5 Cara Untuk Dapat Menjual Lebih Banyak Selama Liburan

5 Cara Untuk Dapat Menjual Lebih Banyak Selama Liburan

 

Coba tanyakan pada konsumen, kemana saja tujuan mereka untuk menghabiskan liburan mendatang. Dan mereka mungkin akan memberitahu anda, “Tidak banyak”. Media tampaknya mendukung ini dengan cerita tentang penutupan usaha kecil, pengecer yang hampir mengalami kebangkrutan dan berita tentang kehancuran ekonomi.

 

Tapi apakah anda tahu bahwa sebagai sebuah negara, Amerika Serikat telah menghabiskan jumlah rekor penjualan selama liburan? 

Coba tanyakan pada konsumen, kemana saja tujuan mereka untuk menghabiskan liburan mendatang. Dan mereka mungkin akan memberitahu anda, “Tidak banyak”. Media tampaknya mendukung ini dengan cerita tentang penutupan usaha kecil, pengecer yang hampir mengalami kebangkrutan dan berita tentang kehancuran ekonomi.

Tapi apakah anda tahu bahwa sebagai sebuah negara, Amerika Serikat telah menghabiskan jumlah rekor penjualan selama liburan?

Kita semua pasti ingin menghemat pengeluaran. Namun data menunjukkan bahwa kita sering boros terhadap pengeluaran uang selama liburan. Seberapa banyak sih yang kita habiskan? Lihat infografis ini di Mashable.

Sepertinya marketers di seluruh dunia semakin cerdas memecahkan kode ini. Jadi, bagaimana cara mereka menjual lebih bayak selama liburan?

Kita masih jauh dari musim liburan. Tetapi, mulailah berpikir tentang rencana anda sekarang untuk menang. Berikut adalah 5 cara untuk dapat menjual lebih banyak selama liburan. Bahkan konsumen yang paling hemat pun akan lebih ‘terbuka’ dengan saku mereka. 😀

1. Surprise (Berikan Kejutan)

Mari kita mulai dengan cara pertama : penjualan.

christmas-1926343_960_720Tapi bukan sembarang berjualan. Orang-orang mengharapkan sesuatu yang lebih selama liburan. Potongan harga sebesar 20% setiap hari dalam setahun (hanya selama hari libur/liburan) akan memberikan dampak yang baik pada penjualan anda. Jika anda memberi potongan harga, bukan tidak mungkin orang-orang yang tadinya tidak suka berbelanja menjadi tertarik dengan barang yang anda jual.

Jadi, jika anda tidak ingin memotong harga sebesar 50%, 60% atau bahkan 75%. (Yang biasanya sering dilakukan oleh retailer besar). Maka inilah ide yang cocok untuk anda : Gunakan surprise diskon kecil-kecilan pada hari tertentu sebagai senjata untuk meraih keuntungan anda.

Jika konsumen mengharapkan diskon gila-gilaan dan anda hanya dapat memberikan diskon sederhana, kemungkinan mereka akan kecewa. Jika anda memberikan apa yang mereka harapkan, mereka akan menjadi pelanggan tetap yang puas dengan pelayanan anda. Tetapi jika anda memberikan apa yang tidak mereka harapkan, misalkan penurunan harga. Mereka tetap akan memuji toko anda dan ada kemungkinan menjadi pelanggan anda.

 

Berikut adalah beberapa cara untuk melakukannya :

  • Sebuah handwritten card untuk mengucapkan Happy Holidays bagi sebagian orang lebih berarti daripada uang. Hal ini terutama berlaku jika anda menjual barang-barang mewah. Seorang pemilik toko lokal yang saya kenal bahkan sampai berusaha keras menggambar animasi pada kartu yang ia kirimkan kepada pelanggannya. Jadi, ia hanya mengeluarkan uang kurang dari 10 ribu Rupiah untuk menyenangkan pelanggannya.
  • Beri mereka hadiah unik yang tidak ‘pasaran’, seperti miniatur patung mini dengan logo toko anda.
  • Beri mereka gratis biaya pengiriman.Gratis biaya pengiriman telah terbukti meningkatkan penjualan. Lebih unggul daripada anda memberikan diskon. Bahkan walaupun anda memberi diskon yang nilainya lebih besar daripada biaya pengiriman. Aneh tapi nyata.
  • Berikan fasilitas donasi atas nama mereka.
  • Upgrade kartu keanggotaan pelanggan anda secara gratis.
  • Meningkatkan tingkat pesanan pelanggan dengan versi produk edisi terbatas.
  • Meninggalkan handwritten card di tempat yang tidak terduga. Seperti :

Di bawah tempat tidur jika anda menjalankan sebuah bisnis hotel, atau pada footer jika anda memiliki sebuah situs web. Atau bahkan di ruang ganti jika anda menjual pakaian. Strategi ini disebut “microcopies“. Dan anda akan terkejut mengetahui betapa banyak pengaruh metode ini terhadap kebahagiaan pelanggan anda.

