5 Pertanda Anda Tidak Cocok Menjadi Entrepreneur
Sahabat entrepreneur, salam hebat luar biasa..!! Pada tips kali ini, saya akan membahas tentang orang-orang yang tidak cocok menjadi entrepreneur. Apakah semua orang cocok menjadi entrepreneur? NO. Saya sudah pernah membahas ini di video saya sebelumnya. Tetapi pada video kali ini, saya akan membahas pertandanya. Judul kali ini adalah : “5 Pertanda Anda Tidak Cocok Menjadi Entrepreneur”.
Jadi bicara tentang entrepreneurs, itu memang profesi yang kalau boleh dikatakan di dunia ini ‘less than five person’. Kurang dari 5% orang yang menjadi entrepreneur sukses. Jadi, memang entrepreneur ini merupakan profesi yang bukan mayoritas. Tetapi, di Indonesia jumlahnya terlalu sedikit. Oleh sebab itu, kita harus tingkatkan entrepreneur di negara ini.
Tetapi permasalahannya, tidak semua orang cocok menjadi entrepreneur. Berikut ini saya jelaskan tanda-tandanya.
1. Orang yang terlalu gengsi
Diantaranya yang pertama adalah orang yang terlalu gengsi. Orang yang terlalu gengsi ini adalah orang yang sama sekali tidak cocok menjadi entrepreneur. mengapa demikian? Karena seorang entrepreneur itu tidak bisa menjadi orang yang ‘gengsian’. Entrepreneur itu harus siap melayani. Orangnya tidak boleh kaku. Harus dinamis. Karena jika anda terlalu gengsi, sepertinya anda tidak cocok menjadi entrepreneur. mengapa? Karena entrepreneur itu harus bisa mengerjakan pekerjaan bos sampai pekerjaan office boy. Anda harus bisa mengerjakan semua pekerjaan, sekaligus pembantu.
Karena apa? Kalau misalkan perusahaan anda sedang ada masalah, anda tidak bisa cuma main perintah. Tidak bisa. Anda tidak cocok. Karena entrepreneur yang sejati itu bukan bos, tetapi seorang pemimpin. ‘Bos’ dan ‘pemimpin’ itu berbeda. Kalau bos itu minta dilayani. Sedangkan, pemimpin itu melayani. Jadi jika anda adalah orang yang terlalu gengsi, saya kira anda tidak cocok menjadi entrepreneur. Itu tanda yang pertama.
2. Tidak bisa totalitas
Yang kedua, tidak bisa totalitas. Jadi begini.. Bicara tentang entrepreneur, anda tidak bisa seperti karyawan yang maunya hanya bekerja dari jam 9 pagi sampai jam 5 sore. Begitu juga besok paginya jam 9 pagi sampai jam 5 sore. Anda tidak cocok. Anda cocoknya menjadi karyawan seumur hidup.
Kalau entrepreneur, terkadang dia bisa datang lebih pagi. Karyawan belum datang semua, dia bisa datang lebih pagi. Padahal dia pulangnya paling larut malam. Itu bos yang baik. Karena dia mau memastikan bahwa hidupnya perusahaan ini bukan hanya di tangan karyawan. “Tetapi hidupnya perusahaan ini ada di tangan saya”.
Jadi dia ingin memastikan bahwa pintu terakhir hidup matinya perusahaan ini adalah di tangannya. Bukan di tangan manager’nya, bukan di tangan direkturnya, bukan juga di tangan karyawannya. Apalagi di tangan siapapun.
Jadi, jika anda ingin membangun sebuah organisasi, maka anda harus memastikan bahwa bisnis anda akan run well, berjalan dengan baik. Dengan advertising, pembayaran, dari bagian gudang, kemudian juga dari bagian marketing, dari bagia sales, dari bagian promotion, dan dari divisi admunistrasi, dari divisi keuangan dan divisi operasional, anda harus memastikan semuanya berjalan dengan baik.
Anda bisa mempercayakan kepada orang kepercayaan anda
Tetapi, anda harus memastikan anda menguasai bidang tersebut. Berapa banyak kita mengetahui entrepreneur yang gagal di generasi kedua? Ketika diserahkan kepada anaknya, ternyata anaknya tidak menguasai pekerjaan orang tuanya. Anaknya mungkin sekolah tinggi, lulusan luar negeri. Tetapi ketika pulang, ia menjadi sok pintar. Budaya luar negeri diterapkan di perusahaannya. Akhirnya perusahaannya gagal. Banyak cerita seperti itu. Why? Karena anaknya tidak membangun esensi totalitas perusahaannya dari nol. Tetapi yang membangun adalah ayahnya. Sehingga sentuhannya pasti berbeda.
