6 Pelajaran Berharga yang Bisa Anda Pelajari dari Novel ‘The Martian’
6 Pelajaran Berharga yang Bisa Anda Pelajari dari Novel ‘The Martian’
Mungkin ada saatnya dalam perjalanan menuju tujuan anda, anda berada dalam situasi yang tampaknya tidak ada harapan bagi anda. Ketika anda melihat ke arah visi anda dan tidak dapat melihat jalan apapun yang dapat membawa anda ke sana. Apa yang akan anda lakukan kemudian?
Bayangkan anda diperkirakan tewas dan ditinggalkan dalam misi menuju planet Mars. Anda ditinggalkan disana dengan peralatan pendukung yang sangat minim. Itulah premis dari novel ‘The Martian’, novel karya Andy Weir yang dirilis menjadi sebuah film.
Apakah anda akan meringkuk dan mati? Ataukah anda akan melakukan seperti apa yang dilakukan si pemeran protagonis Mark Watney? Melanjutkan hidup dengan melakukan segala sesuatu. Dengan seluruh kekuatan anda untuk memastikan kelangsungan hidup anda dan penyelamatan akhir bagi diri anda sendiri.
Berikut ini adalah 6 pelajaran yang dapat kita pelajari dari karakter Mark Watney saat ia menghadapi situasi tanpa harapan :
1. Fokus pada yang terjadi saat ini
Ketika Mark menyadari bahwa ia telah ditinggalkan oleh rekannya dan akan mati di planet Mars, ia tahu bahwa ia sangat tidak beruntung. Tapi dia tidak ingin mati di permukaan. Sehingga ia membuat jalan menuju Hab, unit hunian mandiri, dan merawat luka-lukanya.
Walaupun ia tahu bahwa sudah tidak ada harapan lagi pada situasi seperti itu, Mark tidak berhenti Mark untuk mengambil tindakan segera dalam merawat lukanya. Karena hal itu penting untuk menjamin kelangsungan hidupnya, walaupun hanya dalam jangka pendek.
“Kekuatan untuk menciptakan masa depan yang lebih baik yang tergantung pada saat ini : Anda menciptakan masa depan yang baik dengan menciptakan masa sekarang yang baik.” – Eckhart Tolle
2. Tetap Mencoba
Ketika Mark tertinggal, reaksi pertamanya adalah berpikir bahwa situasi ini sangatlah tidak mungkin. Tapi, meskipun ia “tahu itu sia-sia”, dia tetap mencoba untuk berkomunikasi dengan rekannya.
Jika snda belum mencoba, anda tidak akan tahu dengan pasti bahwa tindakan anda akan gagal. Meskipun tidak semua yang anda coba akan berhasil, tidak 100% dari hal-hal yang anda coba akan gagal. Pasti anda akan berhasil setelah beberapa kali mencoba. Anda gagal hanya karena anda kurang mencoba, lagi dan lagi.
3. Mengambil ‘persediaan’ (kesempatan) dalam situasi terdesak
Setelah tidur malam, Mark merasa sedikit memiliki harapan. Dia membuka bekal persediaannya, dan ia menemukan bahwa ada makanan untuk dia dapat bertahan hidup selama 300 hari. The Hab masih utuh, dan oxygenator bekerja. Dia menemukan Rovers terkubur di pasir, tetapi masih tetap fungsional. Begitu juga dengan alat komunikasi tenaga surya. Mesin air juga masih berfungsi, tetapi ia tidak memiliki cadangan air.
Meskipun tidak ada solusi untuk membantu dia terselamatkan dan kembali ke bumi, ia tahu apa yang harus ia kerjakan. Dan bagaimana cara agar ia bisa memenuhi kebutuhan hidup dalam jangka pendek.
4. Membuat rencana jangka pendek
Mark tahu bahwa astronaut untuk misi berikutnya ke Mars yaitu “Mars 4”, akan tiba disana sekitar empat tahun kemudian. Lokasi pendaratan yang direncanakan untuk Mars 4 adalah di lokasi yang sama dimana dia berada. Tetapi ia berpikir, jika ia bisa mencari cara untuk berkomunikasi dengan bumi, mereka mungkin dapat mengatur keberangkatan untuk penyelamatan dirinya.
Meskipun ia tidak tahu bagaimana cara agar ia bisa bertahan selama empat tahun, ia membuat rencana untuk memperbaiki radio. Sehingga ia bisa mencoba untuk berkomunikasi dengan bumi.
Mark tidak memiliki jawaban atas masalahnya. Dan ia hanya memiliki jawaban yang tidak sempurna, yaitu usaha yang harus ia lakukan. Tetapi dia tetap melangkah ke depan dengan rencana dan tujuan. Ia mengambil tindakan, melakukan yang terbaik yang bisa dia lakukan untuk saat ini. Dan berpikir bahwa dia pasti bisa memecahkan masalah lain selama perjuangannya untuk tetap hidup.
5. Solusi tidak harus canggih
Sepanjang novel ini, Mark adalah tokoh yang cerdik dalam memecahkan masalah permesinan. Tetapi banyak dari usaha yang dia lakukan hanya membutuhkan akal sehat atau pengetahuan praktis. Dia bahkan menggunakan lakban sebagai solusi memperbaikinya.
Dia tidak terjebak dalam pemikiran bahwa hanya ada satu cara untuk memecahkan masalah. Atau bahwa anda hanya dapat melakukan sesuatu jika anda memiliki alat yang tepat. Dia tidak hanya menemukan solusi memperbaiki sesuai aturan. Namun ia menciptakan solusi dengan usahanya sendiri, juga dengan alat seadanya.
Dia menciptakan solusi praktis untuk banyak masalah yang dia temui. Hasilnya mungkin tidak cukup baik, tetapi seringnya, it’s work..! Dia melakukan yang terbaik yang bisa dia lakukan dengan mendaur ulang bahan-bahan yang ada.
6. Jangan menyerah
Salah satu ciri khas dari Mark adalah menolak mantap untuk menyerah. Terkadang ia merasa tertekan. Tetapi kemudian ia mendemonstrasi dirinya sendiri dan mencoba melakukan sesuatu. Tidak peduli seberapa parah situasinya, ia menolak untuk hanya berbaring dan mati.
Pada satu titik ia mengatakan, “Tidak ada sesuatu yang 100 persen berhasil. Tidak ada yang dapat bertahan hidup tanpa melewati proses menempatkan sebuah keputusan atau rencana.”
Mark pernah mengalami musibah dalam perjalanannya. Bahkan mengalami perasaan down yang mengerikan, namun ia dapat bangkit kembali dengan usahanya. Selalu ada masalah berikutnya untuk dipecahkan. Dan ia selalu fokus pada pemecahan masalah itu.
“Jangan pernah menyerah, dan percaya diri dengan apa yang anda lakukan. Mungkin anda akan mengalami masa-masa sulit. Tetapi kesulitan yang anda hadapi akan membuat anda lebih bertekad untuk mencapai tujuan anda dan melawan segala rintangan “-. Marta
Mark Watney mungkin hanya karakter fiksi. Tetapi pelajaran yang kita pelajari dapat dimanfaatkan dengan baik di dunia nyata. Bila anda terhenti ketika bekerja menuju visi atau tujuan anda, cobalah berpikir, “Bagaimana cara agar saya bisa menjadi seperti Mark?”
Apa satu hal yang dapat anda lakukan meskipun situasi mungkin tampak tidak memungkinkan bagi anda? Tuliskan solusi anda pada kolom komentar di bawah ini!