 

2. Nostalgia

Liburan adalah waktu yang tepat untuk merenungkan kehidupan kita. Cobalah anda bertanya pada diri sendiri, “Apa yang telah saya capai sejauh ini?”. Pertanyaan yang pasti akan membawa anda menyusuri jalan kenangan.

 

http://previews.123rf.com/images/zurijeta/zurijeta1010/zurijeta101000190/8120400-Muslim-family-mother-and-father-with-three-children-together-in-nature-sitting-and-eating-on-green-g-Stock-Photo.jpg

Apakah anda mengingat masa lalu anda yang indah? Yaitu ketika anda bisa berlari kecil di sekitar lingkungan anda dan tidak khawatir ada pengemudi mabuk yang lewat dan tetangga yang galak. Atau ingatkah anda masa lalu ketika anda bermain game arcade dengan anak-anak yang lainnya?

Kenangan seperti ini akan membuat anda berharap menjadi seorang anak kecil lagi. Ini merupakan kondisi yang umum. Psikolog memiliki sebutan untuk fenomena ini, yaitu holiday nostalgia.

Beberapa orang bahkan berteori bahwa seluruh alasan mengapa kita berperilaku seperti yang kita lakukan selama liburan adalah untuk menciptakan kembali kenangan masa kecil. Mengenang bau pepohonan yang segar, melihat pantai, bersenandung saat rekreasi, bahkan mengenang pohon cemara dan patung Santa Claus. Dan tentu saja, makanan lezat seperti ketupat Lebaran atau makanan khas daerah yang kita kunjungi saat liburan.

Perusahaan maupun restoran  yang mengetahui hal ini sering menggunakan iklan nostalgia-inducing dan tema liburan untuk dapat terkoneksi dengan pelanggan.

Mereka tahu bahwa selama masa percobaan promosi, orang-orang selalu menginginkan yang berkaitan dengan kenangan masa lalu. Mereka tidak dapat melakukan perjalanan kembali ke masa lalu. Sehingga pikiran bawah sadar mereka mengendap untuk mengenangnya dengan hal terbaik, seperti : Sebuah benda yang mengingatkan mereka pada masa tersebut. Cobalah menjual objek seperti makanan khas, gaya busana, aksesoris Natal, Lebaran atau miniatur yang berhubungan dengan tempat wisata yang pernah mereka kunjungi, juga berikan suasana nostalgia tersebut pada toko anda.

 

3. Harapan

tape-403595_960_720Nostalgia, tentu saja tidak cocok untuk semua bisnis. Jika anda adalah pemilik salah satu bisnis yangtidak cocok dengan metode nostalgia, cobalah metode ini : HARAPAN. Setiap Tahun Baru, misalnya. Kita menetapkan daftar tujuan baru pada diri kita sendiri karena kita berharap untuk memiliki masa depan yang lebih baik. Produk yang menjanjikan untuk memenuhi keinginan tersebut, tentunya akan ‘memenangkan dunia bisnis’. 

Inilah sebabnya mengapa kita sering melihat lonjakan iklan untuk “keajaiban penurunan berat badan”. Dan kita sering mendapatkan penawaran dari bisnis yang bersumpah mereka akan “mengajarkan bagaimana cara menghasilkan jutaan Rupiah secara online”.

 

Tapi anda tidak perlu tergesa-gesa untuk mendapatkan keuntungan dari penjualan agar dapat hidup lebih baik. Berikut ini adalah beberapa “keinginan” masyarakat yang paling umum selama liburan. Lihatlah apakah produk anda masuk dalam daftar berikut?

  • Parenting
  • Kesehatan(Termasuk berhenti minum, merokok, dll)
  • Uang
  • Cendera mata
  • Pakaian
  • Aksesoris
  • Menikmati hidup
  • Belajar sesuatu yang baru

 

4. Sebuah Alasan

Sebuah alasan kemungkinan adalah hal yang paling penting. Mengapa orang menghabiskan sejumlah uang selama liburan? Mari saya jelaskan.

