Renungan : Dipecat Apakah itu Musibah atau Berkah?
Renungan : Dipecat Apakah itu Musibah atau Berkah?
\
Klik disini untuk melihat di YouTube
Pada kesempatan kali ini saya akan berbicara sebuah topik yaitu :
“Dipecat, Apakah Itu Sebuah Berkah atau Musibah ?”
Kita perhatikan di media belakangan hampir selama setahun baik itu di sosial media, baik itu di media surat kabar.
Aura negatif tentang pelambatan ekonomi itu menjadi suatu trending topic.
Saya perhatikan banyak sekali manusia Indonesia seperti kehilangan optimismenya.
Mereka tidak jarang yang menghujat, tidak jarang yang berkata negatif, tidak jarang yang mengkritik pemerintahan, tidak jarang yang hari ini mereka selalu berkata yang jarang menggunakan kata-kata positif.
Tidak bisa dipungkiri memang pelambatan ekonomi menimbulkan sebuah imbas, yaitu apa ? PHK massal.
Kita juga melihat banyak terjadi perusahaan-perusahaan besar PHK massal.
Apakah anda salah satu subcriber juga yang merasakan dampak ini ?? Saya tidak tahu.
Tetapi kalau anda salah satu yang merasakan dampak ini, topik saya kali ini ingin menguatkan anda , ingin meneguhkan anda, ingin memberikan anda sebuah harapan bahwa dipecat itu bukan akhir dari segala-galanya.
Di PHK bukan akhir dari segala-galanya.
Justru bisa jadi dipecat atau di PHK merupakan titik tolak awal perubahan kesuksesan hidup anda.
Saya akan membagikannnya dengan sebuah cerita.
Ini adalah sebuha kisah nyata, tapi saya samarkan dengan sebuah nama, Mr. Budi.
Jadi Mr. Budi ini ceritanya dia menjadi seorang cleaning service di sebuah perusahaan yang sudah cukup besar.
Perusahaan tersebut memperkerjakan cleaning service dengan menggunakan sistem kontrak.
Dewasa ini banyak perusahaan menggaji dengan sistem kontrak atau menggunakan sistem outsourching.
Mungkin bagi sebagian besar orang di muka bumi ini bukan hanya di Indonesia, hampir 95% orang kalau mendapatkan pekerjaan itu merupakan sebuah berkah.
Dia mungkin berkerja sebagai seorang karyawan adalah sebuah berkah baginya.
Dari situ dia bisa melangsungkan kelanjutan hidupnya.
Dia bisa menerima gaji, dia bisa mendapatkan penghasilan, itu sesuatu yang tidak ada yang salah.
Tetapi apabila suatu hari yang dikhawatirkan oleh semua karyawan di muka bumi ini yaitu perusahaan bangkrut, perusahaan tutup, dan akhirnya sampai dipecat.
Apakah itu adalah musibah ?? atau sebaliknya adalah sebuah berkah ??
Disini saya akan membagikannya dengan sebuah contoh tadi, yaitu si Budi.
Budi bekerja menjadi seorang cleaning service di perusahaan yang besar.
Si Budi cukup lama bekerja sebagai cleaning service.
Tapi apa mau dikata, perusahaannya terpaksa terkena perampingan karyawan, dan akhirnya si Budi ini terpaksa harus kehilangan pekerjaan.
Dan di saat kehilangan pekerjaan ini, jumlah pesangonnya tidak sebanding dengan apa yang sudah dia kontribusikan.
Mungkin bagi sebagian besar orang ini adalah sebuah musibah.
Apakah si Budi sedih ?? Pasti sedih.
Orang sudah terbiasa kerja dari pagi sampai sore.
Bekerja mungkin 2 shift, tapi tiba-tiba harus dipecat.
Ini merupakan sebuah fenomena yang sangat memilukan hati.
Apalagi si budi sudah memiliki seorang istri, dan 2 orang anak.
Bagaimana kelangsungan hidup keluarga kecilnya kalau seandainya dia harus dipecat dari sebuah perusahaan??
Bagi anda para subscriber yang menonton channel ini, kalau anda yang pernah dipecat anda pasti mengalami masa-masa seperti ini bukan??
Ini adalah sebuah problem yang harus diselesaikan.
Tapi untungnya si Budi memang dia adalah orang yang optimis, dia bukan orang yang selalu menyalahkan keadaan, bukan orang yang selalu menyalahkan perusahaan, dan juga bukan orang yang selalu menyalahkan situasi dan kondisi yang tidak ideal.
Nah, si Budi akhirnya memutuskan untuk bangkit dari keterpurukan, bangkit dari kesedihannya.
Dengan cara apa ?? dengan menggunakan sisa uang pesangonnya untuk mulai berdagang tomat.
Jadi si Mr. Budi ini dia berdagang tomat.
