Apakah Anda 'Positif' Suka Menunda, atau Anda Sekedar Malas?
Apakah Anda ‘Positif’ Suka Menunda, atau Anda Sekedar Malas?
Saya siap mengakui sesuatu yang tidak satupun pemilik bisnis pernah mengakui. Saya suka menunda, dan sering menunda.
Terkadang, saya bisa bekerja 10 jam penuh. Pada hari-hari lain, saya tidak bisa melakukannya. Saya bangun pada pagi hari, dan berjanji pada diri saya sendiri akan mulai bekerja pada siang hari dan benar-benar mengerjakannya beberapa jam kemudian. Saya mungkin menyelesaikan pekerjaan setelah tengah malam. Terkadang saya merasa buruk karena hal itu.
Siapa yang tidak pernah menunda? Penundaan adalah setan pada diri semua orang. “Penundaan adalah pencuri waktu.”
Namun hampir semua dari kita pernah menunda pekerjaan. Bahkan, 85 hingga 95 % dari semua siswa suka menunda , dan 20 sampai 25 % orang di Amerika Serikat mungkin penunda “kronis” . Apakah ini berarti kita semua adalah pemalas?
Saya rasa tidak. Saya sudah membaca banyak tentang penundaan positif akhir-akhir ini dan membandingkannya dengan pengalaman saya sendiri. Inilah yang saya temukan :
1. Penundaan sering salah diartikan.
Berikut sesuatu yang perlahan-lahan saya sadari selama bertahun-tahun menunda-nunda pekerjaan. Orang lain mungkin tidak ingin menerima kritik yang sama untuk dirinya. Terkadang, itu karena mereka akan merasa diri mereka seperti mesin produksi.
Mengapa? Itu karena mereka tidak memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Jauh lebih mudah untuk mencoret daftar prioritas anda setiap hari dan menghakimi orang lain yang suka menunda ketika anda sedang sibuk. Anda tidak percaya? Menurut beberapa penelitian, rata-rata pekerja hanya produktif selama dua jam lebih 53 menit per hari.
Dengan kata lain, anda tidak akan diberi label “suka menunda”, kecuali kalau anda benar-benar bekerja keras, lebih dari orang rata-rata. Jika ini terdengar seperti anda, maka mungkin anda tidak benar-benar orang yang suka menunda-nunda. Mungkin anda hanya terlalu optimis.
Atau mungkin anda adalah orang yang suka menunda-nunda, tetapi belum termasuk penunda yang buruk.
2. penunda bisa sangat produktif.
John Perry, seorang filsuf di Stanford, menghabiskan 17 tahun untuk meneliti dan menulis buku tentang penundaan. Semuanya berawal ketika ia menyadari bahwa, meski bagaimanapun ia telah dibentuk dari rasa suka menunda selama hidupnya, dan sebenarnya dia benar-benar sangat produktif. Masalahnya, “penunda jarang melakukan sesuatu yang tidak berguna.”
“Rahasia untuk energi yang luar biasa dan efisiensi dalam mendapatkan pekerjaan yang dilakukan itu sebenarnya sederhana,” Robert Benchley pernah menulis. “Siapapun bisa melakukan beberapa jumlah pekerjaan, asalkan itu bukan pekerjaan yang harus ia lakukan pada saat itu juga.”
Firasat saya mengatakan, orang-orang yang mengatakan bahwa mereka bisa multitasking, mereka tidak benar-benar bisa multitasking. Mereka hanya terus menunda tugas besar dan menyelesaikan tugas-tugas yang sedikit lebih mudah pada daftar prioritas tugas mereka. Mereka menyelesaikan begitu banyak tugas bukan karena mereka terus-menerus melakukan pergeseran prioritas, tapi karena mereka terus-menerus menghindari tenggat waktu.
Berbicara tentang tenggat waktu :
3. Tenggat waktu dapat membuat orang terfokus
Saya ingat, ketika masih kuliah saya menulis beberapa makalah pada malam sebelum jatuh tempo dan mendapat A pada setiap satu dari makalah saya. Saya tidak mengatakan ini untuk membual, tapi untuk menunjukkan kebenaran lain tentang penundaan yang merepotkan. Hal ini memaksa anda untuk menyelesaikan sesuatu secara besar-besaran, hiper-produktivitas.
Kenyataan dari kontra-argumen menunggu sampai menit terakhir untuk melakukan tugas penting adalah bahwa kualitas pekerjaan akan menurun. Saya jujur mengatakan bahwa saya telah melakukan beberapa pekerjaan terbaik saya dan telah menegluarkan semua kemampuan paling kreatif ketika saya menunda sesuatu.
Tidak ada yang lebih memotivasi daripada batas waktu/deadline, terutama ketika banyak hal yang dipertaruhkan.
