Apakah Rezeki Sudah Ada yang Mengatur?
Klik disini untuk melihat di YouTube
Sahabat entrepreneur, salam hebat luar biasa !! Kali ini saya akan membahas sebuah topik yang mana banyak ditanyakan oleh subscribers saya. Di kolom comment banyak sekali dibahas, yaitu tentang topik “Apakah Rezeki Sudah Ada yang Mengatur?”
Baik, yang bertanya atau memberikan comment ini mungkin dari subscriber saya yang kebanyakan di Indonesia. Memang kata-kata ini sudah sering kita dengar, dan saya yakin kata-kata ini sudah sangat familiar kita dengar, khususnya di Indonesia. Dan itu sudah menjadi budaya. Tetapi pertanyaan saya, kalimat ini maksudnya apa?
Disini akan saya telaah dengan sebuah kalimat. Yang pertama adalah, yang bertanya ini pasti memiliki dua maksud. Yang pertama adalah : “Apakah rezeki sudah ada yang mengatur?” Sekarang saya tanyak kembali, “Apakah batasan rezeki saya itu cuma sekian?” Dan setiap orang sudah punya jatah rezeki masing-masing. Kalau pertanyaan anda mempunyai maksud seperti ini, saya akan langsung menjawab ‘ya’. Karena rezeki setiap orang memang ada kapasitasnya.
Kalau saya menjawabnya, rezeki itu ibaratkan seperti kolam renang.
Ada orang yang rezekinya seperti ukuran kolam 4×4 meter. Jadi kolam rezekinya cuma seluas itu. Seberapapun banyaknya dia menampung air, kapasitasnya hanya 4×4 meter.
Tapi ada orang yang kolam rezekinya 8×8 meter. Sehingga dia bisa menampung rezeki lebih banyak. Dapat menampung air dalam artian rezeki yang lebih banyak. Ada juga orang yang kapasitasnya 100×100 meter. Sehingga dia bisa menampung air berjuta-juta cubic.
Kalau anda bertanya :
“Apakah rezeki sudah ada yang mengatur?”
Saya tanya kembali. Apakah yang anda maksud adalah batasan rezekinya? Kalau anda punya kapasitas rezeki atau batasan rezeki 4×4 meter, jangan iri dengan orang yang batasan rezeki/kapasitas rezekinya 100×100 meter. Jelas beda.
- Ada orang yang penghasilannya satu juta per bulan. Namun ada juga orang yang penghasilannya 100 juta per bulan.
Kapasitasnya saja sudah berbeda. Jadi saya mau luruskan. Rezeki sudah ada yang mengatur. Tetapi ada juga maksud yang kedua. Maksud yang kedua dari ‘rezeki sudah ada yang mengatur’. Disini saya akan membahas : Apakah itu adalah dalih atau alasan ketika rezeki anda sedang seret? Ketika rezeki anda sedang mampet. Ketika rezeki anda sedang tidak lancar. Maka kalimat di atas dijadikan sebagai dalih atau dijadikan sebagai alasan. Atau kalimat di atas sebagai pembenaran diri.
“Yah, memang rezeki saya cuma segini. Makanya hidup itu tidak usah dibuat rumit. Memang jatah rezeki saya cuma segitu”.
Kisah seorang penjual nasi goreng :
Saya pernah bertanya kepada seorang penjual nasi goreng. Penjual nasi goreng itu laris sekali. Dia berjualan mulai jam 6 malam. Namun jam 8 atau jam 9 sudah habis.
Saya bertanya kepada penjual nasi goreng tersebut :
“Pak, bapak ‘kan nasi gorengnya enak juga laris. Saya mau bertanya, bapak kalau berjualan jam 9 sudah habis. Lalu banyak sekali orang yang mau membeli di atas jam 9 – jam setengah 10. Namun bapak mengatakan kalau sudah habis. Padahal masih banyak yang antri mau membeli. Tidak setiap orang yang berjualan nasi goreng bisa punya rezeki seperti bapak loh.. Kenapa bapak tidak mau menyediakan bahan baku lebih banyak?”