Misalkan ada orang yang mengomel, “Saya ‘kan hanya dibayar dari jam 9 sampai jam 5. Kalau misalkan sudah jam 05:01, saya sudah tidak mau. Itu ‘kan sudah diitung lembur.” Di otaknya, mindsetnya hanya berpikir lembur dan lembur. Sedangkan orang yang cocok menjadi entrepreneur, ia bekerja sampai jam 7-8 malam pun tidak masalah. Because i love my job. Karena saya mencintai pekerjaan saya. Anda baru cocok menjadi entrepreneur.
Tetapi kalau anda sudah mulai hitung-hitungan jam, sepertinya itu pertanda bahwa anda tidak cocok menjadi entrepreneur.
3. Anda mementingkan penghargaan dan status
Yang ketiga adalah anda mementingkan penghargaan dan status. Maksudnya begini.. Yang memberikan dia penghargaan sebagai entrepreneur sejati itu bukan orang lain, tetapi pihak ketiga. Pihak ketiga itu artinya mungkin bisa diwawancarai majalah, diwawancarai televisi, diwawancarai oleh situs-situs tertentu, atau mungkin diberikan penghargaan yang lebih.
Di sebuah forum entrepreneur, mungkin di Indonesia ini ada penghargaan Ernst & Young. Atau mungkin Wirausaha Mandiri, contohnya. Itu adalah contoh penghargaan yang diberikan untuk para entrepreneur melalui research dan dilihat dari pekerjaan anda.
Tetapi kalau anda sedikit-sedikit butuh penghargaan, butuh status, itu bukan entrepreneur sejati.
Memang semua orang itu suka dihargai, tetapi entrepreneur tidak seperti itu.
Saya pernah mendengar sebuah cerita. Saya mengingat bahwa cerita ini adalah sebuah cerita yang sangat bagus. Pada suatu ketika, ada seorang tamu. Tamu itu diundang ke sebuah gedung 30 lantai. Kalau tidak salah, saya dengar cerita ini dari Hongkong. Kemudian, suatu hari ia ingin menemui seorang bos atau direktur utama dari perusahaan tersebut.
Ia sudah memakai pakaian necis, berpakaian rapi. Namun tidak disangka, ketika ia masuk ke gedung itu, ia melihat seseorang yang sudah tua dan berpakaian biasa yang sedang mengepel. Lalu dia bertanya, “Pak, saya mau bertanya. Saya mau menemui Bapak ‘A’, pemimpin perusahaan ini”. Lalu bapak tua yang mengepel itu tadi berkata, “Oh, langsung saja ke lantai 24”. Dan akhirnya tidak lama kemudian, ia naik lift dan bapak tadi ikut mengantarkan. Sesampainya di depan lift, kemudian si bapak berkata, “Di lantai 24 yaa..”. Kemudian pintu lift tertutup. Selesai.
Lalu tamu ini, seperti biasanya kalau kita masuk ke gedung besar, pasti ada cleaning service’nya orang tua dan sebagainya. Ia menganggap bapak itu tadi adalah cleaning service biasa. Kemudian ia menunggu sampai ke lantai 24. Kemudian, setelah sampai ia berkata, “Saya ingin menemui Bapak ‘A’”. Tidak lama kemudian, sekitar setengah jam kemudian dia sangat terkejut. Ternyata seorang pimpinan yang sejak tadi sangat dia tunggu-tunggu, siapakah beliau? Ternyata setengah jam kemudian yang muncul adalah orang tua yang menjadi cleaning service itu tadi. Dan siapa dia? Ternyata dia adalah pemilik perusahaan tersebut. Dia sangat terkejut.
Mengapa seorang pemilik perusahaan bisa berpenampilan layaknya seorang cleaning service?
Anda perhatikan, sekarang banyak sekali pengusaha-pengusaha besar di seluruh dunia yang tidak tampak seperti seorang pengusaha besar. Jika dia nampak keren layaknya pengusaha besar, itu artinya ia adalah pengusaha pemula yang baru kaya raya. Tetapi pengusaha yang kaya raya itu tidak membutuhkan itu. Karena dia sanggup mengerjakan pekerjaan yang tidak mau dilakukan oleh orang lain.