Menunda sampai anda benar-benar harus membuat perubahan serius yang bisa menguatkan anda, akan memaksa anda untuk fokus dalam jangka waktu yang sangat lama. Hal tersebut lebih efisien dan sebanding dengan pekerjaan yang dilakukan dalam beberapa jam. Saya tidak melebih-lebihkan di sini. Ingat, rata-rata pekerja hanya produktif kurang dari tiga jam per hari.
4. Penunda dapat mengambil keuntungan dari kebiasaan mereka.
Apakah anda ingin tahu sebuah rahasia yang bos anda tidak ingin anda tahu?
Banyak eksekutif dan pemilik usaha yang suka menunda pekerjaannya dan juga suka mengumbar janji yang berlebihan. Mereka tidak mampu menyelesaikan pekerjaan mereka setiap harinya, dan berakhir dengan banyak menunda prioritas juga.
Itulah sebabnya, lebih dari 100 tahun yang lalu, Charles M. Schwab dibayar oleh konsultan produktivitas Ivy Lee yang saat ini mungkin nominalnya sekitar $ 400.000 untuk mengajar eksekutifnya 5 langkah hack produktivitas.
Inilah lima langkah menaikkan produktivitas tersebut :
- Pada akhir setiap hari kerja, mereka menuliskan enam hal yang paling penting yang harus dicapai hari berikutnya. Jangan menulis lebih dari enam tugas.
- Prioritaskan enam hal tersebut dalam urutan tugas paling penting pada urutan pertama.
- Ketika anda tiba pada hari berikutnya, konsentrasi hanya pada tugas pertama.Bekerjalah sampai tugas pertama selesai sebelum pindah ke tugas yang kedua.
- Menjelang sisa hari kerja anda, lakukan dengan cara yang sama.Pada akhir hari, pindahkan setiap tugas yang belum selesai ke daftar baru “enam tugas” untuk hari berikutnya.
- Ulangi proses ini setiap hari kerja.
Anda melihat sesuatu yang menarik? Ini adalah to-do list seharga $ 400.000 untuk eksekutif. Setiap orang pasti pernah suka menunda dan tidak bisa menyelesaikan segala sesuatu yang kita ingin setiap hari. Saya bisa menggunakan sebuah metode produktivitas yang sama dengan diri saya sendiri karena saya sering menunda.
Namun jika dibiarkan, penundaan dapat menyebabkan masalah serius.
5. Penundaan mungkin menunjukkan masalah yang lebih dalam
Ada alasan mengapa hampir secara universal penundaan dianggap sebagai hal yang buruk : Hal ini dapat menyebabkan anda kekurangan uang, dan bahkan kehilangan uang. Tetapi kesadaran untuk tidak menunda lagi bisa membuat anda memiliki keputusan untuk bekerja empat hari dalam seminggu, bukan lima hari. Dengan kata lain, anda membuat upaya bersama untuk tidak melakukan banyak pekerjaan seperti yang anda lakukan sekarang.
Ketika anda merasa hati anda enggan untuk melakukan sesuatu, apakah itu tugas yang anda lakukan setiap hari atau proyek besar yang menghantui anda, cobalah cek apa yang menyebabkan anda merasa seperti itu. Terkadang, anda hanya merasa malas.
Atau, menunda merupakan cara terbaik anda untuk mengatasi stress, dan harus ada sesuatu yang berubah. Hanya anda yang tahu bahwa pekerjaan anda mulai terasa membosankan, atau membuat anda sedih dan frustasi. Satu-satunya solusi adalah kerjakan sesuatu yang berbeda (dan bahkan mungkin pekerjaan yang berbeda).
Mengapa Anda Suka Menunda?
Ingat : Menjadi orang yang suka menunda bukan berarti bahwa anda kurang produktif, hanya saja anda produktif pada istilah anda sendiri. Anda mungkin suka menunda karena anda terlalu optimis dan ambisius. Akibatnya, anda sering berkomitmen untuk mengambil lebih banyak pekerjaan daripada yang dapat dilakukan orang pada umumnya. Saya sering melakukan hal seperti itu.
Tetapi mungkin anda suka menunda karena anda benar-benar stress dengan beberapa aspek pekerjaan. Mungkin anda sudah dicurigai dalam waktu yang lama bahwa pekerjaan anda tidak tepat untuk anda, tetapi atasan anda tidak melihat jalan keluar dari masalah tersebut. Mungkin anda kurang bergaul dengan manajer anda.
Apapun masalahnya, hanya anda yang dapat mengetahui apa yang membuat anda suka menunda, dan apa yang membuat anda produktif. Sangat penting untuk berdamai dengan apa yang membuat anda “ditandai” di tempat kerja dan dalam kehidupan pribadi anda. Dan kemudian membangun rencana action berdasarkan kebutuhan anda.
Jadi, apakah anda positif orang yang suka menunda? Atau anda sekadar malas?