Dia mengatakan, “Dek, jatah rezeki saya itu cuma 1 mangkuk nasi. Kalau saya membuat lebih dari 1 mangkuk nasi, nanti saya tidak laku. Memang jatah rezeki saya hanya segitu”. Dalam hati kecil, saya berpikir antara prihatin dengan sedikit bertanya-tanya. Padahal kalau seandainya beliau menambah mangkuk nasinya menjadi dua atau tiga, saya sangat percaya orang-orang masih banyak yang mengantri. Bahkan kalau beliau pandai memasak, beliau bisa membuka cabang lebih banyak. Saya percaya omzet yang ia miliki per hari bukan hanya 1 juta- 2 juta Rupiah. Ia bisa mencapai omzet 20 juta Rupiah.
Sahabat entrepreneur, itulah sebab seringkali ketika anda berucap kata ‘rezeki’, anda justru tersabotase. Atau sudah ada yang mensabotase diri anda bahwa rezeki itu sudah ada yang mengatur. Padahal itu cuma dalih. Bukan perusahaan anda tidak laris. Usaha anda sangat laris. Tetapi karena anda punya satu belief, anda punya satu keyakinan bahwa kapasitas anda hanya segitu, maka terjadilah.
Disini ada juga yang comment seperti ini, “Yang penting hidup itu cukup makan, cukup tidur. Sudah, tidak usah mikir yang aneh-aneh”. Kalau anda yang punya comment tersebut, saya akan jawab dengan video ini. Tolong dengarkan baik-baik, anda yang comment seperti itu. Jawaban saya adalah : Kalau anda merasa hidup ini ‘cukup’ saja, maka anda tidak cocok menonton channel ini. Anda cocoknya hidup di panti sosial. Karena apa? Di panti sosial itu dicukupi makan, dicukupi tidur, dicukupi minum. Cukup.
Channel ini ditujukan untuk orang yang mau maju, untuk orang yang mau mandiri.
Hidupnya bukan tergantung pada panti sosial atau tergantung pada pemerintah. Channel ini untuk membangun orang, membangun mindset dan perilaku masyarakat Indonesia supaya punya semangat berwirausaha. Bukan hidup dengan kata ‘cukup’.
Jadi bagi anda, kalau anda tidak cocok dengan kata-kata saya, silahkan un-subscribe. Gampang ‘kan? Tapi kalau ada mau maju, silahkan subscribe kalau anda merasa ada manfaat. Mohon maaf, karena saya ini ditempa sebagai atlet. Atlet itu cara berpikirnya seperti apa? Ketika masuk ke dalam arena pertandingan, pikirannya cuma satu : MENANG. WIN. Tidak ada atlet baru masuk pikirannya sudah kalah. Maka lebih baik tidak usah bertanding.
Kalau anda mau WIN, anda harus berlatih lebih keras, berusaha lebih baik. Bagaimana kompetitor anda bisa lebih cepat dari anda, lebih hebat dari anda, anda akan belajar dari mereka. Dan anda akan memperbaiki diri anda. Mengevaluasi diri anda supaya lebih baik lagi, baru anda bisa menjadi lebih baik. Channel ini cocok untuk anda yang mau berkompetisi. Tidak cocok untuk anda yang hidupnya cuma pasrah. Kemudian anda yang gampang menyerah. Tidak cocok.
Jadi cara berpikir sebagai seorang atlet itulah yang mendasari saya menjadi seorang entrepreneur. Sekali lagi, tidak semua orang cocok dengan kata-kata saya. Karena tidak semua orang mau ditempa menjadi seorang entrepreneur. Saya tegaskan. Tetapi kalau anda ingin maju dan memiliki hidup yang lebih baik. Juga kualitas hidup yang lebih baik, channel ini cocok untuk anda.
Jadi sekali lagi, apakah rezeki sudah ada yang mengatur? YES. Itu jawaban saya. Saya percaya sekali, karena kita hidup di negara Indonesia Raya. Pancasila nomor satu, Ketuhananan Yang Maha Esa. Saya percaya rezeki sudah ada yang mengatur, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Saya sangat percaya ini. Tapi ingat, anda harus berusaha. Tidak cukup jika anda hanya berdoa dan meminta rezeki.
Tetapi, anda harus berusaha menjemput rezeki.
Berjuang bagaimana agar anda bisa mendapatkan rezeki itu lebih banyak dengan cara memperbaiki diri. Meningkatkan kapasitas anda. Niscaya rezeki anda akan lebih deras, lebih lancar, dan lebih luar biasa.
Sekian jawaban saya dari pertanyaan-pertanyaan pada kolom comment. Para subscriber, semoga video ini bisa menginspirasi anda. Sukses untuk anda sahabat entrepreneur, salam hebat luar biasa..!!