Mindset yang Harus Anda Miliki di Saat Anda Sedang Bangkrut
Sahabat entrepreneur, salam hebat luar biasa..!! Jumpa lagi di episode kali ini dimana saya akan membahas tentang orang-orang yang rugi dan bangkrut. Mungkin bagi anda yang saat ini sedang cemas dan bingung, frustasi, mau menyerah, video ini memang ditujukan untuk anda. Saya akan memberikan tips, yaitu : “Mindset Yang Harus Anda Miliki Di Saat Anda Sedang Bangkrut”.
Jadi, apa sih sebetulnya bangkrut itu? Mungkin saat ini anda ingin merintis usaha. Mungkin anda menanamkan modal sebesar 10 juta. Anda sudah membeli barang, tetapi ternyata ujung-ujungnya uang 10 juta anda hilang. Dan akhirnya, anda merasa bangkrut. Anda pun bertanya, “Pak, untuk mendapatkan uang 10 juta itu saya harus bekerja berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Tidak gampang loh punya uang 10 juta”. Kata-kata anda tidak salah. Tetapi sadarkah anda? Bahwa banyak pebisnis besar dan orang sukses yang pada awalnya mengalami proses kebangkrutan. Tetapi mengapa bisnis mereka bisa besar?
1. Menganggap kebangkrutan sebagai “uang sekolah”
Kita lihat banyak sekali orang-orang yang sukses, mereka mengalami proses kebangkrutan. Tetapi bedanya, adalah ketika seseorang sedang mengalami proses kebangkrutan. Orang yang gagal ketika bangkrut, mereka akan menyerah. Dan akhirnya mereka benar-benar merasa bangkrut. Tetapi ketika orang-orang sukses mengalaminya, mereka justru menganggap itu bukan sebuah kebangkrutan. Melainkan mereka menganggap itu sebagai “uang sekolah”. Jadi kata kuncinya adalah “uang sekolah”.
Ketika anda ingin sukses, anda harus menganggap bahwa setiap kegagalan itu bukan sebagai malapetaka. Setiap kegagalan itu bukanlah sebuah bencana. Tetapi setiap kegagalan itu adalah sebuah proses dan seperti “uang sekolah”. Kita ambil satu contoh, mungkin anda yang hari ini sedang sekolah dari SD sampai SMA, sampai tamat kuliah. Anda sadar tidak, berapa ratus juta yang sudah anda keluarkan. Mungkin anda tidak merasa. “Masa’ sih pak sampai ratusan juta? Uang sekolah di SMP negeri dan SMA negeri ‘kan gratis?”. Betul. Tetapi, berapa uang yang anda keluarkan untuk bensin, makan, kemudian untuk membeli buku pelajaran, untuk ujian, membeli seragam dan lain-lain? Anda tidak memikirkannya. Karena yang mengeluarkan uang adalah orang tua anda. Tetapi anda tidak sadar jika diakumulasikan dari SD sampai kuliah itu mungkin sekitar 17-20 tahun. Itu mengeluarkan uang yang tidak sedikit. Dan anda juga tidak mengatakan anda bangkrut. Tidak. Tetapi anda mengatakan itu adalah “uang sekolah”.
Begitu pula dengan bisnis. Saya juga pernah sharing dengan seorang pebisnis di bidang pertambangan. Ia mengatakan kalau hilang ratusan juta di bidang pertambangan, itu masih level TK. Level TK saat uang ratusan juta hilang? Kalau anda habis uang puluhan milyar, itu baru level SMA di bidang pertambangan. Hilang puluhan miliar itu level SMA? Kalau bergerak di bisnis pertambangan, anda harus menghabiskan uang sampai ratusan miliar. Barulah anda berada di bisnis yang benar. Bisa anda bayangkan? Itulah bisnis pertambangan. Anda mungkin kehilangan 10-20 juta, anda sudah merasa mau masuk Rumah Sakit Jiwa. Mengapa?
Karena anda sudah merasa :
“Aduh, kalau saya bangkrut adalah akhir dari segalanya”.
So entrepreneur, memang harusnya seperti itu. Jadi ingat, tidak ada kata kebangkrutan. Tetapi yang ada hanyalah “uang sekolah”.
2. Pengalaman itu jauh lebih berharga daripada kebangkrutan
Yang kedua, pengalaman jauh lebih berharga dan bernilai daripada kebangkrutan itu sendiri. Sahabat entrepreneur, jadi anda harus menganggap bahwa sebagai seseorang yang pernah bangkrut, anda itu mendapatkan sesuatu yang sangat penting, yaitu “PENGALAMAN”. Mungkin jika selama ini anda mengevaluasi mengapa anda bangkrut, anda akan mengerti. Saya juga menemui banyak UKM atau usaha-usaha pemula. Bukannya bisnis mereka menghasilkan profit, justru merugi. Tetapi setelah saya pelajari, bisnis mereka itu mengalami suatu hal yang namanya mencampur aduk antara uang pribadi, uang keluarga, dengan uang bisnis. Ini yang paling sering terjadi.
Akhirnya bukan masalah produknya tidak laku. Produknya laku. Bukannya tidak ada customer. Customer ada. Tetapi yang jadi masalah adalah ketika menerima uang, uangnya tidak digunakan untuk membeli barang lagi. Tetapi uangnya justru dicampur aduk untuk keperluan lain. Membeli ini, membeli itu yang tidak ada hubungannya dengan bisnis. Akhirnya uang untuk berdagang kembali habis. Ini yang jadi masalah.
