Khawatir kok Dipelihara?
Klik disini untuk melihat di YouTube
Topik saya kali ini adalah : “Khawatir Kok Dipelihara?”
Tahukah anda, sahabat entrepreneur? khawatir itu melelahkan. Membuat diri kita capek. Membuat diri kita lesu, bahkan malas beraktivitas. Bahkan celakanya, kita malas keluar rumah. Bahkan celakanya kita malas bekerja. Malas belajar, malas berpikir,dan akhirnya
khawatir, semakin lama semakin malas. Malas ini kalau dipelihara terus menerus akhirnya menjadi stress. Stress ini kalau terus menerus tidak segera diobati akhirnya menjadi depresi. Depresi ini kalau dipelihara terus menerus akhirnya menjadi sakit jiwa.
Sahabat entrepreneur, rupanya banyak orang sakit jiwa itu awalnya gara-gara khawatir.
Padahal ada sebuah “research” mengatakan, 47% kekhawatiran itu tidak terbukti. Jadi artinya, masih ada 53% memang terbukti. Tetapi artinya apa yang anda khawatirkan belum tentu 100% itu terbukti. Jadi kenapa anda harus menganggap kekhawatiran itu sebagai suatu keyakinan ?
Contoh, anda khawatir hari ini mau hujan. “waduh, kalau hujan lebih baik saya tidak keluar rumah”. Lalu akhirnya ternyata cuma gerimis, tidak hujan. Akhirnya tidak terbukti, bukan?
“Wah, saya khawatir nanti kalau saya keluar rumah jalanan macet”.
Ternyata jalanan juga lenggang, tidak macet. “wah, saya khawatir nanti kalau saya ke rumah konsumen, konsumen saya tidak di rumah”. Ternyata konsumen anda seharian di rumah.
Jadi sekarang sahabat entrepreneur, kenapa khawatir harus dipelihara? “Saya khawatir besok kalau saya mengambil jurusan ini saya tidak bisa naik kelas. ” Adik-adik mungkin. Saya mau tanya, kalau hari ini anda menganggap begini, setiap hari kita ada dua sisi.
Takut-berani.
Khawatir-yakin.
Kemudian, malas-rajin.
Dualisme kehidupan ini tidak bisa kita pisahkan.
Saya mau tanya, kenapa anda hari ini tidak mau menggunakan kekuatan yang sebaliknya? Jadi khawatir, anda gunakan dengan tidak usah khawatir. YAKIN.
Lagipula, hari ini juga kemungkinan 50-50. Kenapa hari ini anda lebih dominan pada rasa khawatirnya? Dan akhirnya rasa khawatir ini tidak terbukti. Memang keyakinan itu juga tidak 100% pasti terbukti. Tapi minimal anda jauh lebih bersemangat. Anda jauh lebih yakin. Anda jauh lebih positif. Anda hari ini jauh lebih semangat. Meskipun tidak 100% berhasil, tapi minimal energi anda seharian itu tersalurkan dengan positif.
Coba kalau anda tidak percaya buktikan kata-kata saya. Seharian anda di rumah, anda tidak usah melakukan apa-apa. Anda seharian tidak perlu berdoa, tidak perlu bersyukur, tidak perlu positif, anda seharian khawatir saja. Percaya kata-kata saya, 2 hari kemudian anda pasti sakit dan demam. Buktikan kata-kata saya. Karena apa? Pikiran anda seperti orang yang otaknya korslet. Dari pagi sampai malam khawatir, takut, cemas, depresi. Intinya semua yang negatif anda kelola. Dan itu melelahkan, sahabat entrepreneur.
Kalau hari ini sebaliknya anda ubah menjadi happy, gembira, bersyukur, bersuka cita, ya kan? Kemudian berpikir positif, mendoakan orang lain sukses, meskipun anda tidak mendapat timbal balik dan respon yang anda inginkan, tapi minimal hari itu anda isi dengan ceria. Anda yang khawatir menonton channel ini pun, ayo coba ikuti kata-kata saya. Mulai sekarang coba tarik mulut anda, tarik keatas, nah, gitu dong.. senyum. Belajar senyum. Bukankah anda sekarang bisa tersenyum ?
hati anda lebih gembira?
hati anda lebih bersuka cita?
Niscaya sahabat entrepreneur, kekhawatiran tidak selalu benar, dan tidak selalu terbukti. Mengapa anda tidak rubah menjadi sebuah keyakinan ?
Sukses untuk anda, salam hebat luar biasa !!