-nakuti anda. Apalagi anda yang baru saja lulus kedokteran. Saya mohon maaf. Karena anda para dokter muda, pasti mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk sekolah kedokteran. Tapi ternyata anda langsung tiba di era disrupsi ini. Memang tidak menyenangkan.
Berbeda jika anda sudah menjadi dokter sejak 30 tahun yang lalu.
Mungkin sudah berjenggot, botak, putih semua kali ya, dokter yang terkenal di kota anda. Tetapi, anda datang di era yang tidak enak. Namun sebetulnya video saya ini tujuannya bukan untuk menakut-nakuti anda. Tetapi sekedar memberikan anda wawasan baru. Artinya apa?
Artinya anda jangan hanya mengandalkan ilmu kedokteran anda yang anda pelajari di dunia kedokteran selama 6-7 tahun. Sebagai seorang dokter umum, contohnya. Belum termasuk spesialis. Saya tahu, anda pasti mengeluarkan dana yang tidak kecil. Ilmu anda akan tetap terpakai, asalkan satu : Anda tidak cukup dengan mengandalkan ilmu kedokteran atau mengandalkan profesi dokter saja sebagai mata pencaharian anda. Itu tidak cukup.
Saya mau memberikan nasehat disini :
Anda harus menambah skill baru.
Skill itu contohnya apa? Mungkin anda bisa menjadi narasumber. Itu salah satunya. Kemudian skill berikutnya, anda juga bisa memberikan wawasan lain yang mau tak mau pekerjaannya dokter harus diselesaikan dahulu. Jadi, bukan hanya digantikan oleh robot.
Contohnya mungkin perawat, ke depannya itu masih lebih dibutuhkan daripada dokter. Karena perawat masih harus membantu pasien yang sakit untuk mengangkat pasien dan sebagainya. Pekerjaan itu tidak bisa digantikan oleh robot.”
S : “Begini ya, Pak Chandra. Saya pernah mendengar kata-kata dari Jack Ma. Bedanya mesin dengan manusia adalah mesin mungkin bisa melakukan dengan akurasi yang tepat. Tetapi, manusia memiliki kebijaksanaan.”
C : “Betul, betul.. Wisdom. Jadi, memang ada hal-hal yang tidak bisa digantikan oleh mesin. Contohnya feeling. Perasaan. Emosi.
Emosi adalah sesuatu yang tidak bisa digantikan oleh robot.
Tetapi kalau diagnosa mobil itu tadi, robot saja cukup. Diagnosa organ, robot saja cukup. Tetapi kalau sentuhan fisik, sentuhan emosional,..”
S : “Mungkin komunikasi juga ya, Pak Chandra.”
C : “Ya, komunikasi. Memang sekarang di China pun bahkan orang tua yang kesepian tidak perlu lagi punya pasangan hidup. Tetapi ada robot yang bisa berbicara juga.”
S : “Saya lihat itu di YouTube.”
C : “Meskipun itu sudah terjadi, tetapi mungkin di Indonesia tidak secepat itu. Tetapi intinya, anda harus mempersiapkan diri. ‘Loh pak, apakah saya harus sekolah spesialis lagi?’ Tidak. Jadi, anda harus menambah wawasan di selain dunia kedokteran. Ilmu komunikasi, mungkin. Itu harus anda pelajari. Hal-hal yang di luar itu. Contohnya menjadi pengusaha, mungkin. Ilmu entrepreneurship, mungkin. Itu akan terpakai nantinya.
Jadi meskipun anda punya pengalaman, contohnya seperti saya. Saya ini seorang sarjana teknik. Harusnya saya ini ‘kan bekerja di pabrik, dr. Sung. Tapi nyatanya sekarang saya punya usaha. Gak pernah bekerja di pabrik. Tetapi kalau saya ditanya tentang masalah teknik industri itu bagaimana, saya bisa menjabarkan. Karena saya pernah kuliah di bidang itu. Tetapi saya tidak harus memiliki idealisme tinggi bahwa ‘saya kuliah teknik industri. Maka saya harus bekerja di bidang industri’. NO. Itu jawaban yang keliru dan naif, menurut saya.