Anda lihat, kita semua membentuk sistem kepercayaan untuk bernavigasi di seluruh dunia. Dan kita menjaga kepercayaan berbeda yang kita miliki dan konsisten. Jika kita memiliki dua keyakinan yang saling konflik, maka inilah yang menyebabkan “disonansi kognitif”. Atau sebuah ketidaknyamanan mental seperti kekacauan pikiran. Kita mengurangi ketidaknyamanan ini dengan menyelaraskan keyakinan yang bertentangan.

Sebagai contoh, kita semua percaya bahwa kita adalah manusia cerdas yang tentunya bijaksana secara finansial. Jadi dengan adanya rasionalisasi yang bisa kita gunakan, kita dapat mengendalikan diri dari setiap pembelian sembrono. Namun banyak sekali orang yang membeli barang yang bahkan tidak mereka butuhkan. Tetapi hari ini, saya hanya ingin berbicara tentang liburan.

Liburan itu seperti sebuah gerbang penuh dengan taman bunga sebelum memasuki wahana menakutkan. Momen seperti ini memberi kita alasan untuk melakukan apa yang benar-benar ingin kita lakukan tanpa mengindahkan disonansi. “Libur panjang adalah hal yang terjadi sekali dalam setahun. Saya akan mulai menabung / diet / bekerja setelah liburan berakhir”. Begitulah kata-kata yang kita sugesti ke dalam otak kita. 

Karena mindset seperti ini, akhirnya saat liburan tiba kita makan lebih banyak dari yang biasanya kita lakukan. Kita membeli barang-barang yang biasanya tidak kita beli. Kita minum alkohol, padahal biasanya kita tidak minum. Dan kita melakukan hal-hal yang biasanya tidak kita lakukan. (Misalnya: pergi untuk liburan ke luar kota, traveling ke luar negeri, mengadakan pesta besar-besaran).

Bahkan, ini benar-benar seperti momen yang tepat untuk melakukan hal-hal luar biasa yang anda anggap jarang dilakukan. Ini sebabnya banyak yang menyebut liburan sebagai “momen berselingkuh.” (berselingkuh dari isi dompet dan mindset kita yang biasanya selalu hidup hemat). Dengan asumsi bahwa mereka tertarik dengan produk anda, dan mereka merasa ‘perlu’ membeli produk anda.

Nilai tambah dan ‘alasan/sugesti’

Nilai tambah dan ‘alasan/sugesti’ dari anda akan membuat konsumen datang membeli barang-barang anda. Anda pasti pernah melihat slogan ini di beberapa iklan selama bertahun-tahun : “Berikan waktu untuk diri anda istirahat”. “Berikan kesempatan diri anda untuk makeover penampilan anda di momen indah Lebaran tahun ini..!”. “Bukankah ini waktu yang tepat bagi anda memberi diri anda dan orang tercinta sebuah hadiah Natal?” dan “Mengapa menunggu? Inilah waktu yang tepat untuk memanjakan diri..!”

Iklan itu tidak menjual produk. Mereka hanya menjual ‘alasan/sugesti’.

 

5. Altruisme

Mungkin kita pernah menyumbangkan uang dengan sukarela selama liburan dan juga beramal secara tunai. Kita semua telah diajarkan bahwa momen seperti Natal atau Hari Raya adalah musim untuk memberi. Jadi, mengapa kita tidak membantu orang untuk melakukannya?

Agar Tidak Miskin Di Usia Tua Lakukan 4 Hal Ini Sekarang kaya miskin usia muda kerja pinjam uang borrow money kiat sukses usia muda successbefore30Alih-alih mengambil keuntungan 50% dari harga eceran, anda bisa menyumbangkan 20% dari hasil anda untuk beramal. Alih-alih menyediakan layanan gratis, mengapa tidak mengiklankan bahwa perusahaan anda juga ikut menjadi relawan dalam kegiatan amal? Bukankah biasanya anda bisa melakukan kampanye di sekitar toko anda, tentang berapa banyak anda memotong harga produk? Mengapa tidak menyesuaikan merek dengan harga tertentu selama liburan?

Anda tidak hanya akan meningkatkan penjualan. Dengan begitu, anda juga telah membangun merek anda, yang hasilnya dapat anda nikmati selama sisa tahun baru.

 

 

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url