Lalu ia berkata, “Pak, pekerjaan cleaning service itu bisa dilakukan orang lain”. “Ya. But i love to do it. Saya senang melakukannya. Karena ini my building. Dan saya harus merawat building saya bersama dengan cleaning service. Tidak ada larangan ‘kan jika saya saya bersama dengan cleaning service melakukannya bersama-sama?” Ini penting sekali. Jadi, anda jangan hanya mementingkan penghargaan.
4. Entrepreneur sejati itu tidak butuh dimotivasi
Yang keempat, entrepreneur sejati itu tidak butuh dimotivasi. Sedangkan ini adalah pertanda anda tidak cocok menjadi entrepreneur. Karena anda harus senantiasa dimotivasi. “Entrepreneur sejati itu tidak butuh dimotivasi”. Kalau misalkan anda diberikan arahan dan diberikan bimbingan, dalam waktu singkat anda bisa langsung mandiri. Anda tidak perlu setiap hari minta dimotivasi, ditelepon, galau, curhat di socmed. Kamu tida cocok menjadi entrepreneur. I guarantee. Anda tidap erlu banyak bicara, diam. Dia tahu tugas apa yang harus dilakukukan, and he do it! Dia melakukannya.
Jadi,anda tidak butuh curhat, “Aduh ada masalah, ada kendala ini dan itu..”. Sepertinya anda tidak cocok menjadi entrpreneur. Mungkin anda lebih cocok dengan pekerjaan lain. Saya tidak mau sebutkan disini.
5. Anda terlalu kaku
Yang kelima adalah anda terlalu kaku. Entrepreneur adalah orang yang kaku. Salah. Entrpreneur itu tidak bisa kaku. Entrpreneur itu harus luwes. Jika anda kaku, maka lama-kelamaan produk anda tidak ada yang beli. Kemudian jika bosnya kaku, itu akan menular pada karyawannya. Karyawan anda akan kaku pada konsumen. Jika semua konsumen anda takut, maka akan lari. Kalau sudah begitu, perusahaan mau apa?
Anda harus luwes. Biasanya orang-orang yang kaku itu terlalu perhitungan. Perhitungan itu seperti ini, “Saya ini hanya menguasai satu bidang. Bidang saya adalah sekretaris. Saya tidak mengerti bidang yang lain”. Padahal sekretaris itu tidak boleh kaku. Sekretaris itu harus luwes. “Saya hanya mengerti bagian IT. Saya tidak mengerti yang lainnya. Dan saya hanya mengerti jika berhadapan dengan komputer. Lagipula saya tidak mengerti yang lainnya”. Ini artinya anda terlalu kaku.
Jika anda terlalu kaku seperti itu, anda tidak cocok menjadi seorang entrepreneur.
“Saya hanya mengerti bagian finance. Saya hanya mengerti bagian perpajakan. Dan saya hanya mengerti bagian cleaning service. Saya hanya mengerti bagian advertising. Saya tidak mengerti yang lainnya”. Tidak bisa. Entrepreneur itu harus luwes. Anda harus belajar di semua bidang. Baru anda bisa melihat celahnya. Anda bisa melihat celah, anda bisa melihat peluang. That’s a sign that you are a good entrepreneur. Tetapi kalau pada diri anda ada pertandanya, berarti anda tidak cocok menjadi entrepreneur.
Semoga 5 pertanda tadi bisa menyadarkan anda, apakah anda cocok menjadi entrepreneur atau tidak. Jika setela handa mendengarkan video ini anda merasa, “Wah, ternyata saya tidak cocok menjadi entrepreneur. tetapi saya ingin belajar menjadi entrepreneur. dan saya akan memperbaiki sikap saya”. It’s OK. Itu tidak masalah, tetapi, jika setelah mendengarkan video ini anda merasa, “Aduh, sepertinya saya tidak cocok menjadi entrepreneur”. It’s OK. Tidak ada paksaan untuk anda menjadi entrepreneur.
Channel Success Before 30 ini selain merupakan channel entrepreneur, ini juga merupakan channel motivasi. Jadi bagi anda para karyawan yang mungkin mendengarkan channel ini, atau mungkin anda para employee yang mendengarkan channel ini, atau siapapun anda, it’s OK. Yang penting anda bisa mengambil hikmah dari channel Success Before 30 ini.
Semoga channel ini bermanfaat, dan jangan lupa berikan like, berikan comment dan jangan lupa subscribe. Silahkan anda nyalakan loncengnya, serta ada 2 video lainnya disini yang bisa anda tonton. Silahkan berbagi kepada teman-teman anda yang membutuhkan. Sampai jumpa di video berikutnya.
Sukses untuk anda, salam hebat luar biasa..!!