4 Kutipan Cinta Dari Bunda Teresa Yang Menginspirasi
Dunia tak lagi penuh dengan cinta. Orang-orang dapat membunuh dan berperang kapan saja mereka menginginkannya. Orang-orang dewasa saling menghujat, pemerintah terus menindas dan anak-anak dibiarkan mati kelaparan. Seolah-olah manusia hanyalah daging dan darah dan nyawa mereka tak terlalu berharga untuk dilindungi. Namun, dibalik realita kejam ini, masih ada beberapa orang yang dengan tulus hati membagi waktunya untuk menunjukkan cinta kepada dunia. Salah satunya adalah Bunda Teresa. Jika saja saat itu Bunda Teresa memilih hidup dibiara, makan enak, dan berdoa, apa yang akan terjadi pada mereka yang dilupakan. Mereka yang kelaparan tetap tak bisa makan dan mereka yang dipinggirkan karena ADIS akan dibiarkan sakit hingga meninggal. Lalu mereka yang tak memiliki rumah, selamanya akan hidup dijalanan. Bunda Teresa telah menunjukkan pada dunia bahwa mentari tetap ada meskipun hari ini langit mendung. Tidak peduli seburuk apapun dunia, cinta yang tulus bisa mengubah keadaan tersebut. Tanpa cinta yang tulus dunia selamanya akan penuh dengan ketidakadilan. Perdamaian dunia akan sulit tercapai jika manusia tidak ingin belajar untuk menyayangi satu sama lain. Berikut ini adalah beberapa kutipan cinta dari Bunda Teresa yang menginspirasi;
”Every time you smile at someone, it is an action of love, a gift to that person, a beautiful thing”
Bahwa cinta tak selamanya dimulai dari hal-hal besar seperti, membelikan kalung atau anting emas. Nyatanya cinta bisa bersemi hanya dari sebuah senyuman. Bagi sebagian orang, senyuman manis dari orang tercinta dapat menjadi semangat untuk melalui hari-harinya. Selain itu, senyuman juga merupakan simbol keramahan. Seseorang yang murah tersenyum biasanya mudah mendapatkan banyak teman.
”What can you do to promote world peace? Go home and love your family”
Keluarga adalah sumber cinta pertama bagi seseorang. Dari keluarga seseorang belajar untuk menunjukkan cintanya pada dunia. Perasaan cinta terhadap sesama akan membawa dunia pada kedamaian. Seseorang yang dibesarkan dalam keluarga yang minim cinta kasih, biasanya akan akan tumbuh menjadi orang yang sulit menjunjukkan cintanya. Kemungkinan lainnya ia berakhir menjadi pribadi yang suka berlaku kasar pada orang lain. Hal ini membuat ia sulit diterima di masyarakat.
”It’s not how much we give but how much love we put into giving”
Cinta berarti ketulusan dalam memberi sebab memberi bukan tentang jumlah. Tidak peduli seberapa mahalnya barang yamg Anda berikan, namun jika pemberian Anda tidak tulus, tentunya itu akan menyakiti hati orang yang menerimanya. Itu seperti seorang pembohong yang berkata manis di depan, namun menusuk dari belakang.
”If you judge people, you have no time to love them.”
Menghakimi itu boleh saja, namun hanya dalam konteks tertentu. Jika setiap hari seseorang menghabiskan setiap waktunya hanya untuk menghakimi orang lain, lalu kapan ia akan belajar untuk mencintai orang lain. Adalah hak Anda untuk menghakimi keburukan orang lain, namun bukan berarti Anda harus menutup mata pada kebaikan dari orang tersebut, bukan.