Jadi sahabat entrepreneur, jelas anda bisa bangkrut. Tetapi anda mendapatkan pengalaman yang berguna, bukan? Yang kedua, ketika anda ingin mencoba usaha yang lebih bagus, mungkin ada yang tidak mendukung sehingga anda mungkin bisa bangkrut. Atau anda mungkin ditipu oleh pembeli. Pembeli mungkin mengatakan ingin mendapatkan piutang. Mungkin ia meminta piutang untuk usahanya. Rata-rata piutang itu 2-3 bulan. 60 hari sampai 90 hari. Tetapi piutangnya tidak terbayar. Ketika tanggalnya jatuh tempo untuk membayar barang anda, pembelinya justru menghilang.
Hal seperti itu bisa membuat anda bangkrut, tetapi anda mendapatkan pengalaman. Pengalamannya apa? Lain kali anda harus selektif dalam memilih pembeli. Selektif dalam men-drop barang. Apakah tokonya bisa dipercaya? Apakah piutang itu diberikan kepada buyer atau agen yag tepat? Hati-hati. Jangan mudah termakan rayuan omzet yang cepat. Malah yang seperti itu seringkali menghancurkan anda. Oleh sebab itu, berhati-hatilah. Kalau bisa bisnis tersebut anda evaluasi. Cashflow’nya harus benar. Dan dalam memberikan piutang harus hati-hati.
Karena anda harus membayar supplier, bukan?
Bagaimana anda membayar supplier kalau piutang anda tidak terbayar? Itu juga menjadi masalah. Itu bisa menyebabkan kebangkrutan. Tetapi anda mendapatkan sebuah pengalaman yang penting. Pengalamannya itu apa? Yaitu anda lain kali harus belajar supaya jangan sampai mudah percaya. Itu adalah pengalaman yang sangat berharga. Dan pengalaman itu hanya didapatkan ketika anda mengalami kebangkrutan.
Pengalaman itu hanya didapatkan ketika anda menjalaninya. Anda tidak bisa hanya mendengarkan ini, lalu anda berpikir, “Oh, bangkrut seperti itu..”. NO.. You have to do the process. Anda harus melewati proses sulit itu. Anda tidak bisa hanya dengan mendengarkan saya lantas anda berhati-hati. Tidak. Anda harus mengalaminya. “Wah, maksud Pak Chandra saya harus bangkrut dulu?”. Tidak juga seperti itu. Tetapi minimal video saya ini mengajak anda untuk waspada dan hati-hati.
3. Bangkrut itu tidak ada, yang ada hanyalah pembelajaran
Yang ketiga adalah bangkrut itu tidak ada. Yang ada hanyalah sebuah pembelajaran. Jadi sama seperti poin yang kedua, pembelajaran itu adalah proses yang tidak kenal berhenti. Karena apa? Pembelajaran itu adalah selama anda menganggap tidak bangkrut, tetapi anda menganggapnya pembelajaran. Mungkin bangkrut pertama 10 juta. Bangkrut kedua 20 juta. Bangkrut ketiga mungkin 30 juta. Anda dapat lagi keuntungan 50 juta, tetapi bangkrut lagi 30 juta. Rugi lagi dan lagi.
Tetapi sampai pada suatu tahap. Ketika anda sudah mendapatkan timing’nya, pembelajaran yang tiada henti, ketika anda semakin pandai mengevaluasi. Maka akhirnya suatu hari anda bisa mencapai keuntungan ratusan juta. Bisnis seperti itu. And it’s never stop. When you have been dropped, it’s never stop. Jadi ketika anda mengalami kerugian, ketika profit anda jatuh, maka anda jangan pernah menyerah dan berhenti. Karena apa? Mungkin anda saat ini sedang di sebuah bidang. Ada yang bertanya pada saya :
A : “Pak, ketika saya bangkrut di suatu bidang, saya buka usaha bidang yang lain”
B : “Berapa lama usaha anda?”
A: “6 bulan”
B : “Buka usaha yang kedua berapa lama?”
A : “7 bulan”
B : “Buka usaha yang ketiga berapa lama?”
A : “10 bulan”
B : “Buka usaha yang keempat berapa lama?”
A : “15 bulan”
Kapan anda pintarnya? Konsistenlah selama berbulan-bulan dan bertahun-tahun di satu bidang usaha. Jangan ketika anda menerima masalah, anda sudah pindah usaha. Ya jelas bangkrut terus.. Mengapa? Ketika anda tidak mempelajari sesuatu secara konsisten di satu bidang, maka anda tidak akan pernah belajar sesuatu dari bidang tersebut.
Jadi saran dari saya ketika saat ini anda sedang rugi dan bangkrut, DON’T STOP. Coba evaluasi. Carilah mentor di bidang tersebut. Bertanya dan konsultasilah dengan orang yang tepat. Niscaya suatu hari kalau omzet anda mungkin merugi, tetapi suatu saat anda akan berhasil. Demikian tips saya tentang masalah bangkrut.
Bagi anda yang sedang mengalami kerugian saat ini : “jangan pernah menyerah”.
Dalam bisnis rugi itu adalah hal yang biasa. Jatuh bangun itu biasa. Yang terpenting adalah “KONSISTEN”. Saya juga sama. Saya dulu berawal dari satu perusahaan, namun hari ini punya 6 perusahaan. Bukan berarti perusahaan saya tidak pernah rugi. Pernah. Tetapi saya tidak pernah berhenti. Dan dari situ saya semakin kecanduan untuk membangun perusahaan. Untuk membangun kesuksesan. Membangun bisnis yang lebih besar. Semoga inspirasi ini bisa membuat anda lebih bergairah dalam berbisnis. Dan jangan menyerah ketika anda mengalami kerugian atau kebangkrutan.
Bila anda menyukai channel seperti ini silahkan klik like. Berikan comment anda serta jangan lupa subscribe dan berbagi kepada teman anda. Ada 2 video disini, silahkan anda klik untuk menambah wawasan anda. Sukses untuk anda, salam hebat luar biasa..!!