Tetapi kita harus mempunyai suatu wawasan dan anda harus merambah bidang yang lain.
Dan jujur ya, dr. Sung. Banyak juga murid yang konsultasi pada saya. Tidak sedikit dokter-dokter muda yang hari ini justru ‘banting setir’ menjadi pengusaha. Buka toko kue, contohnya. Padahal kuliah kedokteran dengan toko kue gak ada hubungannya. Menjadi dokter bagi masakan yang gosong, contohnya.
Namun itu artinya life has to go on, alright? Jadi hidup itu harus terus berlangsung. Anda tidak bisa mempertahankan idealisme anda. Karena tidak ada yang aman. Tidak ada yang secure di masa yang akan datang. Jadi, buku ini bukan untuk menakut-nakuti. Sebenarnya sebelum buku ini terbit pun, dunia selalu berubah. Dunia selalu berubah. Jadi kalau anda tidak mau berubah, maka anda akan ditelan oleh perubahan itu sendiri. Di dunia ini tidak ada yang abadi.
Yang abadi itu hanya ‘PERUBAHAN’
Jadi artinya, jika anda tidak mau berubah, anda tetap mempertahankan idealisme anda : ‘Saya ini dokter. Arus saya seperti ini’. Tidak bisa. Jadi yang benar, anda itu harus membuka wawasan. Saya ‘kan sering mengatakan, : Kuliah itu penting, tetapi tidak cukup. Itu yang sering saya katakan. Tidak cukup. Karena pengetahuan kehidupan itu bukan cuma satu disiplin ilmu. Anda harus merambah bidang wawasan yang lain.
Berteman dengan orang berpengaruh, contohnya
Itu ‘kan anda perlu skill komunikasi. Ya ‘kan? Anda akan mendapatkan, you will learn something. Anda akan mendapatkan sesuatu untuk menambah wawasan anda. Dengan demikian, anda bisa mengarungi dunia ini dengan mulus. Saya juga tidak sedikit teman-teman saya dokter yang juga pengusaha. Punya apotek banyak, contohnya. Itu ‘kan termasuk pengusaha. Harusnya kalau dia dokter ‘kan cukup bekerja di Rumah Sakit. Dia merambah dunia entrepreneurship. Dia harus belajar managerial skill, dia harus belajar leadership skill, dia harus belajar mempunyai visi.
Dan lucunya, dia dokter, tapi tontonannya Success Before 30. Tapi it’s OK. Ini wawasan. Tetapi dia bisa mengembangkan usahanya. Banyak yang seperti itu. Jadi, itulah yang bisa saya sampaikan mengenai pertanyaan dr. Sung tadi.
Jadi, tidak usah jauh-jauh deh. Contohnya seperti dr. Sung sendiri. Saya bertemu dr. Sung ini di seminar saya. Dari seminar tersebut, saya melihat dr. Sung ini adalah dokter yang berbeda dengan dokter pada umumnya. Karena beliau ini seorang dokter, tetapi mau belajar banyak tentang hal yang lain. Akhirnya saya menawarkan pada beliau, dan beliau cukup berminat untuk masik ke komunitas YES kami. Ini dr. Sung memakai kaos komunitas YES. Beliau adalah seorang dokter yang mau beradaptasi dengan zaman sekarang.
Boleh diceritakan dr. Sung, bagaimana prosesnya anda bisa masuk ke komunitas YES kami?”
S : “Awalnya saya bertemu channel’nya Pak Chandra, SB30. Dan disitu saya melihat,
‘disini banyak materi-materi tentang pengembangan diri’.
Mentor kehidupan, seperti itu. Waktu itu video yang membuat saya tertarik adalah ‘8 Aspek Kehidupan’. Kalau kita sebagai dokter, kita pasti condong ke arah kesehatan. Tetapi mungkin di aspek yang lain kita kurang. Karena kita sebagai dokter juga manusia. Mengapa saya memilih bergabung dan masuk ke komunitas ini?