Awalnya dia mulai menawarkan tomat ini ke teman-temannya,
“ayo beli tomat, beli tomat..!”. Awalnya dari satu kresek ia jualan habis.
Ketika dia jualan habis, sisa keuntungannya dia gunakan untuk sebagian biaya hidupnya, tapi sebagian lagi karena dia masih punya sisa uang pesangon jadi biaya hidupnya untuk bisa bertahan.
Yang kedua, akhirnya dia mulai sisa keuntungannnya bukan digunakan untuk berfoya-foya, tapi dia belikan tomat yang lebih banyak. Jadi kalau satu hari pertama 1 kresek, besoknya 2 kresek.
Dan semakin lama semakin besar, semakin lama semakin banyak.
Tidak dirasa hampir selama sebulan dia berdagang, sekarang dagangannya sudah menjadi
10 kresek. Darisitu setiap hari tomat ini rupanya menjadi suatu kebutuhan.
Saya percaya, tomat itu buah atau sayur yang cukup sehat. Dan semua orang juga sudah tahu, dan dia mulai berdagang tomat disitu.
Lambat laun, pelan dan pasti tidak terasa dagangannya sudah menjadi satu truk kecil.
Karena satu truk kecil ini akhirnya dia mulai bisa membeli mobil. Mobilnya untuk berdagang tomat di pinggir jalan.
Awalnya Cuma keliling menggunakan sepeda, tapi lama-lama dia gunakan keuangannya untuk bisa membeli colt/truk kecil.
Lambat laun dari hasil dagangannya tersebut, kondisi keuangannya semakin membaik.
Dan yang pasti dia memisahkan antara keuangan dengan dia memisahkan juga untuk menambah modal usahanya.
Bukan cuma semata-mata mengambil keuntungan untuk memenuhi kebutuhan atau kesenangan pribadi.
Anda bisa baca pada artikel saya yang lain, bagaimana anda harus memisahkan modal kerja dengan keuntungan yang anda gunakan untuk biaya hidup anda.
Si Budi dasar orangnya hemat, dia tidak pernah sekalipun menambah fasilitas.
Tapi dia cuma gunakan sesuatu yang bisa membuat modal kerjanya semakin bagus.
Lama-kelamaan, akhirnya Si Budi tidak terasa, bahkan dalam waktu kurang dari satu tahun dia bisa memiliki toko sendiri.
Ini awalnya dari kisah seorang karyawan yang dipecat. Tidak lama kemudian dia menjadi seorang pedagang tomat yang paling besar di kotanya.
Bahkan boleh dikatakan dia pemasok tomat di kota-kotanya yang didistribusikan ke toko-toko kecil yang akhirnya menjadi pedagang asongan di pinggir jalan.
Awal seperti kisahnya dia dahulu. Kisah Budi ini adalah sebuah kisah nyata yang mana banyak menginspirasi para pedagang kecil atau para UKM atau para start up yang ingin memulai usaha tapi terlalu banyak ketakutan.
Sekarang saya mau tanya, seandainya hari itu si Budi tidak dipecat, bagaimana nasibnya Budi 5 tahun kemudian??
Saya percaya dia masih menjadi seorang karyawan. Mungkin bukan cleaning service lagi, tetapi mungkin kalau tidak ada lowongan mungkin dia tetap menjadi cleaning service tapi sekarang menjadi Kepala Cleaning Service.
Dan apakah cleaning service bisa mempunyai toko ?? Apakah hari ini cleaning service bisa memasok barang sebegitu besar ?? Saya kok jarang mendengar ceritanya.
Apakah bisa memiliki mobil ?? Tidak jarang mereka seumur hidup masih menaiki sepeda, belum sampai memiliki mobil.
Tapi gara-gara dipecat, si Budi hari ini merupakan sebuah berkah untuk dia merintis usahanya menjadi besar.
Momentum ini, dimana keadaan ekonomi sulit, resesi, PHK dimana-mana, jangan dilihat aura negatifnya. Tapi jadikanlah ini sebagai momentum untuk memperbaiki perekonomian anda dengan wirausaha yang mandiri.
Di distribusi.net, disitu saya menyediakan sebuah cara untuk anda yang ingin memulai usaha.
Bagi yang tidak punya produk maupun yang sudah punya produk.
Disitu saya memberi banyak tips, sehingga bisa memberikan anda harapan-harapan yang baru.
Semoga para subscribers setia di channel SB30, dari kisah si Budi ini anda bisa terinspirasi bahwa dipecat bukan akhir dari segala-galanya.
di-PHK bukan akhir dari segala-galanya.
Siapa tahu di-PHK dan dipecat merupakan awal titik tolak keberhasilan, kesuksesan bisnis dan keluarga anda.
Semoga cerita ini menginspirasi, sukses untuk anda, selamat memulai usaha anda.
Salam Hebat Luar Biasa .. !!