Karena begini.. Tanaman yang besar, pohon beringin misalnya. Itu pun membutuhkan wadah untuk dapat bertumbuh. Sebagai dokter pun, saya butuh wawasan dari luar. Misalnya tentang komunikasi, atau wawasan yang lain seperti teknologi, bisnis, dan sebagainya. Dari sini saya bisa mendapatkan banyak hal, saya bisa belajar banyak hal. Bukan hanya tentang kesehatan melulu. Tidak. Tentang mindset, pola pikir, itu juga sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi dalam menghadapi pasien.
Terkadang pasien juga bukan sakit seolah sakit itu saja, tetapi juga karena masalah pola pikirnya.”
C : “Mindset’nya ya.. Bukan masalah penyakitnya.”
S : “Bukan hanya semata-mata organnya. Tidak. Ternyata, mindset itu mempengaruhi penyakit mereka.”
C : “Lucu ya.. Tetapi itu terjadi loh.”
S : “Banyak yang seperti itu Pak Chandra. Mereka yang stress, anak-anak yang mau ujian lalu tiba-tiba diare. Ternyata mindset mereka juga perlu diperbaiki. Bukan hanya kita memberi obat saja. Itulah pentingnya komunikasi tadi. Skill yang lain. Mungkin itu saja yang bisa saya sharing kali ini, Pak Chandra.”
C : “Jadi artinya, ini adalah salah satu contoh. dr. Sung yang sekarang menjadi murid kami di komunitas YES. Dimana beliau menambah skill dan wawasan di luar dunia kedokteran. Dan alhasil, sekarang saya bukan hanya membimbing beliau sebagai seorang dokter yang mempunyai mindset yang baik. Skill komunikasi yang baik. Justru beliau sudah membangun channel YouTube sendiri. SB30 Health. Silahkan subscribe channel beliau yang sudah mendapatkan silver play button juga.
Dan ternyata, beliau bisa mengasuh rubrik channel YouTube juga. Dan SB30 Health merupakan salah satu channel kedokteran terbesar di media Indonesia.
Yang kedua, beliau bisa saya latih menjadi pengusaha juga. Jadi, tidak menutup kemungkinan seorang dokter yang dulunya tidak punya basic pengusaha, sekarang saya bangun beliau menjadi pengusaha juga. Inilah salah satu hal yang bisa saya sampaikan. Bahwa membangun wawasan di luar disiplin ilmu yang anda pelajari sekarang itu jauh lebih penting daripada disiplin ilmu anda sendiri.
Jadi kuliah itu penting, tetapi tidak cukup.
Jadi, anda harus menambah wawasan. Jangan cuma terpaku pada satu bidang. Jika anda hanya terpaku pada suatu bidang, dan anda tidak punya wawasan di bidang yang lain, alhasil anda akan menderita sendiri. Jika kena disrpusi, anda sudah menyerah, angkat tangan dan give up. tidak bisa apa-apa.
Baik, sekian untuk bincang-bincang pada topik disrupsi kali ini. Dengan adanya kedatangan dr. Sung, ini adalah praktek nyata. Mempraktekkan apa itu adaptasi di dunia disrupsi. Jadi, buku ini bukan untuk menakut-nakuti. Tetapi justru memberikan peringatan pada kita untuk segera membuka wawasan kita di bidang-bidang yang lain. Apabila bidang-bidang yang kita geluti sekarang bisa digantikan oleh robot, bisa digantikan oleh mesin, maka tamatlah riwayat kita di karir tersebut.
Tetapi jika kita sudah ‘menyediakan payung sebelum hujan’, kita sudah mempersiapkan sesuatu, niscaya wawasan kita akan terus berkembang.
Demikian bincang-bincang kita kali ini, sukses untuk kita semua, salam hebat luar biasa..!!